Nightmare - Escape the ERA Next Stories (DreamCatcher)

203 - Memantau

Hmmm, entah kenapa kalau liat orang makan, secantik apa pun dia, aku ngerasa males liatnya, bahkan agak kurang nyaman, apalagi liat status atau acara kuliner. Beda ceritanya kalau liat jiu yang lagi makan, rasanya beda dan betah liatinnya. Mungkin karena kena penyakit bucin deh. 😅

Abaikan cuap-cuap gaje ini, kembali ke cerita.

****

“Mencari para pemburu?” tebak Seonghwa. Ya, selama ini keberadaan empat pemburu itu menjadi pengganggu bagi pekerjaan mereka, keempatnya bisa saja mendahului menangkap dan mendapatkan enam gadis lain dan hal tersebut tak akan pernah mereka biarkan.

Seonghwa sudah mendapatkan data dari BM dan Jiwoo, ia sudah membuat senjata yang cocok untuk menghadapi dan memusnahkan mereka dengan mudah. Maka dari itu beberapa waktu yang lalu ketika dua pemburu itu berhadapan dengan para perempuan, ia hanya menjadi pengamat saja, semua dirinya lakukan untuk membuat seuatu yang bisa menjatuhkan mereka dalam sekali serang.

Hongjoong mengangguk menanggapi pertanyaan itu. “Ya. Akan kutangkap mereka semua saat ini juga. Senjata buatanmu akan kugunakan.”

“Sekadar usul, jangan beraksi sendirian, mereka mungkin kuat dan jumlah mereka jauh lebih banyak dari yang kita perkirakan.” Seonghwa hanya menemukan Jiwoo dan BM saja selama ini, hal itu membuat dirinya tak bisa memperkirakan seberapa banyak jumlah pemburu yang ada di kota.

“Aku akan membawa Wooyoung. Dia akan sangat berguna dan kekuatan kalian tak akan melemah jika hanya dia yang pergi bersamaku.” Hongjoong membalas lagi. Ia menggerakan sayapnya seperti mengepak satu kali tuk menajauhkan rasa pegal.

“Pilihan yang kurang tepat, pria itu agak susah diajak bicara dan bekerja sama.” Seonghwa tersenyum sambil menggeleng satu kali.

“Aku tak butuh dia menahan diri. Membunuh mereka juga ada bagusnya.” Hongjoong memabalas dengan nada yang acug tak acuh.

Seonghwa menyeringai menanggapi ucapan pria itu. “Kalau begitu, terserah apa yang ingin kau lakukan, Angel.”

Hongjoong tak berlama-lama berada di sana, setelah percakapan itu, ia langsung pergi dari sana tanpa mengatakan apa-apa lagi. Selain memiliki tugas mendapatkan ketujuh gadis, mereka juga harus menghabisi para penggangguーyang dengan kata lain adalah empat pemburu yang selama ini berada di kota.

Fakta lain yang ada, Seonghwa juga tak bisa menemukan keberadaan empat pemburu itu selama ini, hanya kemarin saja ia menemukan ketiga pemburu lain seolah mereka keluar dari anti radar. Ia mengirimkan banyak drone dan robot untuk mengejar dan melacak lebih jelas keadaan mereka, tak tanggung, ia juga menurunkan pesawat tempur tatkala keempatnya muncul dari radar.

Bukan hanya menggunakan drone, robot dan pesawat, Seonghwa melepaskan rudal untuk menghancurkan mereka semua. Sayang sekali segala upaya yang dirinya lakukan gagal hingga pagi ini, keempatnya masih terdeteksi, meski semuanya terus bergerak tanpa henti sehingga ia tak bisa mengunci target. Alhasil, Hongjoong dan Wooyoung akan mengambil alih menghadapi mereka di lapangan.

“Yah, rekan yang tak ramah. Sayang sekali kita tidak berbasa-basi.” Seonghwa melihat kepergian Hongjoong sebelum kembali pada pekerjaannya. Hongjoong memang selalu seperti itu, tidak ada percakapan biasa dan tak perlu yang dirinya ucapkan, semuanya hanya mengenai tugas dan kewajiban mereka saja.

Seonghwa kemudian memantau radar pelacak yang dirinya tanamkan pada Handong, selama beberapa waktu ini ia sudah mendengar apa-apa saja yang Handong katakan, termasuk percakapannya dengan SuA, ia tak menganggap dan tak berpikir jika para pemburu yang meresahkan itu adalah empat sosok yang SuA dan Handong lihat.

Tentu saja karena bahasa Handong yang tak membuatnya nyaman, Seonghwa tidak setiap waktu menyalakan mikrofon untuk mendengarkan penyadap suara yang terdapat pada tubuh Handong. Saat ini juga begitu, yang ia tahu adalah Handong baru bertemu SuA, ia menunggu waktu hingga mereka semua bertemu agar ia dapat menangkap semuanya dalam sekali serbu.