Lingkungan sekolah yang cukup sepi karena suansana sekolah yang masih pagi, ruang-ruang kelas yang nampak kosong hanya ada beberapa siswa-siswa yang rajin dan beberapa siswa-siswa yang sedang terburu-buru mengerjakan tugas rumah yang harus dikumpulkan pagi ini.
Seorang siswa yang sedang menatap bosan lingkungan kelas yang sedang ditempatinya, dia hanya bisa menghembuskan nafas panjang mencoba untuk mengabaikan ocehan yang sedari tadi terus mengalir dari bibir tebal orang disampingnya.
Inilah yang membuatnya benci untuk ke sekolah lebih awal, dia harus menunggu guru agar suana kelas lebih tenang, salahkan saja bantet kecil yang memaksanya untuk ke sekolah pagi-pagi buta, padahal dia masih mengantuk.
Katanya pengen liat gebetan lebih lama.
Cih.
Kenapa dia tidak pergi sendiri saja, bukankah itu gebetannya bukan gebetan dia. Kalau ada yang bertanya kenapa dia bisa berteman dengan banten kecil disampingnya ini, 'Entahlah, itu terjadi begitu saja.' Sebenarnya karena Jimin adalah teman seperpopokannya.
Surai merah gelap yang terlihat sangat mencolok itu berayun lembut karena ditiup angin yang berhembus melalui jendela terbuka samping tempat duduknya. Pemandangan tersebut terlihat seperti cerita di drama-drama korea kebanyakan, bedanya ini fanfiction taekook. Mwehehe.
“Eh, tau ngak?” awal mula sebuah percakapan yang akan berujung pergibahan yang dilontarkan oleh orang didepannya.
Pria itu hanya hanya menatap malas orang tersebut, “Apa?” ucapnya.
"Kudengar ada anak baru yang masuk hari ini. Katanya dia kaya, pintar dan tampan, rumornya sih begitu. Pasti masih lebih tampan diriku." Ucap orang itu menepuk dadanya bangga sambil tersenyum sombong.
Jungkook hanya bisa memutar matanya malas dan menghembuskan nafas kasar mendengar nada percaya diri yang dikeluarkan temannya satu ini, entah kepercayaan diri dari mana dia bisa berkata begitu. ‘Makhluk bantet satu ini tidak tahu caranya turun.’
"Mungkin saja kau tertarik Jungkook. Ya, mungkin." Jimin mengindikan bahunya.
Mengabaikan Jimin yang sedari tadi mengoceh, Jungkook memilih untuk melipat kedua tangannya, mulai memposisikan kepalanya dengan nyaman dan akhirnya memilih untuk tidur daripada mendengarkan temannya yang sedari tadi mengoceh tidak ada habisnya.
Jimin yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafas kasar, 'Tidak bisakan dia memperhatikan orang lain kalau ada yang sedang berbicara dengannya.' Jimin pun akhirnya membalikkan kembali kursinya menghadap ke depan.
Lebih baik dirinya membayangkan masa depannya dengan Yoongi hyung.
Ah, hanya dengan membayangkannya saja membuat senyum lebar di bibir tebal Jimin terbit.
'Aku mulai merindukan Yoongi hyung.'
KKRRIINNGG
Belum sempat Jimin berdiri, bel tanda masuk sudah terlebih dahulu berbunyi, membuat Jimin mengurungkan niatnya untuk mampir ke ruang kelas Hyung tercintanya.
Derap langkah kaki yang saling bersahutan terdengar dengan jelas di lorong, karena murid-murid sudah masuk kedalam kelasnya masing masing.
"Selamat pagi anak-anak."
“Pagi.”
“Selamat pagi.”
“Pagi, saem.”
"Maaf bapak sedikit terlambat, karena kita kedatangan salah seorang murid baru. Taehyung-ssi silakan perkenalkan dirimu."
"Salam kenal, Kim Taehyung." Balas pria bermarga Kim itu dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM SH!T || TAEKOOK
FanfictionOrang yang sangat temperamental hampir tidak bisa disentuh kemudian dia bertemu dengan orang dingin misterius yang selalu tidak bisa ditebak. Bagai sebuah kebetulan yang tidak diinginkan, mereka selalu dipakasa bertemu diberbagai kesempatan. *** Hom...