Dua

7 0 0
                                    

Mr. Bobby kembali ke ruangannya. Melihat kembali berkas dan beberapa foto hasil jepretan Joe.

Berantakan sekali. Pikir Mr. Bobby saat melihay mayat Ms. Tiana.

Luka dilengan kanannya, jika Ms. Tiana memang depresi dan menyakiti dirinya sendiri maka dapat dipastikan dia kidal. Dalam beberapa kasus orang depresi yang menyakiti dirinya sendiri, luka yang diperoleh biasanya berada di sebelah kiri. Beda kasus jika dia melukai keduanya.

Mr. Bobby mengusap lencananya. Mungkin sedikit kopi dapat membantu. Mr. Bobby hendak melangkah keluar ruangannya sampai telefon diruangannya berbunyi.

"Hai, Bob!" sapa seseorang diujung telefon.

"Ya, Em?" itu Emily.

"Kau harus melihat ini, Bob. Aku rasa kau pasti menyukainya. Mungkin ini dapat menjadi petunjuk?"

"Aku kesana sekarang. Kau punya kopi, Em?" tanya Bobby mengambil donat dan menggigitnya.

"Cappucino. Aku selalu membawanya untuk persediaan"

"Baiklah. Sampai bertemu, Em"

...

"Memangnya apa yang luar biasa dari foto ini?" tanya Joe berkerut memandangi foto berbingkai di hadapannya.

"Pria dalam foto Joe. Jangan idiot!" ucap James menunjuk pria yang sedang memeluk Ms. Tiana dari belakang.

"Tapi pria ini terlihat sangat menyayanginya. Sepertinya kita tidak boleh menuduhnya"

"Kita tidak menuduhnya, Joe. Sebenarnya apa saja yang kau pelajari di akademik? Kita akan menginterogasi-nya. Atau mencari beberapa fakta yang berkaitan dengannya" Morgan melipat kedua tangannya di dada.

"Ya aku tahu itu. Hanya tidak terpikir olehku"

Morgan menggelengkan kepalanya.

"Sekarang, kau bisa cari obat depresi untuk menguatkan presepsimu, Joe" Morgan mengusulkan.

"Kau benar, Ma'am" Joe berjalan dan memeriksa setiap lemari penyimpanan termasuk kotak P3K di dekat wastafel kamar mandi.

"Apa yang membuatmu yakin, James?" tanya Morga seraya mengamati beberapa berkas berserakan yang ditemukannya di atas lemari Ms. Tiana.

"Bahwa ini sebuah kasus pembunuhan?"

"Ya" jawab Morgan.

"Entahlah, Intuisi seorang Detektif"

Morgan tersenyum tipis mendengar jawaban James. Jawaban yang familiar.

"Kau bilang pintu ini terkuncikan?" tanya James.

"Ya, petugas apartemen yang membukanya"

James beranjak keluar kamar Tiana menuju pintu utama. James tidak menemukan kunci disana. James mengangkat karpet dan tempat penyimpanan payung untuk melihat apakah Tiana menaruhnya disana. Namun tetap tidak menemukan apapun disana.

"Morgan" panggil James.

"Aku tidak bisa menemukan kunci milik Tiana. Mungkin seseorang menguncinya dari luar"

"Atau mungkin Ms. Tiana menaruhnya di suatu tempat" ucap Morgan.

"Dimana biasanya orang-orang menaruh kunci apartemen mereka?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Contradiction CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang