PROLOG

44 9 0
                                    

Ternyata menjadi culun itu berat yah, dikit-dikit dibully,
dikit-dikit di jauhin,
dikit dikit di bilang wibu,
anak miskin,
bahan percobaan di kelas,
Bahan lawakan di kelas.

Duh ribetnya menjadi culun...

-ucap Billkin memakai kostum Minion saat perayaan Halloween di sekolahnya, dengan membawa keranjang yang berisi banyak cup isi cendol buatannya.

Billkin menyusuri lorong sekolahnya sembari menawarkan cendolnya itu kepada teman-temannya.

"Cendol cendol,,cendol billkin,,di beli dibeli,, jika beli 2 cup 7 ribu aja,, mumpung diskon,, ayo merapat" ucap billkin mempromosikan dagangannya itu, namun tidak ada satu orang pun yang menghampirinya. Sampai...

"Astaghfirullah" Billkin melihat sosok hantu perempuan tiba-tiba melintas di depannya menembus tembok dengan pakaian gaun putih kotor membawa setangkai bunga mawar.

Saat hantu itu menyadari Billkin dapat merasakannya, ia berhenti dan memutar kepalanya ke arah Billkin.
Seketika Billkin terkejut, ia berpura-pura tidak melihat dan kembali berjualan, namun hantu itu malah mendekatinya.

Pait pait pait pait, jauh jauh njing serem banget tu muka ke abis kena adonan cireng. -batin Billkin saat hantu itu tepat berdiri di depannya dan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Billkin.

"Kamu bisa melihat aku yah?" Ucap hantu itu sambil menyidik-nyidik wajah Billkin yang terus melihat kesana-kemari.

Namun tidak ada jawaban dari Billkin.

"CENDOL" teriak hantu itu

"EUY" sahut billkin ia langsung menoleh kebelakang, seketika semua pandangan tertuju padanya.

"Apaan si Lo cupu, ga jelas banget dah" semua orang menatap sinis kepada Billkin.

"Tuh kan kamu bisa lihat aku" ucap hantu itu, Billkin memutar tubuhnya menghadap hantu itu, mau bagaimana lagi, ia berhasil tertipu oleh hantu seram yang ada di depannya.

Billkin dan hantu itu duduk di kursi taman belakang sekolahnya. Hari sudah begitu malam, udara dingin mulai menusuk tulang Billkin, walaupun kostumnya tebal, tapi dingin masih bisa ia rasakan.

"Maaf tapi gw ga bisa bantu lu" ucap Billkin sembari berdiri dari duduknya, namun hantu itu langsung menarik tangan Billkin.

"Plisss" walaupun hantu itu terlihat seram, ya gimana ga serem matanya aja ga ada satu, kulit pucet, rambut acak-acakan. Tapi setelah dia cerita tentang bagaimana kematiannya Semuanya berubah, Billkin merasa kasian kepada hantu itu, tapi bagaimana lagi, ia tidak dapat membantunya, karena tidak semua hantu bisa ia tolong, dan tidak semua hantu berkata jujur.

"Tapi gw g percaya sama lu, ya gimana bisa percaya, lu bilang lu mati gara-gara ketabrak, tapi dari penglihatan gw lu mati gara-gara bundir, ogah ah kalo gitu ma, cari yg Laen aja" Billkin membawa keranjangnya dan pergi. ia sudah dinasehati oleh kakeknya jika bertemu dengan hantu harus mencari tahu dulu identitas nya, bisa jadi ia berbohong dan memalsukan cerita.

Billkin kembali memasuki kelas dan menawarkan dagangannya itu namun apa yg terjadi? Teman-temannya malah mengusirnya.

"Kin lu mau sampe kapan sih jualan cendol? Udah tau kaga ada yg mau Masi aja jualan" ucap Bright si ketua kelas dengan prestasi sepak bola juara 1 di sekolah.

"Iya ih, mana cendol kamu ma kurang enak diliat lagi, masa cendol bentukannya kaya cimol, asa aneh kamu mah" lanjut Tawan sambil menyuap seblak yang ada di dalam bekal kotak makannya.

"Nah bener, kaya si win dong jualan tuh eskrim,kue kering" sambung off sambil tersenyum kearah win.

"Perasaan gw ga jualan kue kering phi" ucap Win memainkan tongkat sihirnya ala Harry Potter.

"Eta meren nu jiga Berger tapi kering warna warni" celetuk Tawan.

"Macaroon ouy" sahut Gun.

"Kumaha urang we, da urang ma apalna Berger garing warna warni" ucap Tay dengan muka mengejeknya.

Billkin terdiam di dekat pintu, ia heran kenapa ia bisa bertemu dengan manusia seperti mereka. Ia hanya menawarkan dagangannya saja, namun mereka malah membahas dagangan temannya yang kaya raya itu.

"Jadi ga mau beli ni?" Tanya billkin dengan wajah cemberut nya.

"Engga ah tidak selera kalo kamu yang jualannya" ucap Gun di temani tawa teman-teman nya yang ada di dalam kelas itu. Billkin pun memutuskan untuk pergi sebelum ia mendapatkan cacian yang lebih menyakitkan.

Billkin menyenderkan tubuhnya di samping pohon, ia menangis sesenggukan sembari tidak menyadari jika ingusnya ikut turun.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.

"Ih diem ah gw lagi nangis nih, hiks..."

Tangan itu pun menepuk bahu billkin lagi.

"Ih.." billkin menoleh kebelakang dan ia terkejut karena melihat sosok pria memakai seragam sekolah berkulit pucat tengah berdiri di belakangnya.

"Apa?mau minta tolong?ngga ga Nerima pasien dulu, gw lagi bdmd" ucap Billkin menyeka air matanya dan ingusnya.

Hantu itu memiringkan kepalanya.

"Sengklek lu? Apa salah urat? Pergi ke tukang urut aja sono" Billkin mengelapkan ingusnya ke pohon. Hantu itu memasang ekspresi jijik.

"Apa lu liat-liat" lanjut Billkin yang masih sibuk mengelap ingusnya.

Hantu itu pergi meninggalkan billkin, ia menembus tembok dan hilang begitu saja.

"Dasar setan"

Juragan Cendol HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang