Prolog

508 10 2
                                    

Abel masih diam tak bersuara. Matanya menatap lurus dan dalam pada sosok yang ada didepannya. Seolah tak ada yang lebih berarti selain hanya menatapnya dan mencoba mengingat setiap inci dari sosok tersebut. Udara disekitarnya terasa berat dan pekat, seakan-akan mengerti betapa sesak rasa sakit yang  menghimpit didalam dadanya. Sesak dan tak tertahankan.

"kamu bener pasti pulang kan? Gak akan lama kan? " Abel bertanya dengan bibir bergetar dan air mata menetes dipipinya.

Sosok didepannya hanya bisa diam dan membisu. Ia hanya menatap dengan penuh kepedihan pada sosok Abel. Sosok itu pun meraih tangan Abel dan kemudian memeluknya. Seketika Abel merasa udara yang begitu sesak berubah menjadi kehangatan.

Abel tak tahan lagi menanggungnya, ia terisak dan menangis dengan hebatnya dalam pelukan sosok tersebut. Sosok itu membelai punggung Abel mencoba untuk menenangkannya.

"ssh....Aku gak akan lama kok kembali ke DIA" Sosok itu berbisik di telinga Abel dengan suara serak dan terasa berat.

Abel masih menangis dan memeluk sosok tersebut dengan erat. Seakan ia tak ingin melepaskannya.

Ya, Abel memang tak sanggup melepaskannya. Ia tak akan sanggup melepaskan orang yang begitu dicintainya kembali pada orang yang lebih berhak memilikinya.

AbelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang