Bunga di Tepi Jalan

181 1 0
                                    

Hujan deras membasahi gang-gang gelap di tepian kota baubau, tikus got yang mulai keluar dari sarangnya karena harus bergantian dengan banjir yang memenuhi selokan. Di ujung gang, ada gadis muda yang terduduk di bawah atap ruko sambil menghisap dalam rokok yang semakin mengecil di tangannya. Sedang matanya menerawang jauh entah kemana.
" Siapa namamu?" Tanyaku saat berhadapan dengannya.
"Lili". Jawabnya singkat dengan raut wajah menggoda.
"Malam ini begitu dingin, kau membutuhkan jasa penghangat badan?" sambungnya.
" Berapa?" Jawabku sambil menyalakan sebatang rokok yang ku ambil di sampingnya.
"500 ribu full service, tapi kamar kamu yang tanggung."
Ku rogok dompet dan mengeluarkan 2 lembar uang ratusan.
"Ini sebagai dp sisanya setelah kita sampai di kamar " sambil mengulurkan uang yang ada di tanganku.
Setelah melakukan transaksi, kita menuju kamar kos milikku.

........

"Nih, Tequila tahun 1970 lumayan untuk menghangatkan badan."
Setelah menghabiskan 5 sloki tequila, tanpa di minta lili melepaskan jilbab dan pakaian yang di kenakan, yang tersisa hanya bra serta g string tipis transparan berwarna pink. Sungguh serasi dengan kulitnya yang kuning langsat bersih dan rambutnya yang hitam menjuntai sepunggung. Ku mulai memeluknya dari belakang, memasukkan wajahku di sela rambutnya yang beraroma lembut dan tangan ku selipkan di buah dadanya yang kira-kira berukuran 36 cup d. Perlahan ku lepaskan bra lalu ku gunakan untuk mengikat tangannya di pinggir ranjang. Jaket hoodie yang dia kenakan berubah fungsi untuk memperkuat ikatan tangannya, sedang celananya ku gunakan untuk mengikat kaki. Buah dada besar menantang untuk di daki, perlahan ku julurkan lidahku dan mulai memainkan puting merahnya yang sedikit kecoklatan.
"Mmmhhh,, ahhh." Eraman kenikmatan mulai terintih dari bibir molek si gadis yang mulai menikmati permainan ini. Satu per satu ku keluarkan alat pemuas seks dari laci meja samping tempat tidur, aku memilih vibrator kecil dan memasukkan kedalam meki yang masih terbalut denga g string sedang vibrator yang sedikit besar ku tempelkan di ujung puting susu yang sedikit basah karena lidah.
"Arghhkk,, ahhhh" Terdengar suara eramannya yang kian membesar, g string yang tipis ku potong dan ku gunakan untuk menyumpal mulut lili.
Ku lanjutkan permainanku pada clitoris yang terlihat karena kaki yang terbuka lebar, selangkangannya mulai ku selipkan vibrator yang besar sedangkan vibrator yang sedang ku gunakan untuk memainkan clitoris.
"Ahhhh, shhhhhh, ahhhh." Walaupun tersumpal, suara rintihan masih terdengar menggairahkan dari sela g string.
Geliat tubuh si gadis tak bisa tertahan, karena geli dan basah yang terjadi.
Melihat keringat yang semakin membasahi tubuh lili, vibrator yang ku selipkan di liang pipis ku keluar masukkan yang perlahan temponya ku naikkan. Hal itu membuat tubuh si gadis semakin menggeliat keras, semakin cepat tempo yang ku naikkan tubuhnya semakin terlihat menegang, hingga mengeluarkan air hangat dari vagina si gadis.
"Arghhkkk,, nikmaatttttt" Terdengar suara lili bersamaan keluarnya cairan hangat dari vagina.
Mulai ku lepaskan celana yang ku gunakan, sumpalan mulutnya ku ganti dengan kontol ukuran 21 cm dengan diameter 6 cm tak heran jika itu memenuhi mulutnya yang kecil. Kulumannya yang begitu mahir ku nikmati, mata terlihat berkedip menahan geli yang terjadi. Setelah puas menikmati kulumannya, semua vibrator ku geletakkan dan mulai memasukkan kontol ke liang vaginanya. Karena ukurannya yang terbilang cukup besar, membuat erangan kesakitan yang cukup keras.
"Ahhh, besar bangeet... Nikmaattt...  ."
Semakin keras dia berteriak, semakin cepat tempo yang ku naikkan.
"Ahhhh,,, teruuss sayang, goyangkan pinggulmu dengan cepaat." Lili meraung kenikmatan.
Terus ku goyangkan pinggulku semakin cepat terasa jepitan di dalam liang vagina semakin keras hingga terasa cairan hangat di ujung kemaluanku lalu ku lepaskan kemaluanku terlihat cairan itu keluar dari vagina lili.
"Ahhh, aku keluar lagi... ."
Dua kali sudah dia mencapai klimaks.
Karena belum puas, ikatannya mulai ku lepas.
"Ubah gaya, Doggy style!" sambil membalikkan dengan kasar tubuhnya.
"Arghhhkkk,, nikmaatt!!!" terdengar suara yang begitu menggairahkan bersamaan dengan kontolku yang masuk ke vagina. Setelah berputar putar di atas tempat tidur selama 2 jam. Kami pun terbaring lemas dan tertidur tanpa sehelai kain pun.
Pendaran cahaya mentari pagi menyusup ke dalam kamar melalui sela-sela fentilasi kamar kost, sinarnya mengecup lembut kedua insan yang tak di balut selembar kain pun. Kasur yang masih sedikit basah terkena keringat, di tambah cairan hangat yang membajiri permukaannya menghasilkan wangi yang khas nafsu yang terpuaskan.

"Selamat pagi sayang!" sapa Hans pada wanita yang ada di pelukannya.

"Pagi, mhhh kamu ada persediaan makanan ngak? Laper nih." Jawab Lili yang matanya masih terkantuk.

"Ada tuh."

Tanpa di permisi si gadis langsung menuju ke lemari penyimpanan dan memeriksa beberapa makanan yang bisa digunakan untuk sarapan tanpa sehelai kain pun menutupi tubuhnya. Setelah mengeluarkan sereal coklat, lalu membuka kulkas kemudian mengambil susu yang di satukan ke dalam mangkuk.

"Yuk, sarapan."

"Dengan badan yang terasa bugar, aku mendekatinya."

"Suap," manjaku sambil memeluk badannya dari belakang.

Badanku dan badannya yang tak tertutupi kain sedikitpun memberikan sensasi hangat yang susah di deskripsikan, tanpa menunggu perintah si otong ikut terbangun dan minta sarapan.

"Ih, aku laper. Sarapan dulu yah!" sambil memasukkan sesendok sereal ke dalam mulutku.

Sendok demi sendok masuk bergantian ke mulut kami, setiba di sendokan terakhir dia lalu berdiri menuju kamar mandi. Otak mesumku tak terbendung, aku mengikutinya ke kamar mandi.

"Mandi bareng?" pancingku genit sambil mengedipkan mata.

"Ayuk ah," langsung menarikku ke dalam kamar mandi ukuran 1×1 meter.

Mulut kamu langsung berpagut di bawah shower air hangat, puas mengulum bibirnya aku mengambil sabun cair lalu ku oleskan ke seluruh permukaan tubuhnya. Terlihat jelas matanya yang tertutup menahan geli, ku mengelus dada besarnya berkali kali dengan sabun. Lalu shower ku nyalakan kembali, saat air telah menghapus semua sabun. Bibir ku jatuhkan di buah dadanya,  sedang tangan ku mengelus lembut selangkangannya.

"Mmmhhh," lirih terdengar suara dari bibir mungil Lili.

Bibirku menuruni tubuhnya perlahan dari dada, perut, hingga ke sisi selangkangannya. Saat lidahku menjulur menyentuh kbibir clitoris rintihan lembut itu mulai terdengar di sela guyuran shower.

"Mmmhhh,, nikmat!!!" sambil menjambak rambutku.

Terus ku nikmati cairan asin yang keluar dari vagina, ku hisap hingga kering sedang tangannya semakin keras menjambak rambut.

"Ahhhhhh,,!!!" pekiknya sambil mengeluarkan cairan hangat yang cukup banyak.

Posisi kami pun berubah, saatnya dia menikmati otong yang sedari tadi menegang. Di lumatnya setiap inchi kejantananku, permainannya yang sungguh nikmat membuat pertahananku cepat goyah.

"Arghhkkk, aku keluar" mata merem melek karena sensasi yang sangat nikmat itu.

Terus di jilatinya semua cairan yang keluar hingga si otong terbangun kembali, setelah bangun ku arahkan otongku ke meki yang telah di basahi dengan cairan hangat.

Perlahan tapi pasti, ku genjot sehingga gemericik air tertutup oleh suara rintihan nikmat oleh si gadis.

"Mmmhhh, ahhh. Nikmaat bangeet sayang" suaranya mendesis.

Tak butuh waktu lama, kontolku yang tergolong cukup besar membuatnya dia puas. Dan akhirnya dia keluar untuk ke dua kalinya.

"Mmmhhh,, sayang maaf. Aku keluar lagi" rintihnya.

Tanpa menggubris rintihannya, aku mempercepat genjotanku. Ku rasa, ada yang ingin keluar dari ujung penis ku.

"Mmhhh,, sayang aku mau keluar. Tumpah di dalam yah" teriakku.

"Iyah sayang,, bareng yhh."

Arghhkkkk,, kami berdua melepaskan cairan hangat bersama. Kami pun menyelesaikan mandi dan bersiap untuk sarapan.

To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga di Tepi JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang