Aron kini tengah menata barang-barangnya di homestay barunya.
Masih terlalu dini baginya, untuk membeli sebuah rumah atau apartemen.
"Hosh.. sudah selesai semua."
Aron memandang sejenak keadaan homestay nya yang baru rapi bersih sesuai apa yang dia harapkan
"Mungkin jika Arel ada disini aku tidak akan terlalu lelah."
tidak, apa yang kupikirkan.
"Tiba-tiba saja aku merasa kesal, menyebalkan! Baiklah mari membeli kopi untuk memperbaiki mood!"
Setelah sedikit bersiap, Aron berjalan menuju kafe yang tak jauh dari tempatnya.
Ia sempat melihatnya saat perjalanan menuju homestay.
"Sudah kuduga, dalamnya juga menarik."
Puas memandangi bagian dalam kafe, Aron memilih duduk di salah satu kursi di sana.
Tak lama pelayan datang menghampirinya.
"Selamat datang tuan, silahkan anda memilih menu yang kami sediakan." Pelayan itu memberikan buku menu padanya.
"Ya, aku hanya akan memilih sebentar jadi tunggulah!" Aron lalu mulai membolak-balikkan buku menu itu, mencoba menemukan minuman yang cocok.
"Sweet latte & hot chocolate 1." Setelah mencatat pesanan pelayan segera kembali membawa buku menu.
Tak lama, pesanan pun datang.
"Silahkan dinikmati.." Aron hanya tersenyum seadanya, dan pelayan segera pergi.
Aron mulai menikmati minumannya, tanpa tahu bahwa seseorang sudah mengawasinya sedari tadi.
"Ya tuan, dia baru saja tiba di sini."
"Bagus, hanya awasi dia saat keluar. Jangan lakukan hal yang mencurigakan!"
"Baik."
....
Kini Arel sedang berbelanja barang kebutuhan. Tentu saja Rea sudah memberikan alat pelacak padanya. Dan Arel tidak mengetahuinya.
"Hmm.. merk ini memang terkenal, namun yang satu ini rasanya lebih tajam. Baiklah, ambil yang ini saja!"
Arel mulai memasukkan berbagai macam kebutuhan rumah. Entah bahan dapur, alat kebersihan, alat mandi, bahkan sesuatu yang dirasanya menarik.
karena Rea hanya menyuruhku berbelanja tanpa perlu memikirkan uangnya, maka akan kugunakan sepuasnya, haha!
Kini Arel sedang berada di koridor camilan. Suasananya sedikit sepi, karena tempatnya ada di pojok.
"Yosh! Akhirnya aku bisa membeli camilan kesukaanku setelah sekian lama!"
Arel pun tanpa ragu memasukkan makanan ringan kesukaannya, namun pada saat ia tiba di tengah koridor. Seseorang nampak mencurigakan baginya.
"Ini hanya perasaanku saja, atau memang orang itu melihatku sedari tadi?"
Tentu Arel tak bodoh untuk keluar begitu saja, ia sudah memakai masker sedaritadi. Takut-takut kalau ada orang dari rumah bordil yang mengenalinya.
lebih baik aku putar arah saja
Segera Arel memutar arah dan membawa troli penuh barang itu menuju kasir. Untungnya ada kasir yang kosong pengunjung, jadi ia tak perlu repot-repot mengantri.
Saat Arel menoleh ke belakang, ia terkejut karena lelaki itu ternyata ikut berbaris di dalam antrian. Berjarak 1 orang, karena seseorang segera menuju antrian kasir di belakang Arel.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Gigolo So Cute
RomanceArel, lelaki berumur 20 tahun yang memiliki kecantikan di atas rata-rata. Membuat setiap perempuan iri ketika melihatnya. Para lelaki pun bisa terpesona dan lupa akan orientasinya. Namun, di suatu malam. Saudara kembarnya Aron. Menjualnya pada kena...