5 Januari 2062. Pukul 6 pagi di penjara,
Ringg ringg ringg...
Alarm berbunyi, membuat para narapidana di blok B pun dengan terpaksa harus terbangun dari tidurnya, berjalan menuju ke kamar mandi dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
Seusai mandi, mereka melangkah menuju ke cafetaria, mengantre untuk menerima makanan dari sebuah robot otomatis, kemudian duduk di bangku yang sudah disediakan.
"Yo my bro, Eric!" James menepuk pundak Eric yang sedang menyantap makanannya.
"Haha tumben bangun pagi." Eric, seorang pria berparas tampan dengan tinggi 175 cm, membalas sapaan sahabatnya.
"Iya dong. Aku udah capek diomel-omelin pak Iwan." James, yang terlihat bangga dengan dirinya sendiri, duduk di sebelah Eric. Pak Iwan, yang disebutkan tadi oleh James, merupakan salah satu sipir yang dikenal bawel dan sering mengomel.
"Nah gitu dong, sekali-sekali jadi anak rajin!"
"Semoga rasa rajinnya bisa bertahan di jiwaku. Weh bro by the way, ada berita aneh tahu." Volume suara James mengecil, setelah mengalihkan topik pembicaraan tiba-tiba.
Eric terlihat tidak terlalu memedulikan informasi yang hendak diberitahu oleh sahabatnya, ia fokus pada makanan di hadapannya. "Berita apaan?"
"Sini lebih dekat dikit biar tidak ada yang dengar."
James memang dikenal sebagai orang yang sering mengabarkan berita terkini karena dia menyusupkan handphone ke dalam kamarnya. Larangan memiliki ponsel tidak digubris olehnya. Entah dia dilindungi oleh ilmu hitam atau bagaimana, hebatnya, para petugas tidak menyadari keberadaan barang ilegal tersebut hingga detik ini.
"Katanya, hari ini bumi bakal kosong."
"Hah? Maksudnya?" Eric mengerutkan keningnya, mulai tertarik dengan topik pembicaraan, menghentikan kegiatan makannya.
"Semua orang bakal pindah ke planet lain, namanya NN187. Katanya, pihak astronomi dan ilmuwan udah melakukan observasi selama bertahun-tahun buat jaga-jaga situasi kayak gini. Semua pemimpin negara juga udah sepakat untuk menggunakan cara itu. Disana udah dibangun 90% kayak bumi. Jadi bumi ini bakal kosong."
"Hari ini? Kok kita tidak dikasih tahu apa-apa?"
"Nah itu yang bikin aku bingung, bro."
"Jam berapa mereka pergi?"
"Setengah jam lagi pesawat terakhir berangkat. Tapi ada banyak orang yang udah duluan pergi dari beberapa hari yang lalu."
"Terus juga aneh weh, dari tadi sipir kok tidak kelihatan? Biasanya kan kita dikasih instruksi harus ngapain hari ini." Kedua mata James mencari-cari keberadaan para sipir, diikuti dengan Eric.
"Perhatian perhatian!" ujar salah satu sipir penjara melalui speaker, para narapidana yang awalnya sibuk berbincang dan makan pun menghentikan kegiatan mereka dan menunggu ucapan selanjutnya.
"Dua jam lagi, kalian akan dibebaskan. Pintu penjara akan dibuka secara otomatis dan kalian bebas." Perkataan sipir membuat para narapidana pun menjadi kebingungan. Tidak mungkin mereka dibebaskan begitu saja.
"Woi, jangan-jangan semua sipirnya udah pergi." James berasumsi.
"HEI!!" James beranjak dari kursinya, mengundang perhatian para narapidana. "SEMUA ORANG, TERMASUK PARA SIPIR, PERGI KE PLANET LAIN KARENA WABAH PENYAKIT DI BUMI DAN KITA TELAH DITINGGAL."
"Ja..Jadi?" salah satu narapidana terlihat cemas.
"Intinya kita akan... segera mati di bumi."
"Kau yakin, James?" tanya Yodi, ketua geng A, geng yang paling berkuasa di blok B. Disusuli oleh anggukan yakin dari James.
KAMU SEDANG MEMBACA
NN187
FantasyJanuari 2062. Tahun 2061 baru berganti menjadi 2062. Namun wabah penyakit tetap semakin parah. Udara dan air sudah tidak sehat. Beberapa tumbuhan dan hewan sudah punah. 97% penduduk dunia meninggal. Orang-orang mencari cara untuk bertahan hidup di t...