; tujuh

1.3K 186 6
                                    

Hari ini hujan, dan dengan entah bagaimana caranya, secara tiba-tiba Chris ada di dalam apartemen Minho.

"Lo masuk dari mana deh?"

"Balkon lo nggak ditutup,"

"Emang nggak ada yang liat?"

"Nggak, gue nggak keliatan di kamera," balasnya.

"Kok lo nggak basah?"

"Ada deh.."

Minho mengangguk pelan, lalu beranjak ke dapurnya untuk membuat cokelat panas.

"Lo kesini mau ngapain?"

"Minta makan," jawabnya.

"Makan? Darah?" tanya Minho tanpa menatap lawan bicaranya.

"Iya," jawab Chris sembari melingkarkan tangannya di pinggang Minho.

"Tar dulu, gue minum dulu," ucap Minho sembari menahan kepala Chris yang kini mengusak lehernya.

Chris terkekeh lalu mengecup permukaan leher Minho.

"Adek lo ditinggal sendiri?" tanya Minho.

"Nggak, tadi lagi main, belom pulang juga dianya, yaudah gue ke sini,"

Minho membalas dengan anggukan pelan lalu berjalan ke ruang tamu apartemennya.

Ia mendudukkan diri di sana dan kemudian menyesap cokelat panas di dalam gelas pada genggamannya.

"Jangan banyak-banyak, besok gue mau main," ujar Minho begitu Chris mengendusi lehernya.

Chris terkekeh singkat kemudian mempersiapkan taringnya dan segera menggigit leher Minho.

Chris tak tahan, aroma tubuh Minho saja sudah memabukkan, apa lagi darahnya.

Chris suka.

Suka bagaimana sensasinya ketika darah Minho mengalir perlahan di kerongkongannya, membuat dirinya hampir kehilangan kendali, saking nikmatnya rasa darah Minho.

"Chris.."

Dan panggilan lirih yang barusan terdengar adalah tanda jika Minho-nya mulai merasa pusing.

Iya, Minho-nya.

"Shh.. Sorry sorry.. Kebanyakan ya?"

"Dikit.. Masalahnya Chris, badan lo berat, mana lo nindihin gue lagi.." protes Minho.

Chris tertawa, ia kira kenapa, taunya Minho megeluhkan soal posisi mereka.

"Duh, iya iya maaf.. Mau ganti posisi?"

"Nggak deh.."

"Boleh lanjut nggak nih gue?" tanya Chris.

"Dikit lagi aja,"

Mendapat jawaban seperti itu tentu saja membuat Chris bersemangat.

Darah Minho seakan menjadi candu baginya. Ia tidak bisa lepas, rasanya begitu memabukkan.

- Vampire -

"Jadi sebenernya gue masih penasaran, tujuan lo ke sini selain mau makan apa lagi?" tanya Minho.

"Ya mau nduselin pacar gue lah, ngapain lagi?"

"Chris, sumpah.. Emangnya lo ga ada tugas gitu?"

"Gue nggak peduli sih, tinggal tanya lo,"

"Beda jurusan Christopher!" balas Minho sembari memukuli lengan Chris.

"Aduh, iya iya, tapi kan pasti matematikanya sama,"

"Lo anak ipa, matematikanya lebih banyak dan nggak masuk akal, gue nggak paham!"

Chris lagi-lagi tertawa, membuat Minho bingung, kenapa akhir-akhir ini kekasihnya itu sering tertawa?

"Lo kenapa ketawa terus sih?" tanya Minho kemudian.

"Nggak tau, lo lucu,"

"Dari mananya coba? Changbin aja bilang gue galak, dan lo bisa-bisanya bilang gue lucu?" tanya Minho tak habis pikir.

"Apa yang gue sama Changbin liat itu beda. Changbin liat lo sebagai temen dia dari kecil, sementara gue liat lo sebagai pacar gue, ya jelas beda lah sayang.."

Wajah Minho memanas mendengar jawaban yang keluar dari mulut Chris, sementara Chris kembali tertawa sembari memeluk Minho dengan erat.

Gemas dengan kekasihnya itu.

"Hngg! Chris! Gue ga bisa napas elah!" teriak Minho, dan lagi-lagi Chris tertawa.

"Chris!"

"Iya iya maaf Inoo.."

Dan sepanjang hari itu dihabiskan dengan cuddle dan godaan yang Chris ucapkan pada Minho.

-

To Be Continued

[May 08, 2021]

Vampire • Banginho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang