Pulang

1K 108 15
                                    

Hallo! sebelum kalian membaca ini, saya ingin mengingatkan terlebih dahulu ya.. 

Cerita ini baiknya dibaca oleh kalian yang sudah dewasa, tapi saya tahu juga kalian yang masih cimit umurnya pasti akan tetap baca juga wkwkwkwkwk

Jadi pesan saya, tolong bertanggungjawab pada pilihannya ya! enggak ada yang memaksa kalian untuk baca cerita cabul ini (jangan berharap banyak sama adegannya tapi ya!), sudah ada peringatannya juga. Jadi silakan ambil sikap sendiri^^ 

Terima kasih semuaaaa!!


.

.

.

.

.

Menggenggam botol yang tinggal berisikan seperempatnya saja, Jeon Jeongguk bersandar pada meja tinggi yang dipenuhi gerombolan dengan urgensi duniawi. Mereka saling membelit, menggoda satu sama lain dengan kata-kata murah dan sepenuhnya menyerah pada topeng palsu untuk bersosialisasi. Seorang gadis dengan gaun pundak terbuka berwarna merah muda mendekat padanya, dengan percaya diri melingkarkan lengannya yang memiliki aroma vanila pada leher Jeongguk, bersandar penuh dan berusaha menggoda. Parfum mahal yang ia gunakan menempel erat pada jaket Jeon Jeongguk, membuatnya sedikit muak dengan aroma manis yang kelewat batas. Mengganggu.

Dua puluh lima menit yang lalu, rasa penasaran Jeon Jeongguk meningkat terus menerus seiring waktu secara signifikan setelah seseorang dengan kemeja satin kebesaran (jelas terlihat bahwa itu dua ukuran lebih besar dari seharusnya) menarik perhatiannya.

Kim Taehyung (atau seseorang yang diyakini Jeon Jeongguk sebagai Kim Taehyung), anak pemilik toko peralatan memancing terbesar di kota mereka, masuk dengan malu-malu digandengan temannya. Terlihat ragu-ragu dan terus menyentuh belakang lehernya. Mau tidak mau, membuat Jeon Jeongguk terus mengawasinya.

Kota mereka tidak terlalu besar, kemungkinan untuk mengenal seluruh warganya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Meski tak pernah bertegur sapa sebelumnya, Jeon Jeongguk bahkan bisa mengenali anak remaja itu sedari dia tiba. Taehyung punya tubuh ramping yang tidak terlalu tinggi, terkesan kurus dengan pergelangan tangan yang kecil. Anak laki-laki itu punya kebiasaan tertawa dengan matanya, terlihat ceria. Dalam lingkaran pertemanannya sendiri, gosip tentang anak pak Kim yang manis dan punya kepribadian baik berulang kali santer terdengar. Secara hiperbola, nama Taehyung pada tiap rantai kata saja sudah sangat cukup untuk jadi pemancing utama. Primadona.

Melirik dari tempat dimana dia berada, Jeon Jeongguk yang tiba-tiba saja memiliki perasaan tidak masuk akal seperti sesuatu bahwa ia memiliki tanggung jawab akan remaja tanggung yang sedang diajari menari itu menghalau wajah wanita yang berusaha mencumbunya, menimbulkan kerutan penuh rasa keberatan dari gadis yang berlalu sembari menghentakkan langkahnya. Tersinggung. dan Jeongguk jelas tidak peduli.

Mengamati secara terang-terangan, Jeon Jeongguk dapat melihat bahwa seseorang yang tadi menggandeng Kim Taehyung masuk kini mengangkat kedua tangan anak laki-laki yang tertawa itu tinggi-tinggi, membimbing dia untuk menari dan memutar tubuhnya. Jeon Jeongguk terkekeh, menikmati bagaimana Kim Taehyung nampak menyukai pengalaman barunya. Berkelakar sembari menggoyangkan pinggangnya canggung, amatiran. Beberapa kali, dilihatnya anak laki-laki itu mengernyit tidak nyaman, mendekat dan berbisik pada kawannya saat dirasa seseorang tengah mendekati dia. Menggemaskan. Terlalu naif untuk lantai dansa yang jelas mencari mangsa, panas dan selalu naik tensinya.

Selama beberapa waktu, yang dilakukan Jeon Jeongguk malam itu hanya terus menggoyang botol-botol baru dan mengawasi anak itu, menertawakan tingkah polah amatiran yang nampak bergoyang riang, juga beberapa hidung belang yang sengaja menabrakkan badan. Berpura-pura melakukan kesalahan untuk sekadar bisa mengajak anak itu bergoyang. Sayang sekali bahwa seorang pria lain yang mengajak anak itu kemari tak cukup peka, hampir hilang dan tertelan pada kesenangan pribadinya.

TipsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang