"Elo, ya Tuhan ganteng bangettt gilaaaa!""Gue mau nikah sama dia!"
"Anjirr liat badannya aja gue udah panas dingin woy!"
"Deri juga ganteng banget gilaaa!"
"Andri aku padamuuu!"
"Theo semangat sayanggg!"
Teriak beberapa cewek diatas tribun yang sedang menyaksikan basket antar kelas. Bagaimana tidak Elo dan 3 curutnya itu sangat terkenal dikalangan kaum hawa disekolahnya.
"Kyaaaaa! ganteng banget ga sih liat deh," tunjuk gadis dengan bando warna pink dikepalanya.
Gadis disampingnya pun hanya mendengus malas. "Biasa aja kalee."
Vira yang sedari tadi pusing sekali tiap hari mendengar teriakan Amel disampingnya, bagaimana tidak cewek itu teriak-teriak tidak jelas bila mendapat potret seorang cowok ketika bermain basket yang tak lain ada Elo.
"Lo bisa ga sih ga usah teriak-teriak, mana suara lo nusuk banget ke gendang telinga lagi." Keluh Vira yang sejak tadi melayangkan protesnya. Tentu saja tak diindahkan oleh samg empunya.
"Mana bisa gue abai-in kesempatan emas ini, susah banget woy gue dapetin foto candid si Elo yang tampannya ga ada duanya." Puji Amel yang ga ada habisnya.
"Yang teriak juga bukan gue doang," sambung Amel sambil sibuk meneriaki nama Elo.
"Iya deh si paling Elo." ejek Vira kegelian.
"Ga usah iri deh lo." sewot Amel sambil kembali memotret candid alakadarnya.
"Serah loh deh," Vira pun memakan kembali popcorn yang tadi ia beli di kantin sebelum menonton pertandingan basket antar kelas.
Cowok itu Elo, si pria dingin nan misterius sulit tersentuh jangankan disentuh disapa saja dia tidak pernah membalas sapaan lawan bicaranya. Elo bahkan satu kelas dengan Vira barang tentu Amel tiap hari akan merecokinya dengan menanyakan tentang Elo.
Pernah sekali cewek bernama Cindy mendekati Elo sampai gadis itu berani memberikan coklat padanya, Elo menerimanya Cindy senang tentunya bukan main. Namun gadis itu tidak tahu bahwa coklat yang dia berikan malah Elo bagikan ke 3 curutnya. Keesokan paginya Cindy melakukan hal yang sama, namun malah ditatap sinis oleh Elo dan belum apa-apa sudah cowok itu tolak. Dasar kulkas 1000 pintu.
"Emang gue baby sitter dia?" sinis Vira pada Amel.
Bagaimana tidak baru saja Vira mendudukan pantat indahnya Amel sudah lebih dulu duduk anteng dibangku tersebut, padahal kelas mereka cukup jauh. Tentu saja kalau bukan untuk menginterogasi tentang Elo.
Hari mulai mendung Vira yang sejak tadi anteng di perpustakaan mengerjakan tugasnya malah terjebak hujan. rintik air dari langit pun mulai menetes membasahi bumi Vira kembali duduk dibangku yang tak jauh dari halte. Menunggu seseorang.
Vira
Aku dihalte biasa.send.
Tak lama kemudian datang seorang cowok yang Detri tunggu.
"Nih helmnya," cowok itu pun memberikan helm warna kesukaan gadisnya itu. Sambil menurunkan rear footstep motor tersebut.
"Thanks." Jawab Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
Short StoryKumpulan short story ada juga oneshoot gimana mood deng xixixi 😚