CHAPTER 12

619 74 12
                                    

Author POV

Sudah seminggu berlalu sejak kematian kedua orang tua Eren dan Eren lebih pendiam. Levi makin sering berkumpul kerumahnya hanya untuk melihat keadaannya dan tentu saja juga merawatnya. Otomatis karena harus bolak-balik rumah Eren, dia terpaksa menginap kembali diapartemennya. Mikasa sebenarnya tak mau berpisah dengan kakaknya tapi ia mengerti situasi dan mengizinkan kakaknya pergi.

Flashback

"Mikasa, kakak harus pergi."

"Gak! Ga mau! Kak Eren udah pergi kemarin dan kakak mau pergi juga?!"

"Mikasa.... Dia membutuhkanku....."

"Tapi aku masih merindukanmu!" Levi berjongkok dan menatap Mikasa yang kini menangis. Dihapusnya air mata tersebut dan tersenyum kearah Mikasa.

"Kakak akan pulang nanti. Hei, bukankah aku berjanji untuk memberikanmu es krim kemarin itu?"

"Ya... Kau berjanji jika aku rangking satu kau akan memberikanku es krim."

"Dan karena kau sudah menjadi anak baik dan pintar, kau berhak mendapatkannya. Es krimnya ada dikulkas." Mata Mikasa berbinar. Air mata sudah berhenti mengalir dan senyuman timbul diwajah manisnya.

"Apakah kau tak bisa tinggal lebih lama?" Levi menggeleng dan mengusap surai hitam Mikasa.

"Bagaimana jika aku merindukanmu?" Tanya Mikasa polos sementara Levi hanya tersenyum kecil. Ia mengeluarkan kotak kecil dari kantung bajunya dan memperlihatkan isinya pada Mikasa.

Mikasa menatap cincin tersebut sambil berbinar.
"Ini. Ini adalah hadiah natal juga ulang tahunmu."
"Ulang tahunku?"
"Iya. Kakak takut tak bisa kembali saat ulang tahunmu tiba. Setidaknya kakak akan memberikan hadiahnya dulu sekarang. Kita akan merayakannya lain kali." Mikasa mengangguk. Ia menyadari sesuatu.

"Kak... Cincinnya kebesaran dengan jariku..."

"Aku tau."

"Lalu kenapa kau membelinya?" Tanya Mikasa menatap Levi heran dan hanya dibalas kekehan olehnya.

"Aku memberimu cincin ini tidak untuk dipakai sekarang. Bahaya anak anak memakai perhiasan keluar rumah. Nanti kalau ga ada yang jagain bisa bisa Mikasa diculik. Mau?" Mikasa menggeleng. Levi melanjutkan kalimatnya.

"Mika ga boleh makainya sekarang. Tapi, Mika boleh liat cincin ini setiap kali rindu sama kakak. Understand?" Mikasa mengangguk.

"Understood." Levi lalu memberikan Mikasa cincin tersebut dan memeluk erat adiknya. Begitu pula Mikasa. Hanji yang melihatnya dari tadi tersenyum dibuatnya.

"Baiklah. Kakak pergi dulu. Hanji, jaga adikku."

"Sip!"

"Kak! Hati-hati!"

"Iya!"

Flashback end

Dan begitulah cara Levi mendapatkan izin untuk pergi kembali keapartemennya.

Kini dia sudah berada di apartemen Eren. Ia memasuki rumah tersebut dan langsung menuju kamar Eren. Ya, karena sudah sering disini dia jadi terbiasa. Apalagi saat merawat Eren.

Levi membuka pintu kamar Eren dan menunjukkan ruangan yabg gelap. Lampu mati, gorden ditutup. Padahal sudah jam 8 pagi. Bisa dilihat ditempat tidur Eren yang kini berbaring sambil menatap langit langit. Matanya merah dan kantung matanya tebal. Sepertinya ia begadang hanya untuk meratapi nasibnya.

GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang