I.

111 23 6
                                    

Mencari rumah baru bukanlah perkara yang mudah untuk Yachi Hitoka. "Rumah" yang dimaksudkan disini adalah tempat-atau sebuah bangunan untuk tempatnya tinggal. Usianya sudah menginjak 16 tahun, sudah terbilang cukup umur untuknya memutuskan tinggal sendiri.

Ya, ini keputusannya. Ia ingin pergi dari rumahnya yang lama.

Butuh keberanian besar bagi Yachi Hitoka untuk mengajukan pendapatnya untuk tinggal sendiri dihadapan ayahnya yang--, bahkan hanya bernafas saja membuat banyak orang terintimidasi. Kadang ia bingung, bagaimana bisa dirinya dan ayahnya tidak memiliki kemiripian sama sekali?

Dari wajah hingga sifat, tidak ada kemiripan sama sekali. Kadang ia berpikir-apa benar aku ini anaknya?

Walaupun begitu, Hitoka memiliki fitur wajah yang mirip dengan ibunya. Ah, bukan wajahnya saja. Mungkin hampir semuanya mirip dengan ibunya. Tetapi sifatnya,

Ibu memiliki sifat yang berbeda denganku. Ibu adalah sosok yang percaya diri, berbeda denganku yang pengecut ini.

Begitulah pikirnya.

Dikala Hitoka sedang berjalan luntang-lantung tak tentu arah, ia mendengar suara jatuh disertai rintihan seorang gadis. Kalau Hitoka tidak salah dengar, suara tersebut berasal dari satu gang kecil yang baru saja ia lewati.

Hitoka terdiam. Ia ingin sekali membantu gadis tersebut, tetapi pikiran negative memenuhi otaknya. Apa itu suara gadis yang sedang dirampok? Tapi mana mungkin di siang bolong gini... tapi suaranya dari gang kecil, kan? Cek dulu kali ya?

Hitoka pun menarik nafas dalam-dalam sambil mengangkat tas gendongnya untuk dijadikan senjata, kalau-kalau gadis itu benar-benar dirampok.

Ia berteriak begitu memasuki gang, "SIAPA ITU?!"

Ah, memalukan.

Ternyata alasan gadis itu merintih karena dirinya terjatuh tertimbun kardus yang hendak dibawanya.

"Kamu! Ya, kamu. Bisa tolong bantu aku membawa kardus-kardus ini?"

Banyak kardus berserakan disekitarnya, memang terlihat berat dan banyak barang didalamnya, tapi Hitoka sudah biasa. Walaupun tubuhnya terlihat kecil, tapi kekuatannya tidak kalah dengan orang lain.

"T-Tentu kak!" ucapnya sambil mengangkat kardus yang tadi menimbun gadis itu.

Jika dilihat dari dekat, gadis itu terlihat sangat cantik. Tadinya Hitoka tidak sadar, karena wajahnya menunduk kebawah sehingga rambutnya agak menutupi mukanya. Rambutnya memang pendek, tetapi tebal dan bergelombang. Wajahnya terlihat sangat datar, tetapi kulitnya putih sehingga membuat wajahnya-walaupun dengan ekspresi datar pun-terlihat manis seperti boneka.

Seperti sedang bersanding dengan bidadari...

"Makasih ya sudah bantu! Sebenarnya aku baru saja membuka toko ini, jadi belum sempat merekrut karyawan..."

Lowongan pekerjaan!
Kalau Hitoka beruntung, Hitoka bisa langsung meminta wawancara untuk lowongan pekerjaan karyawan disini. Itu pun kalau seorang anak yang baru saja duduk di bangku SMA diperbolehkan bekerja disini.

Hitoka berniat untuk menanyakan lowongan tersebut, tapi entah mengapa ia menciut dan tidak jadi membuka mulutnya.

Untungnya kakak itu memiliki kepekaan yang tinggi, "Kamu seperti ingin menanyakan sesuatu. Katakan saja!"

Hitoka pun berkata, setengah berbisik, "K-Kalau lowongannya sudah dibuka, apa saya boleh ikut mendaftarkan diri?"

Kakak itu tersenyum dan terkekeh, "boleh saja."

Kepala hitoka terangkat, ia seperti mendapat secercah harapan mendengar perkataan ornag didepannya. Tapi ia harus menanyakan hal ini meskipun ragu.

Home [ KageYachi ]Where stories live. Discover now