Seorang gadis bersurai panjang tengah terduduk di salah satu halte menunggu sebuah bis yang akan mengantarkannya pulang.Sesekali melirik jam yang bertengger di pergelangan tangannya menghela nafas berulang kali menyadari bis akan datang setengah jam lagi.
"Kalau aja Kintan gak ninggalin aku, mungkin sekarang aku udah di rumah" gumamnya saat bayangan dia ditinggalkan oleh saudara tirinya.
Dia Jeandra pratiwi gadis cantik dengan berbagai penderitaan dan kisah pilu yang menyelimuti hari-harinya, ditinggal oleh sosok ibu saat dirinya baru lahir kedunia, berbagai kata-kata sarkas dari ayahnya dan tak ayal beberapa siksaan dari ibu dan juga saudara tirinya.
Tapi Jeandra selalu bersyukur ayahnya mau merawatnya dan tak membuang dia walau terkadang Jean harus bekerja paruh waktu untuk membayar biaya sekolahnya karena sang ayah yang lupa atau memang tidak berniat memberi Jean uang bulanan.
Jean termenung bayangan-bayangan ketika dia kecil yang tak sengaja membuat kesalahan dan berakhir di kurung dalam gudang oleh sang ayah yang tidak di beri makan selama dua hari..
"Tess.." Air matanya luruh begitu saja melihat bayangan itu mengapa dia harus ingat kejadian pahit di saat seperti ini.
"Ayah jahat" dua kata lolos dari bibirnya hingga beberaoa detik kemudian matanya melotot.
"Ya ampun Jean apaan sii, sadar Ayah gak pernah jahat, dia itu didik kamu supaya disiplin"ucapnya lagi seraya menghapus airmata yang sempat luruh dipipinya.
"Bugh.. Buhg.. Bugh.. " Jean terlonjak kaget, dia mendengar suara itu lagi walaupun sering tapi Jean masih sangat terkejut ketika mendengar suara seperti orang yang berkelahi.
Seperti biasa Jean akan mengendap-endap ke semak-semak untuk melihatnya lagi. Jean melihatnya lagi ketika seorang remaja lelaki di pukuli habis-habisan oleh dua orang lelaki yang Kira-kira umurnya sudah lebih dewasa diatasnya.
Tapi mata Jean benar-benar membulat sempurna ketika melihat mereka memukul secara brutal berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
"Ya ampun.." Jean meringis melihat beberapa kali kedua orang itu menendang perut korban hingga terkulai lemah tak berdaya.
Setelah beberapa saat kedua orang itu pergi meninggalkan korban yang masih tergeletak dengan ringisan kecil, sebelum-sebelumnya setelah kedua orang itu pergi dia juga akan segera pergi tapi Jean mengerti bahwa kali ini korban dipukuli Habis-habisan hingga dia tak berdaya.
Jean melangkahkan kakinya menuju orang itu, dia ingin membantu tapi takut, hatinya begitu ragu melihat seorang lelaki dengan hoodie hitam itu.
Jean telah memantapkan hatinya berjalan lagi menuju orang itu dan betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang ia temukan dengan keadaan babak belur.
"Ja..j.. Jaemin" Jean terbata melihat Cowok yang begitu populer di sekolahnya atau yang biasa di sebut most wanted itu kini babak belur di hadapannya dengan banyak luka memar di wajahnya juga sudut bibir yang sobek dan juga pangkal hidung yang berdarah.
Jaemin tak bergeming ketika melihat wajah panik Jean yang sialnya mengapa begitu menggemaskan dimatanya.
"Ayo aku bantu" Ucap Jean lalu berusaha membangunkan Jaemin, Jaemin hanya menurut mengikuti Jean yang kini memapahnya entah kemana.
Jean membawa Jaemin kesebuah minimarket dia mendudukan Jaemin di sebuah kursi di depan minimarket.
"Tunggu disini jangan kemana-mana "ucap Jean dan masuk ke minimarket.
Tidak lama jean kembali dengan beberapa barang di tangannya.
"Sini biar aku bersihin dulu"ucap Jean membuka sebuah tissue basah dan mulai membersihkan wajah Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgetable (On Going)
RandomMenjadi seorang gadis cantik pintar dan juga lahir di keluarga kaya raya tidak membuat seorang Jeandra pratiwi menjadi seorang yang sombong. Bertemu dengan seorang lelaki bernama Na Jaemin yang digadang-gadang dan di sebut si kulkas berjalan denga...