Secangkir Kopi Untuk Hari Ini

8 0 0
                                    

Hari ini gue harus kerja extra di cafe karena partner gue ijin buat seminar. Gue yang biasanya cuma kerja selama 3 jam sekarang 6 jam, dan disinilah gue berakhir dengan tugas untuk menutup cafe berdua dengan kak yuta, partner kerja gue yang lainnya.

"Ryu!"

"Yes kak atuy?"

"Nyokap gue telfon katanya pinggang dia kumat, gue balik duluan gapapa? Kerjaan gue udah semua kok. Itu piring di belakang udah bersih kinclong tinggal lo cek ulang aja" ucap kak yuta panjang lebar.

"Santai kak, nyokap lo lebih penting. Salam ya buat beliau"

"Siap. Salam doang nih? Tempelnya ga ada?"

"Malu dong sama umur, masa minta ke yang muda mulu lo"

"Cabe banget mulut lo. Udah ah, bye beb"

"Bebek kali ah gue"

Selepas kak yuta benar-benar menghilang dari pandangan gue, sekarang gue merasa lonely. Jadi gue putuskan untuk nyalain musik keras-keras biar gue ngga takut gitu soalnya masih ada meja yang harus gue bersihin.

Pas gue udah selesai dengan semua tetek bengek yang ada dan cape banget gue putuskan untuk duduk terlebih dahulu dan menghidangkan secangkir kopi untuk gue sendiri. Ya ceritanya self reward and chill gitu. Iya chill banget sebelum tiba-tiba lonceng pintu depan bunyi lagi menandakan ada pelanggan padahal gue jelas-jelas udah ganti tanda open jadi close kok.

And you know who's coming?

"Dek, udah selesai?"

"Lah, bang doy ngapain?" Iya, itu bang doyoung yang dateng. Selepas tragedi kita ketemu pertama kali itu yang unpredictable, kita jadi lumayan deket sih. Ini gue doang yang ngerasa atau bang doy emang lagi modus gue mah seneng-seneng aja, orang ganteng, pinter, gue sia-siain ya goblok banget.

"Disuruh taeyong jemput kamu"

"Kenapa ngga bang taeyong sendiri aja yang jemput?"

"Masih ada urusan dia, aku yang lagi senggang. Itu kopi kamu?" Sambil mengarahkan dagunya ke secangkir kopi panas yang emang sengaja gue buat tadi buat nyante.

"Iya bang. Abang mau dibikinin juga?"

"Ngga usah, ini aja" dan guepun melotot, ya iyalah itu bekas bibir gue coy.

"Bang! Itu kan bekas aku ih, aku bikinin yang baru aja"

"Ini aja, justru rasanya lebih enak"

"Tapi itu bekas bibir aku yang buat minum bang doy"

"Emang kenapa?"

Tanpa sadar muka gue memerah, ya gimana ditanya begitu. Mana bang doy kalau ngeliatin kaya ngajakin berumah tangga gitu.

"Ngga usah salting, baru bekas bibirnya yang aku tempelin. Belum bibirnya langsung" dia ngucap gitu sambil ngacakin rambut aku?

And you know what's happen to me then?

Kejang dalam hati. Anjir ini orang ngapain sih.

"Udah sini, mau aku cuci cangkirnya. Trus pulang deh, udah cape"

"Mau dipijetin ngga, dek?"

"NGGAK!"

"Galak banget, kenapa sih? Makin gemes loh" sambil ngeluarin senyum smirknya.

"BANG!"

"Iya.. iya, ayo cepet. Keburu malem banget"

Akhirnya gue sama bang doyoung pulang dalam keheningan dan sibuk dalam pikiran masing-masing.

---------------------------

Author note :

Gue ngetik apaan si? Ngetik sendiri senyum-senyum sendiri.

Ada yang mau ditanyakan sejauh ini tentang keabsurdan cerita yang gue bikin?

TEMEN ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang