happy reading !
>>><<<
Hari pertama reyla masuk sebagai siswa kelas 11. Sekolah sudah mulai ramai beberapa kali reyla menyapa siswa yang ia kenal.
"Reyla." Reyla berbalik ke belakang mendengar namanya di panggil. Itu kensha, sahabatnya.
"Lu ga kangen gue ape?. Kangen banget sama lu." Ucap kensha sambil memeluk reyla. Reyla yang kaget akan perilaku kensha langsung memeluk balik.
"Udah ahk malu diliatin. Kita gak misah kan?" Reyla dan kensha berjalan menuju mading untuk melihat nama kelas mereka, setiap kenaikan kelas akan dirolling. Mereka berdoa semoga mereka tidak di pisahkan.
Sesampainya di mading begitu rame siswa siswi mengurumuni mading. Reyla dan kensha menerobos keramaian untuk melihat nama mereka.
"Ken kita sekelas tapi tunggu, kok gak ada namanya jeya. Cuman ada lo,gue, sama melsa." Zeyra adeeva kerap di sapa jeya oleh teman temannya .
"Dia pindah rey ke ipa 1 sekelas sama bhadra." Setelah melihat nama mereka reyla dan kensha berjalan menuju kelas mereka IPA 3. Sangat kecewa sahabat mereka harus pisah kelas.
"Woi curut!." Suara itu berasal dari belakang mereka, sontak saja kedua gadis itu berbalik badan dan melihat jeya yang sedang berlari kecil menuju mereka, Menggemaskan.
"Kusam bat tuh muka baru awal masuk loh, ngapa kalian." Tanya jeya sambil merangkul kedua sahabatnya.
"Lu pindah kelas jey." Itu bukan suara reyla melainkan kensha. Reyla langsung melotot pada kensha, reyla belum mau memberitahu pada jeya karna ia tahu jeya akan nangis secara jeya sangat cengeng.
"Hah" Jeya Berhenti melangkah, lalu lari menuju mading.
"Aishh lo si ahk jangan kasih tahu ege." Reyla menyusul jeya meninggalkan khensa .
"Lah nanti kan ketauan, jadi yang dongo the saha euy." Kensha menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menyusul kedua sahabatnya.
>>><<<
Kini reyla, khensa, dan jeya sedang berdiri di depan kelas 11 IPA 1. Reyla mencoba berbicara kepada jeya agar ia akan baik-baik saja dikelas ini. Jeya termasuk anak yang susah bersosialisasi, jeya yang masih polos dan gampang di bodohi yang selalu berlindung di balik reyla dan melsa jika ada yang menganggunya. Menurut mereka jeya adalah adek mereka yang harus di lindungi mereka seperti kakak untuk jeya. Jeya sudah lama berteman dengan kensha sejak SMP karna kensha ia bisa berteman dengan reyla dan melsa.
"Udah ahk gapapa nanti setiap istirahat kita jemput lu kok, jangan kaya anak kecil jey sono masuk malu dah gede juga." Reyla mengusap lengan jeya. Jeya masuk kedalam kelas barunya sambil menunduk.
Setelah melihat jeya masuk reyla dan kensha berjalan menuju kelas mereka hanya beda 1 ruangan saja antara kelas jeya dan reyla namun seperti beda gedung saja. Sesampainya mereka di kelas reyla dan kensha memilih bangku kosong ketiga dari bangku depan.
"Gua dekat jendala ken." Memang reyla memilih tempat dekat jendela jika suntuk ia bisa melihat keluar siapa tau ada mas doi lewat.
"Ya deh ya deh." Kensha membiarkan reyla masuk duluan lalu ia meletakan tasnya dan menguluarkan buku untuk mata pelajaran pertama.
"Eh rey kek ada yang kurang tapi naon ya." Reyla melirik dengan tatapan tanda tanya.
"Gue yang kurang." Melsa. Ia melsa sahabat mereka bertiga si gadis cuek, irit ngomong dan bodo amat namun pintar. "Anak kecil mana." Yang di maksud melsa adalah jeya, dari kelas 10 melsa akan duduk bersama jeya dan reyla bersama kensha.
"Pindah dia euy." Balas kensha.
"Lu duduk sama siapa mel?" Tanya reyla.
"Sendiri kali." Melsa berjalan menuju bangku kosong tepat di belakang kensha dan reyla.
______
[To Be Continued ]
-A
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
Teen Fiction⚠️WARNING!!⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar, menggunakan bahasa yang tidak baku. Reyla Athaya Kalasya, gadis yang lebih memilih mencintai dalam diam dari pada secara terang terangan bukan tanpa sebab reyla melakukan itu namun reyla hanya ma...