Beleaguer

65 8 1
                                    


Iyogi mendecih kesal ketika membaca pesan yang ia dapat. Itu dari Jyushi, kekasihnya itu meminta agar hubungan yang sudah terjalin selama kurang lebih dua tahun dihentikan begitu saja. Iyogi hendak melempar ponselnya ke atas lantai kalau saja tidak dihentikan oleh Samejima.

Mereka sekarang tengah berada di kamar mewah milik Iyogi. Setelah dikalahkan oleh Ichiro, Jiro dan Kuuko, Iyogi segera menelepon supir pribadinya untuk menjemput ke sekolah. Samejima, Iyogi dan Kusui sudah diberikan penanganan terhadap luka lebam yang mereka dapatkan oleh pelayan di keluarga Iyogi. Tidak ada pertanyaan mengenai kenapa dan bagaimana luka itu didapatkan, karena ini bukan kali pertama Iyogi pulang bersama teman-temannya dengan keadaan terluka. Bahkan, kedua orangtua Iyogi sudah lelah memberitahu Iyogi untuk berhenti pulang dengan keadaan terluka. Perkataan mereka hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri; benar-benar tidak didengarkan dengan baik oleh Iyogi.

"My, my, lihat siapa yang babak belur kali ini."

Penghuni kamar Iyogi spontan menoleh ke ambang pintung. Ada Uozaki di sana, berdiri sembari melipat tangan di depan dada. Ia dengan santai masuk ke dalam kamar Iyogi dan mendudukkan diri di karpet berbulu. Para pelayan Iyogi sudah kenal Uozaki hingga pemuda itu bisa dengan santai masuk ke dalam kediaman Iyogi.

"Kau kemana tadi, brengsek?!" Iyogi menatap nyalang pada Uozaki yang sudah duduk bersila di atas karpet berbulu. Sedangkan yang ditatap hanya terkekeh pelan, tidak terpengaruh sama sekali dengan tatapan nyalang dari Iyogi.

"Aku tidak bisa menolak ajakan berkaraoke dari gadis cantik dan lelaki manis," sahut Uozaki sembari terkekeh tanpa dosa. Jawaban tersebut mengundang decihan dari tiga orang yang lainnya. "Siapa yang membuat kalian babak belur kali ini?"

"Kuuko, Ichiro dan Jiro." Kusui menjawab dengan nada berat, nampak sekali dirinya sedang menahan amarah ketika menyebut tiga nama tersebut. "Mereka mencoba untuk melindungi Jyushi."

"Wow." Uozaki bergumam penuh kekaguman, ia bertepuk tangan beberapa kali. "Lalu kenapa tadi Iyogi mau melempar ponselnya?"

"Jyushi minta putus." Kali ini Samejima yang menjawab pertanyaan Uozaki.

"Lalu Iyogi setuju?"

"Mana mungkin!" Iyogi berseru penuh emosi, tidak mungkin ia mau melepaskan Jyushi begitu saja. Iyogi bukan tipe orang yang bisa melepaskan begitu saja sesuatu yang memang harus menjadi miliknya.

"Aku punya ide agar Jyushi tidak lagi meminta putus."

Ketiga pasang mata menatap ke arah Uozaki dengan penasaran.

"Kuuko, Ichiro dan Jiro, 'kan? Kita lakukan sesuatu pada pawang-pawang Jyushi agar dia tidak berani membangkang."

Iyogi tersenyum lebar, "wah, Uozaki, kau benar-benar brengsek."


.・✫・゜・。.


Jyushi menatap layar ponsel dengan sendu, matanya memerah karena dirinya sempat menangis. Pesannya tidak dibalas oleh Iyogi, itu yang membuat Jyushi panik hingga menangis sesenggukkan. Iyogi menyebutkan nama ketiga orang terpentingnya di dalam pesan; Kuuko, Jiro dan Ichiro. Ia takut kalau mereka bertiga disakiti oleh Iyogi, berhubung Iyogi adalah tipe orang yang nekat maka sudah dipastikan bahwa akan ada hal buruk yang nantinya menimpa Kuuko, Jiro dan Ichiro. Sebut saja Jyushi berlebihan, namun jika bersangkutan dengan Iyogi, Jyushi tidak bisa berpikir positif.

Ponsel Jyushi bergetar lama, pertanda ada panggilan yang masuk. Nama Jiro terpampang di layar ponselnya, tanpa pikir panjang ia langsung menggeser tombol gagang telepon berwarna hijau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Quandary [Hypmic Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang