"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semua" ucap Aqilla ketika memasuki kelas XII Pesantren Tazakka.
"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Aqila" semua yang berada di dalam kelas menjawab dengan senyum manis ke Aqilla.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semua" ucap Intan di belakang Aqilla. Semua yang berada di dalam kelas menjawab tanpa menghiraukan Intan.
Intan, si paras bule, kekinian, tapi agak lemot, sahabat Aqilla dari awal masuk pesantren, bisa dibilang juga penggemar Aqilla dari pertama mereka bertemu.
Aqilla membalikkan badan ke arah Intan "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Intan" jawab Aqilla sembari tersenyum.
"Kamu memang santriwati masa kini." Ucap Intan sembari tersenyum kepada Intan.
Aqilla dan Intan berjalan ke tempat duduknya yang berada di urutan nomor 2 dari belakang dan urutan nomor 2 dari tempat duduk samping tembok. Intan berjalan di belakang Aqilla "Aku itu ngga habis fikir sama kamu, orang tua kamu dulu itu ngidam apa, kok bisa anaknya cantik, pintar, baik, keren, kekinian, populer, dan". "Stop" ucap Aqilla menghentikan kalimat Intan sembari membalikan badan menghadap dan menghentikan langkah Intan dengan tiba-tiba sembari memasang raut muka kesal yang disambut dengan senyuman Intan yang lebih terlihat merenges. "Setiap hari, setiap pagi, dari kelas satu sampai kita sekarang udah hampir lulus, kamu masih aja mengucapkan hal yang sama, kamu engga boleh memuji aku secara berlebihan Intan, Allah engga suka sesuatu yang berlebihan. Jadi mulai sekarang berhenti memuji aku seperti itu, ini yang terakhir kali aku ingetin ke kamu. Tegur Aqilla tanpa jeda seperti biasa.
"Okay, Aqilla.." jawab Intan dengan kalimat panjang sembari jalan melewati Aqilla dan duduk di kursinya "Sini duduk" mengarahkan Aqilla untuk duduk.
Aqilla mengeluarkan cermin dan memberikan lip tint warna natural dibibir seperti hari biasanya. "Cantik" ucap Intan memandangi Aqilla. "Lagi?!!" Saut Aqilla dengan kesal. "Kamu tuh santri milenial di Pesantren Tazakka, cantik, nge-hits, populer, keren pokoknya, dan berprestasi, keren kan?!" ucap Intan. "Sekali lagi kamu muji aku, aku pindah tempat duduk." jawab Aqilla melihat ke arah Intan yang cengengesan. "Kamu itu ganjen banget sih di kelas, pake lip tint di kelas, ngga punya malu." Sindir Rara yang duduk di bangku sebelah Aqilla dan Intan. "Aqilla kan ngga dandan berlebihan, natural aja, lagian dia juga keren abis, cantik, situnya aja kali yang iri, atau ngga bisa dandan?!" jawab Intan dengan kalimat cepat ke arah Rara. "Engga usah ikut campur ya kamu." jawab Nada, teman sebangku Rara."
Nada itu sahabat Rara, prinsip Nada itu Rara harus jadi wanita terkeren, terpopuler se-pesantren, ngga boleh kalah dari Aqilla.
Bu Dinda masuk ke kelas "Ada apa ini ribut-ribut, duduk yang rapi, berdoa, dan siapkan buku untuk mata pelajaran hari ini." Ucap Bu Dinda sembari duduk.Mata pelajaran matematika di dalam kelas XII jurusan MIPA 1 sedang berlangsung. Aqilla, Intan, dan Rara berdiri di depan kelas mengerjakan soal yang diberikan oleh Bu Dinda, Bu Dinda adalah Guru matematika kelas XII sekaligus wali kelas kelas XII jurusan MIPA 1. Rara adalah salah satu teman yang selalu satu kelas dengan Aqilla dan selalu menjadi saingan prestasi Aqilla sedari awal mereka masuk ke dalam pesantren. Rara bukan hanya siswi yang pintar, dia juga memiliki raut wajah oriental yang cantik, namun sayangnya kepandaian Rara tidak bisa menyaingi prestasi Aqilla yang selalu mendapat peringkat 1 di dalam kelas maupun satu angkatannya di pesantren Tazakka. Rasa tidak mau kalah dari Aqilla yang membuat Rara selalu memusuhi Aqilla
Tidak butuh waktu 5 menit Aqilla dan Rara untuk menyelesaikan soal yang diberikan Bu Dinda. Ketika Intan menyadari kedua temannya telah menyelesaikan soal yang diberikan, Intan memanggil suara Aqilla dengan lirih. Dan seperti biasa Aqilla yang tidak tega dengan Intan, ia pura-pura belum menyelesaikan soalnya tanpa dilihat Bu Dinda yang sedang berkeliling kelas melihat tugas yang diberikan ke seluruh murid dan membantu Intan dengan memberikan jawaban dengan suara yang sama kecilnya. Setelah Intan selesai mengerjakan soalnya, mereka duduk di kursinya. Ketika Aqilla berniat untuk bicara kepada Intan, Intan dengan sigap menyela pembicaraan terlebih dulu "Intan akan belajar lebih rajin lagi, serius Aqilla, Intan beneran akan belajar lebih giat" meyakinkan Aqilla. Aqilla menatap Intan dengan ragu, dan Intan kembali meyakinkan Aqilla "Serius Aqilla" ucap Intan sambil meringis dengan 2 jarinya membentuk tanda piss, Aqilla tersenyum.
Bu Dinda mengoreksi jawaban Aqilla, Intan, dan Rara di papan tulis dan menjelaskan kembali jawaban mereka bertiga yang dipapan tulis kepada seisi kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Milenial
Teen FictionCerita Santri Milenial. Aqilla wanita SMA berjilbab yang cantik berasal dari Jakarta Selatan yang memiliki penampilan masa kini dengan hobi fotografi. Wanita yang memiliki hobi fotografi ini juga memiliki band di SMA nya. Dia menjadi most di sekolah...