04 mau halal?

14 3 12
                                        

"Makasih ya Ma, Jess. Berkat kalian aku nemuin dress cantik ini." Tukas Rania sumringah. Ia terus saja memutar badannya untuk melihat dress yang ia kenakan. Dress berwarna pastel dengan bordiran mutiara disekitar leher berhasil membuat Rania jatuh cinta. Apa lagi dress itu tidak terlalu mini untuknya, sehingga Rania yakin dengan pilihannya.

"Sama sama Kak, nanti kalo mau shopping calling calling dulu ya sama Jeje, kita shopping bareng" balas Jesslyn. Ia sangat senang menghabisi bertemu dengan Rania.

Rania mengangguk sebagai jawaban.
"Kayaknya aku harus pergi dulu, soalnya mau meet up sama temen"

"Oh yaudah, hati hati di jalan ya Ran"

Rania tersenyum. Ia melangkah meninggalkan mereka berdua. Bukan, dia bukan pergi dari mall itu melainkan mampir ke sebuah salon kecantikan.
Ia terlihat menikmati beberapa treatment disana. Sebagai finishing, ia meminta untuk didandani.

Rambutnya yang sedikit bergelombang diujung dengan warna hitam kecoklatan berhasil membuatnya terpukau. Ia beberapa kali ketahuan memuji pelayanan dari salon itu.
Rania segera membayar dan pergi untuk menghadiri acara selanjutnya.

****

Sebelum memasuki sebuah resto, Rania menyunggai rambutnya dan menata ulang setelah perjalanan yang ia tempuh merusak tatanan rambut. Kemudian ia turun dan segera memasuki resto. Di sana tampak ramai dengan pengunjung yang tengah bersantap. Ketukan sendok yang bertemu dengan dentingan piring membuat kupingnya sedikit terganggu. Ia melihat kanan kiri untuk memastikan teman temannya telah berkumpul ditempat. Retina nya tertuju pada meja bundar yang dikelilingi pemuda pemudi. Mereka tertawa terbahak-bahak seperti tengah membicarakan hal yang menyenangkan. Rania pun menghampiri mereka.

"Hii!"

Mereka berempat menoleh bersama kesumber suara dan mendapati wanita yang tengah tersenyum kearah mereka.

"Subhanallah Bu CEO meni cantik" ujar seorang wanita yang mengenakan pashmina plisket itu.

"Kenapa masih berdiri disana, ayo sini duduk!" Tukas Fahrul seraya mempersilahkan Rania duduk. Rania segera duduk di samping Fahrul.

"Ada apa nih? Perasaan tadi rame." Omel Rania.

"Kita masih syok melihat kedatangan bidadari" kali ini Althan yang bersuara.

"Yee lo mah liat cewek cakep aja kiceup than" balas wanita berkacamata disamping Althan.

"Mm..anu ..kan dulu si Althan ngebet banget pengen dapetin Rania" celoteh Fahrul.
Memang benar, dulu pas zaman SMA Althan sering menggoda Rania. Bahkan Althan pernah menembak Rania didepan banyak orang. Tapi ujung ujung nya Rania menolak dengan alasan ingin mempertahankan persahabatan.

"Mojang di circle Kitakan Rania, ya wajar toh" sambung Githa yang memakai pashmina.

"Udah udah, kenapa jadi ngomongin gue sih. Eh btw tumben tumbenan nih kita ngumpul, ada apa?" Tanya Rania memulai topik pembicaraan.

"Gak tau nih, tanya aja Lea"

"Jadi gini sobat, bentar lagi kan si Githa mo halal, dia pengen buat ngabisin waktu bareng kita semua. Jadi gimana kalo kita pergi jalan jalan keluar kota? Itung itung tamasya gitu, lagian apa kalian gak capek apa ngurusin kerjaan mulu?" Kata Lea panjang lebar. Dia mengharapkan jawaban 'ya' dari ketiga temannya ini.

"Seriosly? Anjir Ghit, napa gak bilang bilang sih mau halal?"

"Ya gimana ya, gue mau hubungin kalian juga malu. Secara kan dari dulu gue single, entar lo semua malah ngetawain gue"

"Ya gak bakal lah gilaa..kita semua bakalan suport keputasan lo" tukas Fahrul seraya menyantap makanan yang ada didepannya.

"Bener kata si Fahrul, kita bakalan suport lo kok Ghit, bahkan sampe mempersiapkan segalanya kita juga bisa, yakan?" Sambung Althan yang disusul dengan anggukan dari Fahrul dan Rania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Body ChemistryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang