Namaku Nayyara. Gadis beruntung dari Indonesia yang meraih beasiswa full di Korea Selatan. Aku pernah menjadi siswa pertukaran pelajar di beberapa negara sejak kelas 5 SD. Dan sekarang ini, aku tengah melanjutkan pendidikan SMA di negeri para oppa.
Terlahir sebagai anak yang kurang beruntung karena tak memiliki orang tua dan harus di besarkan di panti asuhan tak membuatku putus asa untuk berjuang mengejar mimpi-mimpiku. Aku tidak mau diinjak-injak orang. Aku tidak mau menyerah dengan dunia yang katanya kejam ini. Aku akan berusaha!
Terbiasa mengikuti olimpiade di berbagai kompetisi bahkan sampai tingkat internasional membuatku semakin menguasai bahasa Inggris. Kemampuanku dalam berbahasa juga tidak begitu buruk. Bahkan aku sering diberi kepercayaan untuk menjadi pembawa acara dalam festival-festival besar antar-sekolah internasional.
Di Korea aku tinggal di sebuah rumah sewaan yang berdekatan dengan sekolah. Kenapa aku memilih menyewa daripada tinggal di dorm yang disediakan oleh pihak sekolah? Alasannya simpel, aku ingin bisa bebas kemanapun dan melakukan apapun. Jika di dorm tentu saja ada larangan-larangan tertentu seperti batas waktu keluar dorm tidak boleh diatas jam 10 malam misalnya.
Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata 'sekolah' di Korea Selatan?
Seragam yang fashionable?
Siswa laki-laki yang memiliki wajah tampan?
Atau kasus bullying yang terkenal?
Aku rasa yang ketiga ya-kan? Tenang saja. Meskipun aku anak yatim piatu ditambah statusku yang bergelar murid beasiswa, tak membuat aku dikucilkan di sekolahku. Malah kalau boleh jujur, aku cukup beruntung masuk ke sekolah yang tepat. Bukannya sombong, hanya saja di sekolah aku bisa dibilang populer. Tentu saja karena namaku selalu ada di papan 100 siswa terbaik tahunan. Juga wajahku yang terkenal ramah dan murah senyum yang menjadikan poin plus orang-orang untuk menyukaiku. Dan satu hal yang pasti. Jangan lupa berbuat baik hari ini! >_<
©utee~
"Hari ini kamu kerja nggak?"
Aku menoleh setelah menutup pintu lokerku. Melihat Gia yang menyedekapkan tangannya sambil menatapku. Gadis Jepang itu sudah menjadi sahabatku sejak tahun pertama.
"Mm.. Ngga tau nih. Kalo ada pesenan berarti kerja, tapi kalo ngga ya.. kosong." jawabku.
"Jadi hari ini kamu ke SM Town?" tanyanya lagi. Sambil kami mulai berjalan meninggalkan lorong untuk pulang.
Aku meremat tali ransel ku lalu mengangguk, "Iya. Mau ketemu Eonnie Yoora, sekalian liat ada yang mesen bunga apa nggak."
"Yahh. Padahal kita mau latihan." Gia menghembuskan nafasnya. Kakinya yang pendek mulai menendang bebatuan kecil di halaman parkir sekolah.
"Mian Gia-nee. Aku akan pulang secepatnya dan menyusul kalian ke tempat latihan." Aku merangkul Gia dan menariknya mendekat. Membuat gadis itu sedikit merunduk karenanya. Yah. Gia memang pendek, tapi percayalah aku lebih pendek darinya. Bahkan di sekolah ini, aku adalah orang termungil.
Gia berdecak, "Kau juga mengatakan itu minggu lalu, tapi apa? Kau juga tidak datang kan akhirnya."
Aku meringis mengingat kejadian minggu lalu saat aku keukeuh berjanji pada Gia untuk datang namun ternyata kesibukanku di SM Town membuatku lupa. Bahkan aku masih sangat ingat saat aku mengecek Handphone ku yang tertinggal di rumah, ada banyak sekali panggilan masuk yang tak terjawab. bukan hanya dari Gia, tapi juga dari seluruh anggota dance. Mereka bahkan menspam chat di lineku. Karena kejadian itu, Gia merajuk dan tidak menegurku selama 3 hari. Untung hanya tiga hari. Hehe ><
