"Aaah! Besok udah upacara kelulusan!" seru anak yang ada di kananku.
"Ga kerasa ya," gumam anak berambut biru dongker yang ada di kiriku.
"Yang ku inget setahun ini cuma... OB, OB, OB, bahkan pas libur tengah semester pun ada OB,"
keluhku, mengingat-ingat lagi semua kejadian. Dari melawan monster di dwarfs mine sampai pertarungan melawan naga di Colosseum
"Kau tabah ya, padahal datang dari dunia antah berantah, bahkan tak punya magic. Bisa-bisanya tahan sama kejadian di sini,"
pikir anak di kiriku, Deuce.
"Haha! Apalagi sama kami!" seru Ace, yang ada di kananku.
"Baguslah kalian sadar diri klo emang minus akhlak," aku tertawa.
"Ah, kalian duluan saja ke asrama! Nanti aku nyusul!" seruku.
"Jangan lama-lama lho! Deuce ga ngerti MTK soalnya, males aku kalo harus ngajarin dia," keluh Ace.
"Heh! Apa-apaan itu?!"
seru Deuce, kesal.Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku dua temanku. Mereka pergi ke Heartslabyul melewati portal kaca. Sedangkan aku pergi ke Diasomnia sambil mengeluarkan hadiah kecil dari saku celana.
.
.----------
"Ah! Lilia-senpai!" seruku, kaget.
Tiba-tiba saja dia nongol dari atas pohon, walau itu memang sudah biasa dia lakukan.
"Fufu, sudah kuduga Yuu-chan. Kau mau menemuinya?" tanya Lilia.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ah, anu, juga yang lainnya. Apa mereka baik-baik saja?" tanyaku.
"Tentu saja tidak, ayo ikut aku,"
katanya, sambil tersenyum. Dia akan mengantarku ke tempat di mana naga besar itu tidur.
Aku sudah lihat banyak karakter di NRC, tapi tetap saja ada 2 orang yang aku tak mengerti. Mereka tetap santai dalam keadaan sulit atau bahkan saat terancam.
Floyd Leech, si belut yang moody dan juga orang yang ada di depanku sekarang.
Cowok dengan tampang cantik seperti anak perempuan-menurutku-dan tubuh yang bahkan lebih pendek dariku. Lilia Vanrouge, wakil ketua asrama Diasomnia.
"Mungkin kalau kau yang masuk dia tak akan marah," kata Lilia.
"Mungkin katamu?!"
pikirku dalam hati. Menurutku ini biasa saja, mengunjungi teman di kamarnya. Bahkan memanggilnya "Tsunotaro" pun bukan masalah bagiku dan dia. Tapi, setelah menyaksikan OB-nya kemarin, aku jadi mengerti kenapa dia ditakuti hampir semua anak NRC.
Aku jadi agak takut, khawatir dia akan menyerangku tiba-tiba. Tapi, aku percaya dia bukan orang seperti itu. Maka dari itu aku memutuskan untuk masuk ke kamarnya, Sendirian
"Tsunotaro! Ini aku!" seruku.
Ruangannya tampak redup. Terlihat Tsunotaro sedang berada di kasurnya. Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Aku menghampirinya, ke sisi dimana ia sedang menghadap. Duduk di kursi yang ku seret dari ujung ruangan tadi.
"Tsunotaro," panggilku. Tidak ada jawaban. Tapi, aku tahu kalau dia tidak tidur. Aku memberanikan diri untuk "membuka paksa" selimutnya.
Jika Ace melihat ini pasti dia akan berteriak, "Kantokusei-san, kau bisa mati tau! ".
Tampak wajah Tsunotaro yang sangat sayu. Dia tampak habis menangis seharian ini. Pantas saat kutanya Cater-senpai tadi, Tsunotaro tidak kelihatan di kelas.
"Kenapa kau di sini?" tanyanya, dingin.
"Menemuimu, tentu saja! Aku khawatir," jawabku.
"Kau masih mau menemuiku?" tanya Tsunotaro.
Aku mengangguk tegas.
"Bahkan setelah kau tahu, aku monster bagi semua orang?"
Pertanyaannya itu membuatku terdiam sejenak.
Aku menggeleng, "Kau temanku, Tsunotaro sudah sepantasnya aku khawatir tentang keadaanmu," jawabku.
"Walaupun seluruh dunia memusuhimu, kau tetap temanku," aku memperlihatkan senyumanku.Tsunotaro terbelalak, terdiam. Dia tertawa pelan.
"Kau manusia yang berani sekali," gumamnya, ia tersenyum sekarang.
Aku hanya nyengir mendengarnya.
"Ini, kubawakan es krim! Kau suka bukan? Aku sendiri yang membuatnya! Tadi Trey-senpai membantuku,"
kataku menyodorkan es krim yang tadi siang kubuat.
Tsunotaro tersenyum, ia duduk kemudian menyantap es krim yang kubuat.
-----
.
.
.
."Kau kemana tadi?" tanya Ace.
"Mengunjungi teman, kalian ga bakal mau tahu," kataku.
Ace yang mengerti maksudku langsung diam.
"Siapa?" tanya Deuce."Mending selesein dulu linearnya," kataku.
"E... Eh, iya iya!" Deuce langsung fokus dengan PR nya.
"Riddle-senpai mana?" tanyaku.
"Pertemuan antar Ryocho, persiapan upacara besok mungkin," jawab Ace.
"Ah, mungkin dia diwakilkan Lilia-senpai",pikirku.
"Dan, ngomong-ngomong soal "dimana". Mana Grimm? Biasanya menempel sama Kantokusei-san ?"
tanya Ace."Entah, dia menghilang sejak jam istirahat," jawabku.
"Semoga dia baik-baik saja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Will Be Fine
FantasySetelah kejadian di Colosseum, hubunganku dengan para ryocho semakin erat. Juga dengan yang lainnya, tak terkecuali anak kelas 1. Kalau saja dia tidak ada, mungkin sekarang aku sedang merayakan upacara kelulusan dengan yang lainnya.