Forget me not

631 98 98
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









.








.








.

"Maafkan saya, Sajang-nim. Semua terjadi karena kelalaian saya," Umji menunduk, tidak sanggup mengangkat kepalanya. Tidak jauh berbeda dengan orang yang juga berdiri di belakangnya, Yuju.

"Jangan berlebihan. Gwaenchana," Yerin tersenyum ramah. Jam kerjanya hampir habis saat dua karyawan restorannya itu datang, "lagi pula Yuju-ssi melakukannya karena tidak tahu."

"Saya sungguh menyesal, Sajang-nim," ucap Yuju sambil masih tersedu. Dia tiba-tiba maju dan berlutut di depan Yerin.

"Omo! Andwae, Yuju-ssi!" Yerin bergegas beranjak dari meja kerjanya, menarik Yuju agar lututnya tidak sampai menyentuh lantai. "Berdirilah!"

Yuju melihat tangan Yerin yang berada di kedua lengannya, ia pun berangsur menghentikan tangisnya.

"Kau tidak perlu sampai berlutut seperti itu Yuju-ssi. Kesalahanmu karena ketidak-tahuanmu. Jinjja, aku sudah memaafkanmu."

"Jeongmalyo? Jeosonghamnida, Sajang-nim." Yuju kembali menangis haru dengan kebaikan hati bos besarnya.

Paket buket bunga yang dikirim untuk Yerin tempo hari adalah perbuatan Yuju. Karyawan yang direkrut Umji untuk mengisi posisi di restoran cabang baru. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal itu, hanya saja niat baik Yuju yang berinisiatif ingin memberi selamat secara pribadi harus mendapat penolakan karena sesuatu yang tidak dia ketahui. Dalam kejadian itu Yuju tidak sepenuhnya salah. Umji sebagai atasan mengaku kecolongon karena tidak memberitahu Yuju lebih awal.

"Terima kasih, Yuju-ssi. Kau sungguh manis sekali."

Rasanya Yuju ingin melayang mendapat pujian langsung dari sang CEO. Dia semakin mengagumi sosok Jung Yerin terlepas dari cerita sukses yang sering ia dengar dari Umji.

"Dan... Yuju-ssi, kau tidak perlu membawakan jeruk dan ubi sebanyak ini. Aigoo..."

"Saya kira tetap harus memberi sesuatu yang pantas untuk Sajang-nim. Jeruk dan ubi dari kampung halaman saya, Sajang-nim pasti menyukainya."

"Jeongmal?" Yerin terheran dengan pengakuan jujur Yuju. Dia melihat Umji yang dari tadi hanya bisa menggelengkan kepala frustasi. Membawa dua keranjang besar jeruk dan ubi bukankah itu terlalu berlebihan? Karyawannya yang satu ini memang berbeda, Yerin jadi merasa terhibur.

"Terima kasih banyak Yuju-ssi, akan aku pastikan membawa semuanya pulang. Jika ada waktu luang sepertinya aku harus mengundangmu dan Umji makan malam di rumah."

❁𝔹𝕃𝕆𝔼𝕄❁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang