Air hangat mungkin bisa membantu meringankan segala penat ditubuh Lee Jaemin, sejujurnya yang Jaemin inginkan hanya hidup damai bersama anaknya, bekerja, mengurus rumah, mengantar Jisung ke sekolah, hanya hal sederhana seperti itu.
Tapi jika tidak ada hal serumit ini mungkin ia tidak akan mengetahui bahwa Jeno masih hidup, sesuatu yang patut disyukuri bukan ? Ia hanya tinggal membantu Jeno mengembalikan ingatannya, dengan begitu keluarga mereka bisa berkumpul kembali, Jisung mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya, ia juga tidak akan merasa iri pada teman temannya yang memiliki keluarga lengkap.
dengan berbalut bathrobe dan rambut hampir kering, ia melihat sang buah hati terduduk murung diatas ranjang
"Jisung kenapa nak ?" Tanya nya dengan lembut
"Aku rindu daddy bun, 2 minggu lagi ulang tahun ku yang ke tujuh, tapi aku ingin bertemu daddy sekarang"
Sudah menjadi kebiasaan selama 6 tahun, Jisung pasti pergi ke rumah abu daddy nya, merayakan ulang tahun sekaligus peringatan kematian, tapi kali ini Haruskah Jaemin membawa anaknya ke rumah abu ? Sedangkan ia tau Jeno masih hidup, atau apakah ia harus membawa Jisung untuk menemui Alex, tapi pria itu belum sembuh total
"Jisung pasti bertemu daddy, sabar ya nak" ucap Jaemin sembari memeluk Jisung
Soal sekolah Jisung, Jaemin memutuskan untuk melakukan home schooling sampai situasi membaik. Jaemin cukup trauma setelah kehilangan Jisung kemarin, terlebih Renjun belum diketahui keberadaannya, untuk berjaga jaga agar pemuda itu tidak mengganggu anaknya lagi
>>>>><<<<<
Disebuah balkon, seorang pria tengah duduk menatap langit malam dengan segelas wine di tangan, pikirannya masih sibuk menyusun semua memori yang muncul tak beraturan, sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, tapi ia juga harus menjaga dirinya agar tidak pingsan kembali.
Satu teguk wine ia nikmati, Hingga suara pintu tertutup mengalihkan atensinya, dan menyadarkan lamunannya
"Apa rencana mu berhasil mengecohnya ?"
Dengan tatapan marah, ia berdiri memecahkan gelas ditangannya, dan menghunuskan bagian tajam dari sisa gelas tersebut kearah orang yang baru saja masuk ke kamarnya
"Mau apa kau kemari ??" Gertaknya
"Hey sabar Alex, kita masih tetap pada rencana bukan ? Kau sepupu ku, kau harus ingat janji mu kalau kau akan membantuku"
"Janji apa yang kau maksud, setelah kau hampir membunuh anak kecil itu, kau berharap aku membantu mu lagi ? Tidak Renjun, cukup sudah kau menganggu kehidupan mereka" bentak Alex
"Kau adalah Alex, kau harus menepati janjimu !!"
"Persetan dengan nama Alex, aku adalah Jeno, katakan padaku, nama ku adalah Jeno, benar ?"
Pemuda bernama Renjun itu hanya diam dan terkejut, apa benar pria dihadapannya ini sudah.... ah tidak, dia amnesia bukan ? Dia pasti berhalusinasi
"Aku mengingat masa lalu ku, istriku dan calon anak ku pada saat itu, aku adalah Jeno Lee"
"Kau bukan Jeno Lee !!!! Kau Alexander !!!" Bentak Renjun
Namun pria blonde itu langsung merapatkan Renjun ke dinding dengan cengkramannya ia mencekik leher pemuda tiongkok itu
"Aku Jeno Lee, aku Jeno !!! Lee Jaemin istriku, dan Lee Jisung anak ku, karena kau menyembunyikan identitasku, aku harus menelantarkan mereka selama 6 tahun, istriku yang berjuang sendiri dan anak ku yang menjalani status sebagai anak yatim"
"Aaghhh k-kau Alex, kau b-bukan Jeno uhuk... Jeno sudah mati !!!" Ucap Dengan nafas tersengal karena cekikan tangan Alex
"Cukup !!! Kau mengatakan Jeno sudah mati, padahal aku masih bernafas dihadapan mu, cukup sudah dengan semua permainan bodoh mu dan ikut aku ke kantor polisi"
Baru saja pria blonde itu akan menggiring Renjun, tanpa ia sadari satu botol kaca sudah mengayun dan menghantam kepalanya
"Aaghhh !!! A-apa yang kau... ?!!"
Alex merasakan sesuatu mengalir dibagian belakang kepalanya, dan benar saja, tangannya berubah menjadi merah karena darah
"Kau berani melawan ku hm ? Benar kau adalah Jeno, tapi tidak lagi, tidak ada Jeno atau Alex lagi, akan ku pastikan Jaemin tetap memperingati kematian mu seumur hidupnya. Dan kau selamat menikmati detik detik kematian mu yang kedua kalinya"
Alex berusaha bangkit dan melawan Renjun, namun sayang, kekuatannya semakin melemah, Renjun meninggalkannya.
Sekarang tinggal ia sendirian meringis sakit, matanya mulai berkunang kunang, ia harus bertahan sedikit lagi dan harus menelepon layanan darurat 119 untuk dirinya sendiri, yang ia ingat saat ini hanya Jisung dan janjinya pada Jaemin, ia sudah berjanji tidak akan meninggalkan Jaemin lagi
"Halo.. hal darurat apa yang anda alami ?"
"T-tolong k-kirimkan ambulan untuk ku, seseorang memukulku dan kepala ku berdarah, aku mohon cepat !!"
Alex memberikan alamatnya dan memberikan nomor Jaemin agar pihak 119 dapat meneleponnya, semuanya lancar dan ia langsung menutup sambungan telepon, ia tidak boleh terpejam, ia harus tetap bangun dan tetap bernafas, karena ia takut jika ia terpejam, ia tidak akan bangun lagi.
>>>>><<<<<
Tepat pukul 1 dini hari Alex tiba dirumah sakit dan langsung mendapat pertolongan, perawat menahan darah dikepalanya dengan kain, sementara ventilator sudah dipasang untuk membantu pernafasannya, matanya masih terbuka, meski sesekali ia hampir terpejam karena rasa kantuk dan sakit
Sedangkan Jaemin, yang hanya memakai hoodie dan celana piyama hitamnya, juga telah tiba dirumah sakit, dan meninggalkan Jisung yang tengah tertidur dengan penjagaan yang sangat ketat
Jaemin hanya bisa menunggu sembari berharap harap cemas, dan tentu saja berharap bahwa pria itu akan selamat, Jaemin sendiri belum mengetahui penyebab kenapa Alex tiba tiba seperti itu, namun ia telah menelepon polisi untuk menyelidiki apa yang terjadi dirumah Alex
Cukup lama Jaemin menunggu hingga akhirnya, dokter keluar dari ruang ICU tempat Alex dirawat, pernyataan dokter membuat Jaemin bersyukur karena pria itu masih selamat karena tindakan cepatnya menghubungi 119, namun disisi lain ia harus menghadapi kenyataan pahit, jika Alex kembali memaksa ingatannya, dapat dipastikan ia akan mengalami amnesia permanen, hal itu disebabkan karena benturan yang dialami pria itu membuat cedera yang sudah ada semakin parah dan akibat fatal nya, Alex bisa mengalami kerusakan otak, jadi jika Alex mengalami amnesia permanen selamanya ia tidak akan mengingat baik dirinya sendiri, Jaemin ataupun Jisung
Hanya tangis yang dapat Jaemin rasakan saat melihat suaminya terbaring lemah dengan perban di kepala
"Jeno... Aku merindukan mu, sangat merindukan mu, kau sudah meninggalkan ku, aku mohon jangan pergi lagi" ucap lirih Jaemin sembari menggenggam tangan pucat itu
"sebentar lagi ulang tahun anak kita, sembuhlah Jeno, demi Jisung"
𝓣𝓸 𝓫𝓮 𝓬𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮
KAMU SEDANG MEMBACA
The Foreign [NoMin]
Fantasy(Yes Boss ! - Sequel) Manusia memiliki 7 kembaran di dunia ? Benarkah ? •NOMIN AREA •BXB •MPREG •MATURE CONTENT