0.0 Prolog

1 0 0
                                    

"Arjeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arjeno. Nama yang selalu ku serukan kepada Tuhan, tentang betapa aku menginginkan Tuhan menunjukan kuasanya untuk membuat Jeno menjadi miliknya dan milikku."

"Dek, Ada jeno tuh di depan, kamu gak kuliah? Jeno udah nungguin daritadi." Ucap seorang wanita berusia kepala empat itu sembari menggoyangkan tubuh kecil di balik selimutnya.

Sontak sang pemilik tubuh yang sedaritadi digoyangkan tersebut tersadar dan terbangun dari tidurnya.
"Loh? Ini jam berapa?! Kok mama baru bangunin aku sihhh." Jerit gadis itu sembari berlari menuju kamar mandi dan siap-siap untuk berangkat kuliah.

Di sisi lain sosok Arjeno dengan Windra, yang tidak lain kakak dari gadis tersebut tentunya, mereka sedang sibuk bermain game online di ponsel mereka masing-masing sampai sang mama turun dan memanggil mereka berdua.

"Win, nak Jeno, sini sarapan dulu." Ucap wanita tersebut dengan senyuman hangatnya.

Windra yang mendengar itupun menepuk paha Jeno hendak mengajaknya ke dapur untuk makan bersama-sama. "Ayo Jen makan dulu." Jeno mengangguk paham dan memasukan ponselnya ke dalam saku.

Windra dan Jeno berjalan ke meja makan, melihat senyuman hangat sang wanita tersebut Jeno membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.

"Ma, Alen belum bangun juga?" Ucap Jeno kepada sang wanita yang ia panggil mama barusan.

"Sudah Jen, lagi siap-siap di atas." Jawab Mamanya Alen sembari menyiapkan piring-piring di atas meja.

"Biasa dia Jen, paling begadang lagi streaming kpop. Siapa tuh? Si chan- chan?" Ucap Windra sembari mengingat siapa nama grup yang ia maksud.

"Chanyeol? Hahaha, emang dia gak akan ada habisnya bang kalo mikirin Chanyeol." Kekeh Jeno pelan.

"Ekhem, ada yang lagi gibahin nih, pantesan telingaku panas." Ucap Alen yang baru saja datang dari balik badan Jeno dan Windra.

"Iya nih, asik gibahin kamu dek." Ledek Windra.

Jeno hanya terkekeh melihat ekspresi wajah Alen, "Selamat pagi pacar Arjeno." Ucapnya sembari mengeluarkan senyum andalannya.

Alen yang mendengar itupun lantas pipinya mulai merona bak bunga mawar yang baru saja mekar. "Apa sih kak Jeno, aku malu diliatin kak Windra sama mama." Ucapnya sembari mencubit pelan lengan Jeno.

"Udah-udah, sekarang makan dulu habis itu kalian berangkat, nanti kesiangan" Ucap sang Mama menengahi keributan tersebut.

"Len, kapan ya aku disiapin makan sama kamu." Ucap Jeno kepada Alen yang sedang memeluk tubuhnya dari jok belakang motornya.

"Nanti ya kak, berdoa aja sama tuhan." Alen tersenyum lalu memeluk tubuh Jeno lebih erat.


To be continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kalenara ; ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang