ZOOT!

1.4K 131 30
                                    

Derap langkah sepatu Blaze terdengar samar saat si penguasa elemental api itu berlari kecil menyusuri koridor markas TAPOPS yang panjang. Sementara berlari, wajah Blaze menunjukkan air muka jahilnya yang legendaris, lengkap dengan cengiran lebarnya ketika sedang mendapat ide untuk menjahili pecahan elemental yang lainnya.

Selagi sukses menjahili Solar, Blaze menemukan sesuatu yang menarik. Siapa sangka pelajaran fisika yang dianggapnya membosankan dan menjemukan itu memberikan sebuah inspirasi. Dari inspirasi itu lahirlah sebuah ide untuk mengusir kebosanan.

Hanya saja Blaze membutuhkan bantuan untuk mewujudkan ide itu ....

Yang pertama dicarinya adalah si pengendali elemen tanaman alias Thorn yang kadang juga dipanggil Duri. Tempat yang pertama kali dikunjungi Blaze adalah ruang rekreasi markas TAPOPS dimana terdapat kebun botani yang luas. Si pengendali elemen tanaman itu memang suka menghabiskan waktu luang di daerah itu sambil bermain dengan serangga-serangga peliharaannya.

Sayangnya yang dicari oleh Blaze tidak berada di tempat.

"Ah ya, kenapa ngga aku hubungi pakai powerband-ku," gerutu si pengendali elemen api itu sambil menepuk dahi.

Seperti layaknya menggunakan ponsel, Blaze memanggil Thorn lewat powerband-nya. Untungnya wajah ceria Thorn segera muncul pada layar powerband yang melilit pergelangan tangan Blaze.

"Ah, halo, Blaze." Thorn menyapa dari layar powerband milik Blaze.

"Dimana kamu? Aku ada ide nih, aku perlu-"

"Ah maaf, maaf." Thorn menyahut dengan nada tergesa-gesa. "Aku sedang belajar memasak dengan Gempa!"

Barulah Blaze menyadari kehadiran Gempa pada layar powerband-nya yang sedang digunakan untuk memanggil Thorn. Wajah Thorn mendominasi layar powerband yang kecil itu dan hanya dengan mata memicing sajalah Blaze bisa melihat Gempa yang sedang memasak membelakangi Thorn.

"Yaaah ...." Kekecewaan terdengar jelas dari keluhan Blaze. "Ya sudah deh, aku coba Taufan deh ...."

"Okee." Thorn membalas sambil melambaikan tangan sebelum wajah cerianya lenyap dari layar powerband milik Blaze.

"Haaah, tinggal Taufan yang bisa kuandalkan," keluh Blaze.

Blaze hendak menghubungi Taufan ketika dari sudut matanya ia melihat seorang pemuda berdiri di dekat area rekreasi. Bahkan dari jarak yang agak jauh itu Blaze mengenali pakaian serba biru dan bergaris-garis putih-kuning yang dipakai pemuda itu.

Cengiran jahil Blaze pun segera mengembang. "Taufan!" teriak Blaze selagi ia berlari menghampiri pemuda itu.

"Eh, Blaze?" Pemuda yang tidak lain adalah Taufan menengok ke arah Blaze yang berlari menghampiri. Kedua kelopak netra biru safir Taufan mengedip cepat saat si penguasa elemental angin itu melihat Blaze yang tergesa-gesa.

"Ada apa Blaze?" tanya Taufan ketika Blaze sudah berada dekat dengannya.

"Aku ada ide nih!" sahut Blaze lengkap dengan cengiran jahilnya. Blaze langsung mengaitkan tangannya melewati leher Taufan. Si pengendali elemen api itu mendekatkan bibirnya pada telinga Taufan dan membisikkan sesuatu ke telinga si pengendali elemen angin itu.

Kedua netra biru safir Taufan langsung membelalak lebar setelah ia mendengar rencana dan penjelasan dari Blaze. "Be-benarkah?" tanya Taufan dengan binar-binar gembira menghiasi netra biru safirnya. "Ayooo!" Bahkan Taufan langsung antusias menyambut ajakan Blaze.

Dan lima belas menit kemudian ....

Dari tembok di ambang pintu salah satu ruang rekreasi markas TAPOPS terlihatlah si korban yang hendak menjadi sasaran Blaze dan Taufan siang itu. Tidak lain dan tidak bukan sasaran kedua troublemaker itu adalah si pengendali elemen listrik yang terkenal tsundere dan mahal senyum. Di atas sebuah sofa panjang, berbaringlah Halilintar dengan santainya.

ZOOT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang