I'm A Star

1.6K 146 17
                                    


"Mina, tolong lihat kesini!!"

"Mina! Mina!"

"Mina tolong lihat kesini!!"

Cahaya kamera yang begitu banyak, dan suara para reporter yang memanggil manggil namanya, mengema di telinga Mina. Sejak 4 tahun yang lalu, ia debut sebagai salah satu member girlgroup beranggotakan 5 orang bernama TWICE.




*Flashback.

Mina, Sana, dan Momo baru saja pulang dari acara kelulusan sekolah. Mereka adalah gadis gadis berkewarganegaraan Jepang yang tinggal dan bersekolah di korea karena mereka merupakan trainee dari sebuah perusahaan entertainment.

"Hari ini kau latihan jam berapa?" Tanya Sana.

"Aku ada jadwal latihan jam 2 siang." Ucap Momo.

"Ne, aku juga." Ucap Mina.

"Aku jam 3." Ucap Sana.

"Kalau begitu kalian duluan saja, aku mau pulang ke dorm dulu. Nanti aku menyusul ke perusahaan bersama trainee lain." Ucap Sana.

"Baiklah kalau begitu." Angguk Momo dan Mina.

Mereka pun berpisah. Mina dan Momo pergi bersama ke perusahaan lebih dulu untuk latihan. Mereka berjalan sembari berbincang bincang hingga sampai ke perusahaan. Saat mereka hendak masuk melalui pintu belakang, tiba tiba seseorang dengan figur tinggi menghampiri keduanya.

"P-permisi." Ucap Gadis itu.

"Ne? ada yang bisa kami bantu?" Keduanya menoleh.

"A-ah.. eum.. aku mau memberikan ini." Gadis tinggi itu memberikan sebuah totebag kepada Mina.

"Selamat hari kelulusan." Gadis itu membungkuk lalu bergegas pergi sebelum Mina berbicara padanya.

"Eoh? siapa, Mina?" Tanya Momo.

"Ntahlah, aku tak mengenalnya." Mina menggeleng bingung.

Setelah masuk ke dalam gedung, Mina pun membuka totebag dari gadis tadi. Totebag itu berisi setangkai bunga tulip, sebuah kotak makan, dan secarik surat. Mina mencium bunga yang begitu wangi itu lalu tersenyum. Ia pun berlanjut membuka kotak makan yang ternyata berisi masakan yang begitu harum baunya. Matanya berbinar, bahkan sebelum mencoba hidangan itu.

"Siapa dia sebenarnya?" Mina bertanya tanya sambil membuka surat yang diberikan kepadanya.

"Cahaya berkilau seperti pada bintang terlihat jelas dibalik bola mata hitam itu. Senyuman semanis madu dan selangka berlian, membuat siapapun yang melihatnya menjadi orang paling beruntung di dunia." Tulis bait pertama di kertas itu.

"Aku bukan orang aneh, aku harap kau mau mencoba makanan ini. Selamat bekerja keras, aku mendukungmu." Tulis gadis itu di bait kedua.

Mina tersenyum tipis membaca surat itu. Ia kembali membuka kotak makan di pangkuannya, lalu mencoba makanan yang diberikan kepadanya itu.

"I-ini.." Matanya terbelalak tidak percaya.

"Ini enak sekali." Ucap Mina sambil kembali melahap makanan itu.



.
.
.





Mina begitu penasaran dengan gadis tinggi bermasker hitam yang memberikan makanan dan bunga kepadanya minggu lalu. Orang itu belum menunjukan dirinya lagi hingga hari ini Mina hendak berangkat latihan, ia melihat orang itu berdiri di sisi pintu belakang perusahaan.

"Hei! kau yang kemari-" Belum selesai menegur, gadis itu sudah buru buru memberikan totebag kepada Mina, lalu pergi terburu buru.

"Eoh?" Mina kebingungan.

"Kenapa dia selalu saja terburu buru??" Gumam Mina.

Hari itu Mina kembali diberikan makanan dan surat. Ia kembali dibuat kagum dengan rasa makanan yang diberikan kepadanya dan tersentuh dengan puisi singkat yang di tuliskan kepadanya itu. Gadis itu kembali menemui Mina lagi di minggu depannya dan di minggu minggu lainnya. Ia selalu datang seminggu sekali untuk memberikan makanan kepada Mina.

Hal itu berjalan hampir 2 bulan, dan Mina masih belum berhasil mengajak gadis itu bicara, atau bahkan menanyakan namanya. Gadis itu selalu berlari begitu cepat setelah memberikan hadiahnya kepada Mina.

"S-selamat menikmati." Ucap gadis itu setelah menyerahkan totebagnya pada Mina.

Baru saja hendak berlari pergi, Mina segera menahan tangan gadis itu dan membuatnya kalang kabut.

"Hei, tunggu dulu!" Ucap Mina.

"A-a-a e-eum." Gadis itu gugup setengah mati.

"Siapa namamu? mengapa kau selalu pergi begitu saja tanpa membiarkanku berbicara padamu?" Tanya Mina bertubi tubi.

Gadis itu hanya terdiam sambil menunduk. Ia terlihat begitu gugup dan kebingungan.

"Mengapa kau tidak menjawabku?" Tanya Mina dengan lembut yang membuat gadis itu perlahan memberanikan diri untuk menatap Mina.

Mina terpaku menatap bola mata indah milik gadis itu. Ia bisa tau gadis tinggi itu adalah gadis yang cantik bahkan dari balik maskernya. Dengan perlahan, Mina menarik masker yang menutupi wajah gadis itu. Benar saja, gadis itu sangat cantik.

"Siapa namamu?" Tanya Mina.

"Makanan darimu sangat enak, aku selalu menghabiskannya setiap kau memberikannya kepadaku." Ucap Mina yang membuat gadis itu perlahan tersenyum tipis.

"Terima kasih atas surat suratmu. Aku senang membaca puisi dan dukunganmu untukku." Ucap Mina.

Gadis itu meraih tangan Mina di lengannya, dan melepaskannya perlahan.

"Panggil saja aku dengan nama panggilan yang kau sukai. Terima kasih telah menyukai masakanku." Gadis itu membungkuk lalu pergi begitu saja dengan terburu buru.

"Dia.. dia yang memasak semua makanan itu??" Mina cukup terkejut.

"Wah.. dia pasti sangat pintar masak." Gumam Mina sambil tersenyum.

Mina pun kembali melangkahkan kakinya menuju ke dalam perusahaan.





.
.
.



Hari ini Mina datang lebih awal dan berlatih cukup lama. Dalam waktu dekat ia akan debut di girlgroup baru. Itu membuatnya harus bersiap siap dan banyak berlatih. Jam dinding menunjukan pukul 9 malam, dan iapun akhirnya selesai berlatih. Momo dan Sana sudah lebih dulu pulang beberapa jam yang lalu, sehingga Mina harus pulang sendirian. Begitu keluar dari gedung perusahaan, ia merenggangkan tubuh lelahnya. Malam itu begitu dingin karena sudah memasuki musim gugur.

"Eoh??" Mina menoleh dan melihat seseorang berjongkok di dekat situ.

"Hei, kau disini?" Panggil Mina sambil mendekatinya.

Gadis itu mengangkat pandangannya dan segera menghampiri Mina untuk memberikan totebag yang ia bawa.

"Maafkan aku, tapi makanannya sudah dingin. Tolong hangatkan dulu di microwave sebelum memakannya." Ucap Gadis itu.

"Berapa lama kau menunggu disini??" Mina terkejut saat tak sengaja bersentuhan dengan tangan gadis itu.

"A-anu hanya beberapa jam." Gadis itu menggaruk belakang kepalanya.

"Tanganmu sedingin es." Ucap Mina khawatir sambil menegangi tangan gadis itu.

"A-aku baik baik saja." Gadis itu mulai gugup.

"Terima kasih." Mina tersenyum.

Gadis itu terpaku menatap senyuman indah milik Mina. Jantungnya berdetak tak karuan, dan wajahnya memanas.

"N-ne." Angguk gadis itu.

"Ini sudah sangat malam. Maukah kau menemaniku pulang ke dorm?" Tanya Mina.

"N-ne, tentu saja." Angguk gadis itu.




























Halo semua!
Semoga suka sama cerita ini, have a nice day ahead!!

May I Hold You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang