7. Home

202 13 0
                                    

Elmeira akhirnya keluar dari rumah sakit. Gadis kecil itu terlihat sangat bahagia sekali karena akhirnya ia bisa jalan-jalan.

"Appa! I wanna ride my bibi!" seru El,

"Bibi? What is that?" tanya Wonwoo tidak mengerti,

"My bicycle! Appa, are you don't know about that?" ujar El dengan nada yang terdengar kecewa,

"Hm?! A-aniya. I know. Appa neun geunyang itda," elak Wonwoo melirik gadis kecilnya lewat spion mobil.

"Liar! It's okay if you don't know about that. I never tell you too," cibir Elmira,

"Yah! Appa arra! I know all of the things about you. Don't underestimate me. Don't you believe me?" balas Wonwoo,

"Hah.. Alright, I do, Appa," ngalah El,

"Aigoo.. lihatlah pria tua satu ini," cibir Bohyuk yang sedang menyetir dengan suara pelan, namun ternyata masih dapat di dengar oleh Wonwoo.

Wonwoo memukul perut Bohyuk pelan. "Nyetir saja yang benar!" ujar Wonwoo.

"Appa! Don't hit other people! That's not the right things to do!" tegur El. Bohyuk baru saja ingin membuka suaranya, namun langsung di bungkam oleh Wonwoo. "No, honey. We're just joking, right?" ucap Wonwoo sembari menatap Bohyuk dengan tatapan mematikannya.

"Eo-eoh, kita hanya bercanda. Candaan orang dewasa memang terkadang sering di salah artikan, haha," ujar Bohyuk,

"Tapi El tidak boleh melakukannya dengan teman El, arra?" ujar Wonwoo,

"Wae? Appa dan samcheon boleh, mengapa aku tidak?" tanya El,

"Karena Appa dan samcheon sudah dewasa," balas Wonwoo,

"Arraseo."

***

Sesampainya di rumah, Elmeira hendak berlari ke arah tempat sepedanya terparkir, namun aku langsung menahannya dengan menggendongnya dengan sebelah tanganku. Gadis kecil ini benar-benar. 

"Appa!! aku ingin naik bibi!!!" protes El dalam gendonganku,

"Andwe! kau baru sembuh. Tunggu seminggu dulu baru boleh main lagi," ucapku,

"Ah!!! i wanna ride bibi!!!!" marahnya,

"Appa janji senin depan, kau boleh bermain sepuas mu. Tapi saat ini kau harus istirahat dulu," aku berusaha bersabar karena El terus saja merengek dalam gendonganku. Jika aku tidak memegangnya erat, ini bisa sangat berbahaya.

"Shireo!!! itu terlalu lama!!! APPA!!!" marahnya semakin menjadi-jadi. Ya tuhan.. siapa yang mengajarkannya teriak-teriak seperti ini. Entah mengapa aku menjadi kesal dan hilang kesabaran. 

Aku membawa El ke kemar dan mendudukkannya di tepi kasur sambil menahan kedua lengannya. El menatapku dengan tajam.

"Apa El akan terus seperti ini? eoh?" tanyaku dingin. Aku sebenarnya tidak tega memarahinya, tapi jika di biarkan. Aku tak ingin putriku menjadi anak yang tidak memiliki sopan santun.

"Apa seperti itu cara menatap pada orang yang lebih tua? eoh?" tanyaku lagi masih dengan nada dingin. Putri ku terlihat ingin menangis. Ya tuhan aku jadi tidak tega. Appa mianhae, tapi putri appa harus menyadari kesalahannya.

My Angel || Jeon Wonwoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang