the opening chapter with 'GRANRODEO - CAN DO' as a song to enjoy with, the iconic kurobas opening. Let's begin.
.
.
High Toss!
.
.
"Satu putaran lagi!"
Tiupan peluit mengudara, lantang dan mantap, derap langkah dari sepatu - sepatu yang membentur aspal dengan ritme lari yang berbeda menyambut setelahnya. Tawa menyingsing bersamaan dengan kicau burung nuri yang hingga di salah satu pohon apel yang tumbuh besar di pinggir jalan, beberapa saling mendorong dengan candaan di antara mereka. Satu orang sibuk dengan dendangan musik yang berdentum memakai volume yang hampir memekakkan telinga pada earphone yang menyumpal kedua telinganya. Berlari sedikit lebih santai dari teman satu klubnya yang terlalu berambisi dan berisik. Jaket parasut dengan warna merah serta hitam terbelah dua atas dan bawah, celana training hitam yang dihiasi garis sepanjang sisi kakinya berwarna putih. Karakter hangul yang dieja 'Busan Eagle' dengan sebuah quote di bawah, tepat di tengah punggungnya bertuliskan 'Jump higher to touch the clouds!'. Atribut umum klub basket sekolah, berbeda dengan kebanyakan teman klub yang lebih memilih memakai kaus oblong dan celana training.
"Jaehyun - ah." Tanpa menoleh ia memanggil seseorang yang berlari sedikit di belakangnya, suaranya dalam namun menenangkan. Ia memang sengaja berlari lebih lambat karena seseorang. "Apa lututmu tidak sakit?"
"Eh?" Yang ditanya tampak terkejut, kedua iris coklatnya sedikit terbelalak. Kilatan emas melintas di iris yang bagaikan coklat leleh itu akibat pias sinar matahari yang bersinar terik di atas kepala mereka. Lari satu putaran, ini adalah putaran ke lima mereka sejujurnya, di siang bolong membuat seluruh pori - pori kulit terasa terbakar, keringat gampang keluar dan kepalamu terasa seperti menjadi arang bakar. "A- aku tidak apa - apa, Sunbaenim!"
Ditanya oleh seorang senior yang ia masih sangat canggung meskipun mereka sudah berada dalam satu team selama enam bulan lamanya, tak membuat Jaehyun merasa akrab dengan kapten klub yang auranya penuh dominasi namun di sisi lain terlihat tenang seperti air.
Dalam banyak kesempatan, Qian Kun, siswa paling berprestasi di SMU Myounggi yang duduk di bangku kelas dua A itu lebih terlihat acuh pada sekitar dan memilih berkutat pada area amannya sendiri. Memperhatikan para pemain basket inti klub berlatih tanpa menganggu dari sudut lapangan. Ia bahkan tidak terlalu peduli terkadang dengan keberadaan siswa kelas satu yang ada di tim inti.
Mendapatkan perhatian Kun adalah sebuah pencapaian besar untuknya. Bahkan kapten itu terdengar khawatir! Yah....meskipun nada bicaranya biasa saja dan ia bahkan tak menoleh pada Jaehyun. Yang terpenting adalah Kun bahkan memperlambat laju larinya agar bisa selaras dengan Jaehyun yang sedang mengalami pemulihan cidera lutut yang sudah hampir dua bulan yang lalu.
Lututnya memang sudah lebih baik dan dokter bilang ia boleh berlari asal tidak melebihi satu jam lamanya dan terlalu menggunakan banyak energi karena dapat melukai lututnya kembali.
"Benarkah?" Kun kali ini menoleh, tanpa menghentikkan larinya, hanya sekilas sebelum kembali memandang ke depan. Jaehyun yang salah tingkah, merona samar karena menangkap pandangan mata Kun meskipun hanya selama dua detik. "Kalau begitu setelah ini pulanglah, Ten akan menggantikanmu sementara. Kau harus lebih memperhatikan pemulihanmu."
"Ta - tapi -"
Sanggahan Jaehyun tersangkut di pangkal lidahnya saat iris gelap Kun meliriknya tajam, menantangnya untuk menolak membuat siswa kelas satu yang hobi memasak itu segera menundukkan kepalanya lalu mengangguk pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Toss!
FanfictionMenjadi manajer klub bukanlah pekerjaan yang buruk, hanya saja jika kau sebenarnya adalah anggota klub basket yang menjalani masa pemulihan karena cidera dan menggantikan kakakmu sebagai manajer klub voli dimana kedua kapten klub bersaing. Pekerjaan...