"Sssttt, Sachi! Look what i've found!" Ujar Yihua sambil menarik ujung baju Sachi.
Sachi yang sedang asyik memetik bunga Dandelion tertarik ke belakang, ia mendecakkan lidahnya dan ikut melihat apa yang ditemukan Yihua.
"Eh? Wah apa ini? Lucu sekali!" Kata Sachi.
"Tuh kan, sudah kubilang. Tapi kenapa ada ikan seperti ini ya?" Kata Yihua.
Ia dan Sachi terus menatap pada ikan kecil yang berwarna biru terang itu. Padahal, tak pernah ada satu ikan pun yang mereka pelihara di Sungai di belakang rumah mereka.
Yihua menyatukan kedua tangannya dan mengambil ikan itu. Mata kedua anak itu berbinar-binar.
"Lucu sekaliii! Sachi, ayo kita pelihara." Ajak Yihua.
"Boleh sekali! Tunggu disini, aku akan mencari tempatnya." Ujar Sachi. Ia berdiri dan berlari ke gudang, mencari tempat untuk ikan itu.
Sachi celingukan. Dan beruntung, ia mendapat box akurium yang masih bisa digunakan. Gadis itu mengelapnya dengan kain dan kembali ke tempat Yihua.
"YIHU!!" Teriaknya saat melihat Yihua yang ingin menceburkan dirinya ke sungai. Ia melempar box akuriumnya, lalu menarik Yihua.
"Apa-apaan kau ini?!" Marah gadis itu.
"Ikannya melompat ke sungai tiba-tiba, jadi aku refleks ingin menangkapnya!" Jawab Yihua.
"KAU HARUS MENGURANGI KECEROBOHAN-MU ITU! BAGAIMANA KALAU SUATU SAAT AKU DAN AYAH SUDAH TIDAK ADA?!"
"Makanya jangan bicara begitu, bodoh!"
"Habisnya bagaimana?! Kalau tadi tidak ada aku kau pasti sudah tenggelam!"
"Hei jangan meremehkanku! Aku bisa—"
Kata-kata Yihua terpotong, matanya tertuju pada sebuah kelinci bermata odd eye.
"Hah! Sachi, lihat itu! Kelinci bermata odd eye! Langka sekali!" Ujar Yihua sambil mengejar kelinci itu.
"Tunggu, Yihu!!!"
"Hei Kelinci, tunggu dulu!" Teriak Yihua. Saat hewan lincah itu sudah hampir tertangkap, kaki Yihua malah terbelit oleh akar-akar pohon panjang yang berduri.
"AW!" Ringis Yihua, ia merinding melihat kedua kakinya yang terluka. Padahal, ia memakai kaus kaki putih.
"Yihua!" Panggil Sachi.
"Sachi ...."
"Diam, jangan bergerak! Aku akan coba melepasnya!" Ujar Sachi.
Sejatinya, Sachi juga bingung bagaimana cara ia melepas duri tajam itu. Mengingat bahwa hutannya tak jauh dari rumah, gadis itu segera berlari mencari alat yang bisa digunakan untuk melepas durinya.
"Sachi??"
"Tunggu disitu! Aku akan segera kembali!"
"Bukan itu ... DI BELAKANGMU SACHI!" Teriak Yihua.
Sachi menoleh ke belakang dan spontan menunduk saat seseorang berjubah hitam ingin memukulnya dengan sebuah kapak.
"SIAL, SIAPA KAU??" Geram Sachi.
Yihua mendecakkan lidahnya, ia menarik kakinya dengan paksa hingga duri-duri itu terlepas dari kakinya. Gadis keturunan China itu menahan perih kakinya, ia harus membawa Sachi kabur dari sana.
"Sachi ... ayo kabur saja ...." Lirih Yihua sembari menyeret tubuhnya.
"Hei kakimu—"
"Aku tidak apa-apa, kita harus kabur dari sini!" Kata Yihua. Sachi mengangguk dan memapah Yihua untuk kabur dari hutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tréximo
Horror"Kita akan bersama selamanya kan?" "Pasti, dan akan selalu begitu."