02. Januari

114 30 3
                                    

Detik jarum jam terdengar begitupun helaan nafas Maura yang cepat.

"Ya Tuhan.."

Maura terduduk dari bangunnya dengan nafas tersekat karna mimpi yang barusan benar-benar menyeramkan. Di mimpinya tadi, mama, ayah, Dafka sama dia kecelakaan, dihantam truk besar. Darah dari kepala Dafka bahkan masih dia ingat jelas sebanyak apa. Tapi syukurlah kalau cuma mimpi, semenyerankan itu semuanya. Lagipula mimpi cuma bunga tidur, kan?

Dari sini Maura liat jam dinding yang baru menunjukkan jam 05:23, masih lama, kelas kuliahnya mulai jam 9. Sampai enggak sadar, kembali ketiduran dan bangun jam setengah 8.

Begitu bangun dia memutuskan mandi dan bersiap, tapi di dapur ada Fatih yang lagi sarapan.

"Bareng gak?" tanyanya santai sambil makan sereal. Emang sok bule tuh kembarannya.

"Iyaa—" jawab Maura terus dia mendekat ke arah Fatih dan, "—AHHHHHH!"

"MARA ANJING IH BAU JIGONG!?"

Maura ketawa dan segera lari ke arah kamar mandi sebelum gelutnya berlanjut. Memang usil, karma Fatih juga suka usil sama dia.

Maura selesai mandi dan bersiap, dan ya, rambutnya yang lagi di rol itu diusilin Fatih yang tiba-tiba masuk kamarnya cuma buat berantakin rambut Maura.

"1 sama."

"Gak ada kerjaan banget elah."

"Elah." Dicibir.

Kalau Fatih tim sarapan terus mandi, nah Maura beda, dia mandi dan gosok gigi dulu baru sarapan. Selagi Fatih bersiap, Maura yang mau makan mulai masak dan menemukan Dafka, adik bungsunya baru keluar dari kamar.

"Sekolah siang lagi?"

"Ya."

"Cuci muka dulu aja, teteh bikinin sarapan. Sekalian."

"Yaudah makasih."

Maura memasak. Mama sama Ayah emang lagi enggak dirumah, kemarin siang berangkat ke Semarang kerjaan. 3 bersaudara ini terbiasa ditinggal keluar kota kayak gini, Fatih sama Maura sih masih untung karna mereka kembar jadinya pas ditinggalin masih ada temennya. Nah ini Dafka, adek bungsu mereka yang kasian. Dafka dari umur 5 tahun aja sampai sekarang yang udah kelas 10 SMK, sering banget ditinggal.

Sebetulnya meskipun secara materi terpenuhi, punya orang tua workaholic tuh sangat enggak menyenangkan.

Dia dan Dafka makan, Fatih juga ngajak bersiap berangkat. Kedua kakaknya akan berangkat kuliah dan tinggalah Dafka seorang.

"Jangan lupa kunci pintunya."

Untungnya rumah mereka ada di cluster, jadi senyap dan sendiripun keamanannya terjamin. Dafka mengunci pintu sebelum rebahan, kemudian Maura dan Fatih berangkat.


Fatih
mar lo balik gojek aja ya
mau jalan sama rini ehehe

Maura
ih pea tau gitu gue gak bakal nungguin lo anjir
yaudahlah

Fatih
hehe
tar dibawain makanan deh







Tau gitu jam 2 sekarang ini, Maura bakal langsung pulang ketika Fatih bilang mau langsung pacaran dan dirinya gak perlu nunggu, meski baru berapa menit.

Karna cuacanya yang lagi adem, Maura milih jalan kaki ke halte depan dan berniat pesen ojol disana. Tentunya udah pamitan sama temen-temennya, dan menikmati beberapa menit langkahnya dengan musik-musik yang mengalun ditelinga.

Namun diamnya dia dibuyarkan dengan dua orang laki-laki yang mengajaknya bicara.

"Maaf, tapi apa bener kamu yang namanya Maura?" ucap laki-laki berkacamata.

REPLAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang