—Happy Reading—
Pagi pagi seperti ini ibu sudah mengomel saja. Memarahi Cahaya karena lupa membereskan lemari buku yang ada di gudang rumah mereka. Cahaya berjanji akan membereskan lemari buku di gudang karena 2 hari lalu ia di traktir membeli sepatu incarannya di dekat pasar Minggu, tapi sudah 3 hari Cahaya belum mulai membereskan lemari nya.
"Lemari gudang belum kamu beresin kan?. Rebahan aja kerjaan nya. Nanti sepatu kamu ibu jual lagi lho." Tegur ibu sembari mengelap meja makan. Berharap anak perempuan satu satunya itu beranjak bangun dan menepati janjinya agar bergegas ke gudang.
"Denger gak ca?" Tanya ibu lagi karena tak kunjung mendapatkan sahutan dari Cahaya yang sedang rebahan di sofa ruang tv.
Cahaya membuka matanya, sedikit tersadar, "iya bentar, satu lagu lagi." Katanya dan melanjutkan kegiatan favorit nya.
"Dengerin musik terus. Nanti sakit kuping kamu.
"Gapapa."
"Dengerin musiknya sambil beresin gudang sana. Biar cepet selesai, gerah mata ibu ngeliat gudang berantakan gara gara buku buku kamu." Tutur ibu lagi.
Dengan sedikit kesal Cahaya bangun dari rebahan nya, berjalan menuju gudang di sudut rumah. Masih dengan headset yang menggantung di telinganya. Menurut nya musik adalah hidupnya, walau lagu yang ia putar itu itu saja, tapi bisa lupa dari rasa sepi yang ia rasakan.
Cklek, pintu gudang ia buka perlahan. Langsung menunjukkan tumpukan barang barang yang tak beraturan.
"Uhuk, anjir debunya." Ucapnya setelah terbatuk akibat debu yang berhamburan.
Cahaya mengatur lagu yang ia inginkan, lalu berjalan menuju tumpukan buku buku dan mulai membereskan nya. Ia menyusun semaunya saja, sebenarnya ia ingin menyusunnya sesuai gendre buku nya, tapi untuk kali ini ia terlalu malas.
Perlahan ia mendorong rak kayu yang berukuran sedang ke pinggir ruangan, lalu meletakkan buku yang ada di lantai ke atasnya. Ia lakukan hal yang sama kepada buku yang ada di dalam kardus.
Ini semua buku buku yang menganggur di kamar lamanya. Karena kemarin ia baru pindahan kamar, jadi sekalian saja menyingkirkan hal yang tidak terlalu perlu ke gudang.
Bruk, satu buku jatuh dari tangan nya. Karena tidak hanya satu yang ia bawa, Cahaya memutuskan untuk meletakkan sisanya lalu memungut buku tadi.
Cahaya Dairy.
Buku diary nya ternyata. Sudah lama dia tak melihat buku ini. Ia memungut nya, membuka perlahan lembar lembar kertas yang tak putih lagi. Tinta tinta di dalam buku itu juga sudah mulai memudar, mengingat ini buku diary nya 3 tahun lalu.
Sampai berakhirnya dimana satu halaman yang menarik perhatian nya. "Surat Rahasia Untuk Darrendra" yang di tulis dengan tulisan handlattering, dan diberi banyak hiasan di bagian ini.
Darrendra?
To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Rahasia Untuk Darrendra
Teen FictionStart : 15 Mei 2021 End : Cover from pinterest