.....
Suara ketukan pintu kini semakin keras terdengar, membuat penghuni kamar menjadi geram mendengarnya. Entah siapa yg mengganggunya sepagi ini.
Masih berbalut selimut tebal, perempuan yg masih memakai piyama tidur terpaksa harus enyah meninggalkan tempat tidur dan langsung membukakan pintunya.
"Kenapa sih pagi-pagi udah ganggu" cerocosnya memanyunkan bibir masih dengan kedua mata yg tertutup.
"Kenapa belum bangun?"
" Rania, ini waktunya kuliah." Sambungnya lagi masih dengan suaranya yg dingin dan begitu khas.
Perempuan yg dipanggil Rania pun langsung membuka kedua matanya, ia tidak tau kalau laki-laki ini yg sudah mengganggu tidurnya. Rania semakin mengeratkan selimutnya yg menempel di tubuhnya, karena piyama yg ia kenakan begitu transparan.
"Kak El ngapain sih pagi-pagi udah ganggu!?"
"Gak mau kuliah?" Kini nada bicaranya sedikit menurun, tidak lagi tinggi dan dingin seperti tadi.
"Kuliah sore" jawabnya masih tetap membetulkan selimut yg menempel di tubuhnya. Ini sontak membuat pandangan Elang tertuju pada tubuh Rania. Bukan karena ada apa, tapi Perempuan ini terlihat sangat sibuk membetulkan selimutnya, hingga membuatnya terlihat menggemaskan dimata Elang.
Tangan kekar Elang pun ikut membetulkan selimut yg menempel pada tubuh adiknya, "Lain kali, gak usah pakai baju sekalian." Ucapnya langsung membuat Rania mengerucutkan bibirnya.
"Kak,,,"
"Gak usah kayak gini deh. Aku udah gede!"
Elang langsung menghentikan tangannya, ditatapnya Rania dalam-dalam dari bawah keatas hingga membuat gadis cantik ini sedikit was was dibuatnya.
"Kenapa Kak Elang menatapku seperti itu?" Tanyanya, masih dengan kedua tangan yg menutupi tubuhnya.
"Hot.."
Elang masih menatap Rania, dibukanya pintu kamar itu lebar-lebar, hingga membuat Rania semakin memundurkan langkahnya.
"Kak,,, mau ngapain sih?!"
Langkah Rania semakin mundur kedalam kamar, hingga sampailah ia didepan ranjang dan langkahnya terhenti. Elang masih menatapnya, dan terus mendekat kearah Rania. Jarak keduanya semakin dekat, hingga Rania bisa mencium aroma maskulin tubuh Elang. Entah setan apa yg mendorong Rania, gadis itu kini memejamkan kedua matanya.
"Sexy"
Deggh
Jantung Rania seakan berhenti berdetak. Ucapan kakaknya itu membuat jantung Rania semakin berdebar-debar tidak seperti biasanya.
Kedua mata Rania kini terbuka lebar begitu kakaknya mengucapkan kata-kata itu, ada yg salah? Tidak! Seharusnya tidak ada yg salah dengan ucapan kakaknya. Rania adalah seorang adik dan Elang adalah seorang Kakak, dimana letak salahnya?
Tapi, kenapa Rania selalu berfikiran lain. Ia menganggap, ucapan itu harusnya diucapkan oleh sepasang kekasih, bukan kakak dan adik.
"Ini udah terlambat! Aku harus mandi." Ucapnya masih dengan jantung yg berdebar-debar. Rania berlari menuju ke kamar mandi, dan meninggalkan Elang yg masih menatapnya.
Rania sengaja melakukan hal itu, karena jika ia tetap disitu dengan Elang, ia akan semakin dibuat lebih berdebar-debar lagi.
Dengan baju yg cukup santai, tapi tetap terlihat anggun, Rani keluar dari kamarnya dengan membawa setumpuk buku dan tidak lupa tas yg ia tenteng.
Masih dengan perasaan yg sama, antara was was dan berdebar-debar, Rania mencoba untuk sesantai mungkin ketika menemui kakaknya dimeja makan. langkahnya terhenti tepat didepan Elang. Semuah jenis makanan sudah memenuhi meja makan. dari buah hingga cemilan cemilan nampak tersusun rapih diatas meja makan. sebenarnya pemandangan ini sudah biasa ia lihat setiap hari, tapi kali ini ada sesuatu yg berbeda.
yah! Ada sepotong cake dimeja makan. entah itu cake siapa, seingat dirinya tidak ada yg berulang tahun hari ini.
Rania memberanikan diri untuk bertanya pada kakaknya, padahal biasanya pun ia selalu berani dan menganggap kelakuan Elang biasa saja. tapi kali ini entah apa yg membuat Rania merasa kalau perlakuan kakaknya ini tidak seperti biasanya.
"Itu cake siapa? apa ada yg ultah hari ini?" tanyanya pelan.
Elang yg tengah mengunyah makanan dengan ponsel yg ia genggam pun langsung menghentikannya, mengalihkan pandangannya kearah Rania.
"Entah, satpam yg ngasih."
"Memangnya itu dari siapa?" tanyanya lagi.
"Hari ini, kakak antar kamu ke kampus" ucap Elang, lebih tepatnya seperti perintah yg tidak boleh ada penolakan.
"ishh, tanya apa jawabnya apa!" lanjutnya mengerucutkan bibir.
"Bawa cake itu ke kampus, cowok itu harus aku kasih peringatan!" nada bicara El kini terlihat dingin. Rania sudah mengerti akan hal ini, pasti ada salah satu teman kuliahnya yg mengirim cake ke rumah.
helaan nafas terdengar jelas "Kak, sampai kapan sih kak Elang seperti ini? terus menerus melarang aku dekat dengan cowok."
"Aku udah besar kak, Aku tau mana yg terbaik dan mana yg enggak." lanjutnya lagi.
Yah, Elang selalu melarang Rania untuk tidak berhubungan dengan laki-laki selain dirinya. Dari Rania SD hingga kuliah seperti ini, Elang tidak pernah memberikan kelonggaran sedikitpun dalam pergaulan adiknya itu. Cara Elang untuk menjaga Rania memang tidak ada yg salah sedikitpun. wajar, seorang kakak menjaga adik perempuannya dengan seketat itu. menghindarkan Rania dari laki-laki yg hanya ingin memanfaatkan kecantikannya saja.
Tapi,
Sampai kapan? Adiknya pun kini sudah semakin dewasa. pasti suatu saat nanti, dia akan menyukai dan disukai laki-laki.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
RomanceElang Morgan, Laki-laki sukses diusia muda yg memiliki paras rupawan. Banyak dari kalangan atas yg terpikat padanya, tapi tidak ada satupun perempuan yg membuatnya luluh. Setelah Rania Morgan tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik, dunia Elang kini...