Diajeng Anindya Rahayu.
[]
Kalau ditanya tempat favorit untuk bersantai menurut penghuni Rumah 19, maka serempak akan menjawab balkon teratas. Meski akhirnya dialihfungsikan menjadi tempat jemur pakaian. Pilihan ketiga setelah kamar tidur masing-masing dan ruang keluarga. Berbagai kegiatan seperti makan besar atau pesta barbeque seringkali dilakukan disana.Sedang di ruang keluarga lebih sering diisi dengan para mahasiswa yang seringkali ditempa tugas berlimpah. Katanya jika mengerjakan bersama teman akan semakin semangat, tapi ujung-ujungnya juga teralihkan dengan cemilan dan topik obrolan yang tiada habis. Mungkin televisi disana juga iri ketika diabaikan menyala begitu saja.
Balkon atas tak hanya untuk tempat bersantai, tapi dapat juga dijadikan tempat menjernihkan pikiran. Memang urusan duniawi itu bisa membuat sakit kepala. Sebagian lagi mungkin menghindar karena ingin bermanja dengan sanak saudara melalui panggilan telepon. Alasannya sederhana, mencegah sesuatu seperti terbongkarnya aib masing-masing. Bisa repot nanti kalau yang jauh disana terlalu serius menanggapi candaan penghuni disini.
"Kenapa kalian suka di balkon tempat jemuran ya? Padahal balkon lantai dua juga sama luasnya, pemandangannya juga sama bagus."
Pertanyaan itu pernah sekali terlontar dari mulut Jonathan sang pemilik rumah. Ia hanya heran, bukan bermaksud tidak suka dengan pilihan mereka."Gak tau tuh, udah nyaman."
"Disana enak mas, anginnya kenceng."
"Mungkin karena sepi?"
"Diajakin mas mas makan bareng disana, yaudah ngikut aja sih kita."
Dan berbagai jawaban lainnya yang jelas terlalu banyak jika tertuang semuanya disini. Ada sembilan belas jiwa dengan isi pikiran yang berbeda. Tapi intinya hanya satu, yaitu kenyamanan. Dimana pun tempatnya, jika tak lengkap formasi dalam berkumpul maka akan terasa kurang.
;
Bagi Ajeng sendiri, dia belum tahu letak kenyamanan dari menyendiri di balkon atas. Semua terasa sama saja, karena dia sudah terbiasa dengan yang namanya kesendirian. Baginya menyendiri di kamar juga tak ada beda.
Tapi semenjak tinggal disini, dia tidak pernah benar-benar sendiri. Kamar ukuran 4x3 diisi olehnya dan Naura. Ia nyaman dengan semua hal disini. Meski faktanya semua penghuninya adalah sekumpulan manusia yang saling asing.
Setidaknya hari-harinya tidak lagi dihabiskan bersama Aksa teman kecilnya atau Sandra yang dikenalnya di kampus.
Walau kadang jujur saja, situasi 'terlalu ramai' agak menggangu dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Rumah 19
FanficBagi mereka, Rumah 19 tak sekedar tempat berteduh atau tujuan akhir dari penatnya rutinitas seharian. Disinilah tertulis berbagai kisah berbeda dari tiga belas tuan dan enam puan. Kerumitan dunia akan menjadi kesan di usia mereka yang belum mencapai...