The Little Alpha and His First Bond

577 85 18
                                    

"Hyung, bukankah seharusnya kita tidak berada ditempat asing seperti disini?" Tanya seorang anak kecil berumur 6 tahun pada sosok kakak laki-lakinya yang berusia 3 tahun lebih tua darinya.

"Shhtt.. Jaemin-ah. Tadi aku mendengar suara aneh datang dari sini." Ucap sang kakak dengan suara kecil, mempertajam pendengarannya untuk segera menemukan darimana asal sumber suara.

"Suara apa? Aku tidak mendengar suara apapun selain suara khas yang berasal dari hewan di malam hari." Tapi anehnya sang adik tidak mendengar suara dari apapun, tidak satupun dari hewan yang berada dalam hutan.

Hening dan sunyi.

Hawa dan udaranya terasa lebih dingin dari biasanya, bahkan sang angin pun seolah enggan untuk berhembus menyentuh lembut pepohonan yang ada disekitar mereka.

"Apakah tidak sebaiknya kita kembali, hyung? Ayah pasti sedang mencari kita saat ini."

"Sebentar saja." Jawab sang kakak singkat.

Pasalnya mereka saat ini sedang berjalan melewati jalan setapak menuju hutan ditengah gelapnya malam. Apalagi sejak tadi sang adik selalu melirik ke arah langit yang menurutnya aneh.

Gelap.

Langitnya begitu gelap. Tidak ada satupun bintang yang berhias disana selain benda bulat yang tampak mendominasi langit itu.

Ia pun sedikit heran. Benda bulat itu biasanya memancarkan cahaya silau yang terang. Cahaya yang mampu menerangi segelap apapun malam.

Bulan itu berwarna merah.

Seolah menambah suasana mencekam pada gelapnya malam, yang biasanya memang tidak selalu seperti ini.

Sang adik terkejut ketika sang kakak tiba-tiba saja berlari menuju sesuatu.

Bukan sesuatu, tapi lebih tepatnya pada seseorang yang terbaring lemah diatas kotornya tanah.

Seorang wanita muda dengan luka-luka lebam disekitar tubuhnya.

"Anda baik-baik saja?" Tanya sang kakak dengan nada khawatir.

Beruntung si wanita muda itu masih setengah sadar. Sang kakak mendekatkan dirinya untuk mendengar lebih jelas saat wanita itu berusaha mengucapkan sesuatu dengan suara serak dan kecil khas orang yang sedang dalam kesakitan.

Padang bunga merah.

Satu kalimat terakhir yang dapat ia dengar sebelum si wanita itu tak sadarkan diri.

"Apa maksudnya, hyung?" Tanya sang adik kecil yang dibalas gelengan tidak tahu oleh sang kakak.

"Kupikir kita harus kesana untuk mencari tahu lebih jelas. Mungkin terjadi sesuatu disana."

Untuk seukuran bocah seperti kakaknya, dia mempunyai rasa penasaran yang tinggi dan tidak mengenal rasa takut sekecil apapun.

"Kau yakin, hyung?"

Hanya anggukan yakin dia dapat dari sang kakak.

"Maksudku bagaimana jika ada seorang pembunuh atau pemburu gelap yang sedang berkeliaran dihutan? Kau lihat sendiri bagaimana kondisi wanita itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate : Unlimited (Jaedo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang