"Tama sama Ara harus bareng-bareng terus ya sampai besar"
Bayangan mereka sedang duduk di sebuah pondok kecil di tepi danau membuat Kanaya kaget
"Radith...j-jadi itu tama?" Monolog nya lalu berpaling ke kursi Radith yang berada di barisan nya namun di bagian belakang untung saja sekarang Radith sedang fokus mencatat jadi ia tidak menyadari pandangan Kanaya yang tertuju padanya
*****
"Vi,gue nginap dirumah lo ya" Ucap Kanya di tengah-tengah kesibukan nya memasukkan buku kedalam tas karna bel pulang sudah berbunyi sejak tadi
"Buset?kenapa tiba-tiba?" Tanya Viola kaget
"Males dirumah" 2 kata dari Kanaya sanggup membuat Viola menggeleng-gelengkaan kepala nya
"Masalah tadi pagi?"
Kanaya mengangguk sebagai jawaban
"Gue malas banget harus les private,boleh yaa,bolehh dongg" Mohon KanayaApa boleh buat,Viola hanya bisa mengangguk pasrah
"Gue ikut dongg" Sela Kayla
"Nahh seru tuh,kita udah lama ga girl's time"
Kayla mengangguk menyetujui perkataan Kanaya
"Ya uda iya boleh,tapi sebelum kerumah,kita pergi dulu beli masker,sama bahan buat pancake gimana?" Usul Viola dan yang lain mengangguk mantap
Sudah lama rasanya 3 perempuan cantik itu tidak meluangkan waktu bersama
Karna selama libur semester semua sibuk. Viola pergi berlibur dengan keluarga nya, Kayla pergi ke kampung halaman menjumpai saudara nya, dan Kanaya sibuk dengan drakor nyaKanaya hanya punya waktu special yaitu ketika mereka bertiga bermain seperti dulu
"Ara..." Kanaya sangat tidak asing dengan panggilan itu
ia mencari dari mana arah suara itu,dan dia menemukan Radith sedang berdiri di pintu kelas menatap mereka ber 3 ah ralat lebih tepat nya menatap Kanaya"Ara" Beo Kanaya
Radith menghampiri mereka dan berdiri tepat dihadapan Kanaya
"Kamu..Ara kan" Ucap Radith memastikan
Mendengar itu mata Kanaya berkaca,ia dari awal memang sudah punya firasat bahwa Radith adalah teman masa kecil nya yang selalu ia tolong setiap Radith di bully,tapi setelah mengetahui hal itu benar ia sangat bahagia sampai tidak bisa berkata-kata
Ia merindukan Radith kecil yang cengeng
"Hey..kenapa nangis" Panik Radith seraya mengusap pipi Kanaya lembut
Refleks Kanaya memeluk tubuh Dikta,menyandarkan kepala nya di dada bidang milik Ken"Tama...tama.." kata itu berulang kali terulang dari mulut Kanaya
Radith yang mendengar itu tersenyum lantas memeluk balik sahabat kecil nya
Viola dan Kayla yang melihat pertemuan kedua sahabat kecil tersebut membelakkan mata nya terkejut pasal nya Radith adalah laki-laki pertama setelah Ayah nya yang Kanaya peluk
Tak lama kemudian Kanaya melepas pelukan nya,mengganti tatapan nya menjadi kesal
"Lo kenapa ga bilang mau ke Jakarta?" Tanya Kanaya
"Kamu ga ingat? Kita udah lostcontact setelah kamu pindah Ra" Jawab Radith lembut dan Kanaya membenarkan perkataan itu
"Kenapa kesini?" Tanya Kanaya lagi
"Ayah aku pindah kerja kesini,jadi kami juga ikut,tapi bang Vano tinggal di Bandung karna harus lanjut kuliah" Jelas Radith lengkap
Mendengar itu Kanaya hanya mengangguk
" O iya,kenalin,ini Viola,dan ini Kayla,sahabat gue" Kata Kanaya meperkenal kan mereka
"Salam kenal aku Radith" Ucap Dikta tidak lupa dengan senyum lembut nya
"O-oh salken gue Viola" Balas Viola gugup
"Kayla" Ucap Kayla singkat
"Ya uda yuk,kita ke swalayan dulu kan?" Tanya Kanaya melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terpotong tadi
"Kalian mau pergi? Biar aku anter ya,kebetulan aku lagi bawa mobil" Tawar Radith
****
"Nay,Lo udah lama banget ya sahabatan sama Radith?" Tanya Kayla memecahkan keheningan di kamar Viola
"Gue sama dia udah temenen dari semenjak belum sekolah,tapi kami pisah,karna bokap gue pindah kerja" Jelas Kanaya
"Keliatan nya dia cowok baik-baik" Timpal Viola seraya melepas Sheetmask nya
"Ya nama nya juga orang Bandung,rata-rata berakhlak semua" Sambung Kayla mengikuti Viola yang melepas Sheetmask nya
"Ya uda yuk tidur,mata gue udah berat" Kata Kanaya mengakhiri pembicaraan dan mereka kompak mengangguk
Semua mengambil posisi masing-masing dan dalam hitungan detik mereka sudah bermain dengan alam mimpi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐀𝐌𝐀𝐑𝐀
Teen FictionKanaya Laura Sosok perempuan yang selalu hidup dengan kekangan orang tua nya,tapi saat menjelang SMA,ia sadar ia tak seharus nya hidup seperti ini Ia sudah tau mana yang salah dan benar Ia sudah mengerti akan apa yang ia lakukan Ia bukan lagi Kanaya...