Adrian Melvin
Selamat pagi cantiknya Kelvan <3
07.28 amSabrina Rembulan
Kelvan? Siapa?Oh iya namamu berganti lagi, aku lupa mengganti nama kontakmu haha
Tunggu biarku ganti
Jadi, sudah mau videocall denganku?
07.30 amKelvan
Tolong Bulan, ini masih pagi. Aku bilang berapa kali? aku kan menemuimu langsung. Aku janji
07.30 amAku hanya membaca pesannya. Sebenarnya agak lucu dan bodoh disaat kau mencintai seseorang tanpa tau sosok aslinya. Tapi itu yang terjadi.
Sudah 8 bulan aku menjalani hubungan dengan seseorang secara virtual, dan ini sudah ke-5 kalinya dia memakai fake profile.Iya, profil palsu.
Memakai foto orang yang bahkan tidak mengenaliku.
Ya, aku tau ini aneh.
Tapi entah apa yang menyihirku hingga aku masih memaafkannya dan masih bersikeras untuk mengetahui siapa sosok dibalik pesan yang membuat kupu-kupu di perutku selalu berterbangan setiap harinya.
Nada dering ponselku bersautan dengan suara jam dinding di dalam bilik kamarku ini. Suara-suara dalam batinku tak kalah bersautan
Apa aku harus bertahan atau beranjak dari kebodohan ini?
Apa aku benar-benar mencintainya atau hanya penasaran?Sangat tidak nyaman disaat kata hati dan pikiran tak selaras.
"Bulan! Anak perawan belum bangun juga jam segini?!" Suara khas bunda kembali nyaring terdengar "Bangun sekarang!"
"Iya, Bulan sudah bangun bunda" Tanganku meraih ponsel yang ada di dekatku dan membalas pesan Kelvan yang sedari tadi hanya kubaca.
Kelvan
Kau marah lagi?Cuma read?
Baik. Terserah saja, Lan. Kapan kau akan mempercayaiku?
07.33amSabrina Bulan
Tidak ada yang marah, aku selalu percaya denganmu :)Bunda butuh bantuan, nanti ku hubungi lagi
07.52 amDengan malas kakiku melangkah keluar kamar dan menghiraukan kembali ponselku yang berdering.
Hari Minggu selalu terasa panjang bagiku. Sungguh, tanpa adanya teman aku selalu merasa sepi, tak ada tempat untuk bercurah. Bunda? Kurasa ia terlalu sibuk untuk mendengarkan kisah kebodohan anaknya.
"Makanlah yang banyak. Pura-pura bahagia juga butuh tenaga." Sepiring nasi goreng disuguhkan bunda padaku.
"Bunda, ingat Adrian?"
"Adrian? Pacarmu baru? Kenapa tidak cerita ke bunda?"
"Anu.. Ingat Raffi?"
"Oh orang yang tidak memiliki muka dan krisis identitas itu?" Perkataan bunda kali ini membuatku tersedak. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. "Jadi siapa Adrian?"
"Adrian adalah Raffi. Dan sekarang berganti lagi namanya sebagai Kelvan." Bunda mendengus. "Aku membongkar kepalsuannya lagi dengan menemukan Instagram asli orang yang bernama Adrian itu." Lanjutku menjelaskan.
"Bunda sudah pernah memberitahumu berkali-kali untuk berhenti berbuat hal bodoh." Bunda menatap diriku yang sedang menyantap sarapan pagi dengan serius. "Tapi percuma, memberitahu orang yang sedang kasmaran itu hal yang mustahil" Lanjutnya sambil berlalu meninggalkanku di meja makan. Suara dalam batinku mulai bersautan kembali.
Aku tidak siap menyudahinya.
Kelvan
Bulan, aku bersumpah, aku jujur kali ini. Sudah ya marahnya? Mau ku pesankan makanan kesukaanmu lagi? Biar aku delivery kan.
08.02 amSabrina Bulan
Tidak Van, aku sudah makan.Aku hanya ingin melihatmu. Teman dan keluargaku pun begitu.
Walau hanya videocall sudah cukup kok, Van.
08.05 amKelvan
Sudah ya, aku tidak ada waktu untuk berdebat.
08.05 amAku tau ia masih menyembunyikan sesuatu. Jariku menyusuri kontak yang ada di ponselku, tiba-tiba mataku tertuju pada satu nama kontak, Rachel.
Rachel mengaku sebagai sepupu Kelvan. Kitapun berkenalkan melalui grup yang tiba-tiba dibuat oleh Kelvan.Sabrina Bulan
Hai Rachel! Apa kabar?
08.10 amRachel Ivanka
Hai Bulan. Baik. Ada apa, Bulan?
08.13 amSabrina Bulan
Soal Adrian. Maksudku Kelvan
Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal? Aku tidak marah. Jelaskan saja kenapa.
08.13 amRachel Ivanka
Tidak tahu.
08.14 amApa yang mereka sembunyikan dariku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Bintang Untuk Bulan
RomanceTerimakasih sudah membuatku jatuh cinta, Bintang.