.........
Chapter 02
.....
Rintik hujan dipagi hari membuat sebagian penduduk bumi menjadi malas berkegiatan diluar rumah seperti bersekolah, berbelanja, dan bekerja.
Tapi, tidak untuk seorang Elang. Masih dengan tangan kanan yg memegang gagang setir, dan tangan kiri memegang ponsel yg nampaknya tengah terhubung dengan seseorang.
Elang terus berbicara tiada henti dengan lawan bicaranya di telfon. Entah itu membahas bisnis atau pertemuan penting hari ini.
"Saya tidak mau tahu ya, Anda sudah banyak membuat perusahaan saya rugi besar. Anda tahu, proyek di Kalimantan itu jumlahnya berapa triliun?" Ocehnya penuh amarah.
"Anda harus cari bajingan itu. kalau tidak anda akan tahu sendiri akibatnya apa!"
"Shiitt" erangnya keras membanting gagang setir. Rania yg duduk disampingnya pun terkejut, ia tidak aneh lagi dengan tingkah kakaknya kalau sudah menyangkut tentang bisnis. Yah! Elang adalah seorang bisnis man muda yg dikenal tidak segan-segan untuk melakukan apa saja. Melakukan apa yg menurutnya benar dan membuang orang-orang yg menurutnya akan mengganggu bisnisnya.
Terobsesi dalam bisnisnya?
Tidak juga. Elang tidak terobsesi dengan pekerjaannya. Melainkan, ia akan mempertahankan apa yg sudah menjadi hak dan miliknya. Dan siapa saja yg mengusiknya, pasti akan diusik balik olehnya.
Apa bedanya dengan terobsesi?
Jelas berbeda. Karena apa yg dimiliki Elang saat ini, adalah pencapaian ia selama ini. Kerja keras tiada henti untuk membangun perusahaan dan mengembangkannya hingga menjadi besar seperti sekarang.
Jadi wajar saja, ia akan bertindak layaknya singa yg memakan tikus ditengah hutan, kalau ada partner bisnisnya yg bermain dibelakangnya.
"Kak, tenang. Bisa kan gak marah-marah terus?" Bujuk Rania berusaha untuk menenangkan.
Elang masih mencoba untuk menghubungi Orang-orang kepercayaannya, dan terus mencari dalang yg sudah menipu bisnis besarnya itu.
"Bagaimana? Apa bajingan itu sudah ditemukan?" Tanyanya dengan tatapan dingin via telfon.
"Cepat hubungi Mr. I, dan bagi tugas dengan dia soal masalah ini. Saya tidak mau, bajingan itu lolos dengan mudah!"
"Mangkanya pakai otak!" Amarahnya semakin memuncak, membuat Rania semakin bergidik ngeri melihat kakaknya.
Hal ini memang sudah biasa terjadi, tapi tetap saja amarahnya Elang bisa kapan saja membuat trauma Rania. Bahkan gadis ini sempat berfikir, apakah jodohnya seperti kakaknya? Yg ambisius dalam segala hal, dan pastinya keras seperti itu.
Ditatapnya Rania, kali ini Elang terlihat lebih tenang tidak berapi-api seperti tadi. "Maafin kakak." Ucapnya lembut, berbeda 180 derajat dari ucapannya di telfon tadi.
"Sampai kapan sih, kakak ngadepin masalah dengan emosi kayak gini?"
Elang terdiam, masih fokus dalam mengemudinya.
"Kalau mamah ada disini, mamah juga pasti bersikap kayak aku sekarang!" Sambungnya lagi.
Elang menepikan mobilnya dan memberhentikannya sejenak. Ditatapnya dalam-dalam wajah adiknya. "Kalau kakak tidak bersikap kayak tadi, perusahaan keluarga kita akan hancur, dan mamah akan kecewa." Ucapnya, itu seperti pernyataan lebih tepatnya.
Rania menghela nafas mendengar ucapan kakaknya. Apa yg Elang ucapkan memang benar, kalau ia tidak tegas dan hati-hati dalam bertindak, perusahaan keluarganya akan hancur. Dan itu akan membuat mamahnya kecewa, bukan mamahnya saja tapi seluruh keluarganya. "Tapi gak dengan cara emosi kan kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
RomanceElang Morgan, Laki-laki sukses diusia muda yg memiliki paras rupawan. Banyak dari kalangan atas yg terpikat padanya, tapi tidak ada satupun perempuan yg membuatnya luluh. Setelah Rania Morgan tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik, dunia Elang kini...