MULAS

44 2 1
                                    


"Brakk!!"

Linda menutup pintu rumahnya agak keras. Dia bergegas ke rumah sakit karena perutnya mulas.

Calon bayi yang dikandung kayaknya udah gak sabar mau melihat dunia. Ini adalah kehamilan pertama Linda setelah 7 tahun berumah tangga.

"Mas, kamu gak punya perasaan banget sih! Ini tas aku berat banget tau, tolong diangkat ke motor," kata Linda emosi kepada Ikbal.

Ikbal yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir ojol Kojek buru-buru mengambil tas tersebut. Dia kemudian menaruhnya seperti arahan Linda. Badannya yang kurus krempeng membuat dia nyaris terjatuh. Wajar aja, tas yang dibawa Linda berupa carrier ukuran 60 liter.

"Ini mau ke rumah sakit apa gunung Gede sih," kata Ikbal dalam hati.

Ikbal lantas minta Linda untuk naik ke atas motor.

"Ya ampun kamu bener-bener gak peka ya. Orang lagi hamil besar gini mana bisa naik motor sendiri. Ya kamu pegangin dong," kata Linda kembali emosi.

Ikbal menciut. Dia turun, menuntun Linda dan membantunya naik ke Bario keluaran 2018 itu.

Jarak dari rumah kontrakan Linda menuju rumah sakit gak begitu jauh. Ikbal cuma perlu memacu motornya selama 10 menit. Jarak tempuh itu bahkan lebih cepat dari waktu normal. Ikbal memang sangat mahir mencari jalan tikus.

"Mas ngapain sih lewat sini! Udah bau, kotor, banyak tikusnya lagi," Linda menggerutu.

Meski baru dua tahun tinggal di Jakarta, Ikbal begitu familiar dengan Ibukota. Itu gara-gara tiap hari Ikbal berpacu di jalanan. Teman sehari-harinya adalah aplikasi maps di ponsel pintarnya.

"Duh cepat kek mas. Udah mulas banget nih," kata Linda mengeluh.

"Iya sabar ini kan baru sampai parkiran," kata Ikbal.

***

Turun dari motor, keduanya menuju lobi rumah sakit. Kepada seorang mbak-mbak resepsionis, Linda bilang kalau dia udah gak tahan lagi.

"Ibu mau buang air besar? Silahkan, toilet ada di sebelah kiri," kata mbak resepsionis lalu melanjutkan memeriksa tumpukan berkas di mejanya.

Linda tampak geram. Ikbal buru-buru mengambil alih pembicaraan. Ikbal berkata, "Bukan mulas mau pup mbak, ini orang yang mau dikeluarin."

Si mbak resepsionis minta maaf dan langsung menelepon seseorang untuk mengantar Linda ke ruang bersalin.

Tak lama, seorang perawat perempuan mendorong kursi roda menghampiri mereka.

"Silahkan duduk," kata si perawat.

Perawat itu kemudian berkata, "Maaf, bukan bapak, tapi ibu."

"Oh maaf maaf," kata Ikbal bangun dari kursi roda.

Linda diantar perawat menuju ruang bersalin di lantai 2. Sementara Ikbal diminta tetap di sana untuk mengurus administrasi.

Tapi Ikbal lebih dulu minta izin ke toilet karena perutnya ikutan mulas.

Ikbal tak lama berada di toilet. Dia kemudian mengisi beberapa berkas, termasuk formulir rawat inap persalinan. Si mbak resepsionis juga memberitahu kalau sekarang ada aturan yang mewajibkan pasien dan pendampingnya dites covid-19.

Beruntung, hasil tes keduanya negatif. Ikbal jadi boleh mendampingi Linda.

Untuk menunggu pembukaan lengkap agar siap melahirkan secara normal, Linda ditempatkan di sebuah kamar bernama ruang observasi. Ruangan ini mirip kamar perawatan, ada dipan pasien berjejer dengan tirai penyekat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MULAS (Cerita Pendek)Where stories live. Discover now