1. Prolog

11 2 0
                                    

Jangan lupa sebelum baca untuk vote dan simpan diperpusatakaan kalian untuk melihat updatetan dari cerita ini.

Happy Reading :)

***

Di pagi yang cerah ini adalah awal masuk ajaran baru setelah hampir 2 minggu para siswa libur kenaikan kelas.

Kiara gadis yang berusia hampir menginjak 18 tahun sudah siap dengan tas berwarna cream di pundaknya. Dia sangat rindu bertemu dengan teman & juga sahabatnya.
"Gak sabar banget gue mau ketemu sahabat-sahabat gue, rasanya kangen banget 2 minggu gak ketemu mereka"

Setelah 5 menit berdandan didepan cermin akhirnya Kiara puas dengan seragam sekolah yang dirasanya sudah rapi. Pagi ini rambutnya dibiarkan terurai dengan dua japit berwarna hitam yang dia pasang diselah kanan dan juga kiri rambutnya, menambah kesan cantik & anggun.

Selain itu Kiara juga anak yang tergolong pintar, rajin, dan disiplin. Kiara juga hobi sekali bermain basket & juga mengikuti karate. Namun dia tergolong orang yang memyimpan masalahnya sendiri & tidak mau mengumbar atau menceritakannya kepada orang lain atau bahkan orang tuanya. Selagi dia masih bisa mengatasinya maka dia akan simpan masalah itu sendirian.

Kiara segera turun menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.
"Aduh pagi-pagi udah cantik aja nih putri kesayangan Mama" ujar Ratna ibu Kiara. Ia memang anak tunggal dari Ratna dan juga Pandu yang sangat mereka sayangi.

"Iya dong Ma, inikan hari pertama Kiara masuk kelas XI jadi harus terlihat rapi & perfect dong".

"Iya udah gih cepetan dimakan tuh sarapannya keburu telat nanti"

"Aku makan roti aja deh nanti biar sarapan nasinya di sekolah"

"Yakin cuma mau makan roti nanti mag kamu kambuh lagi, hari ini kan pasti ada upacara" ujar Ratna yang khawatir. Pasalnya putri itu sering sekali telat makan dan akhirnya perutnya sering sekali kambuh.

"Gpp kok, biasanya kan Kiara juga cuma makan roti, ya udah kiara pamit dulu ya Ma keburu ditunggu Papa tu di garasi", Kiara segera menghabiskan roti nya dan berpamitan dengan Mamanya.

"Ya udah hati-hati ya, yang bener sekolahnya jangan lupa nanti kamu beli makanan di sekolah".

"Iya Mamaku sayang, Kiara pamit dulu. Assalamualaikum" Kiara segera pamit dan bersalaman dengan Mamanya.

"Waalaikumsalam"

Kiara segera menuju ke gerbang rumahnya karena Papanya tengah menunggu Kiara di dalam mobilnya.

"Udah selesai sarapannya?" tanya Pandu papa Kiara.

"Udah kok Pa, ayo kita jalan keburu macet nanti"

Pandu segera melajukan mobilnya menuju SMA Garuda untuk mengantarkan putrinya sekalian pergi ke kantornya.

***

Jalanan Ibu Kota pagi ini sangat padat. Pasalnya ini hari pertama orang-orang memulai aktifitasnya kembali baik anak sekolah maupun pekerja kantoran.

"Aduh Pa kok jalanannya macet gini sih, Kiara takut telat" Kiara merasa gelisah karena jam sudah menunjukkan pukul 06.55 & upacara biasanya dilaksanakan tepat pukul 07.15

"Mau gimana namanya juga macet sayang, sabar semoga macetnya gak parah". Papa Kiara sebenarnya juga takut jika putrinya telat, tapi mau gimana lagi.

Dirasa jalanan mulai normal Pandu segera bergegas agar putrinya sampai sekolah tepat waktu.

Setelah beberapa menit akhirnya Mobil Pandu sampai di depan gerbang sekolah. Namun suasana sekolah terlihat sepi & tidak terlihat ada siswa yang lewat ataupun masuk kedalam sekolah. Hati Kiara sudah mulai tidak enak, "Jangan-jangan upacaranya udah dimulai lagi" batin Kiara.

"Ya udah Ki Papa berangkat dulu ya, nanti pulang sekolah Papa jemput kamu"

"Ehh iya Pa, hati-hati Papa ku sayang. Assalamualaikum" Kiara segera bersalaman dan berlari masuk kedalam sekolah.

***

Syukurlah upacara belum dimulai, Kiara segera berlari menuju kelas barunya XI IPA 2 untuk menaruh tasnya dan segera turun menuju lapangan.

Sesampai di kelas dengan nafas ngos-ngosan Kiara segera meletakkan tasnya.

"Loh Ki kenapa ngos-ngosan gitu" tanya Rara sahabat Kiara.

"Tadi dijalan macet banget makanya gue buru-buru lari takut upacaranya udah mulai"

"Oh gitu, ya udah yuk kita turun udah mau mulai tuh".

"Ayo Ra nanti kita dimarahin lagi masih di dalam kelas" ujar Kiara. Dengan segera Kiara & Rara keluar kelas.

Sebelum keluar kelas Kiara merasa ada ya kurang. "Oh iya gue belum pake topi". Kiara segera balik ke bangkunya lalu membuka tasnya untuk mengambil topinya.

Namun sialnya topi itu tidak ada di dalam tasnya, Kiara mulai panik karena bel upacara sudah berbunyi yang artinya seluruh siswa harus segera berkumpul untuk melaksanakan upacara bendera.

"Kenapa Ki kok lama ngambil topinya"

"Sial kayaknya topi gue ketinggal di meja belajar deh, mampus gue bisa kena hukuman ni" gerutu Kiara yang sangat kesal dengan dirinya. Mengapa dia bisa lupa memasukkan topinya ke dalam tas.

"Aduh kok bisa sih Ki, terus gimana kalo lo dihukum"

"Arghh, gimana ni. Bisa malu gue kalau sampai dihukum" Kiara sangat panik karena dia belum pernah dihukum sebelumnya.

"Ya udah kita turun aja dulu siapa tau ada anak PMR yang bawa & lo bisa minjem dulu"

"Oke deh ayo kita turun"

Setelah sampai dilapangan Kiara segera bertanya ke anak PMR, namun sialnya lagi Kiara kalah cepat. Topi anak PMR sudah terlanjur ia pinjamkan ke anak-anak yang lain.

Upacara akan dimulai, Kiara segera berbaris dengan barisan kelasnya.

"Gimana Ki udah dapet pinjeman topi belum" tanya Rara yang juga merasa kasihan melihat sahabatnya yang sedang panik.

"Kok bisa lupa sih Ki" sahut Ica sahabat Kiara.

"Namanya juga nasib", Kiara hanya bisa pasrah.

***

Jangan lupa vote & komennya :)

KiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang