PART 5

4.4K 303 2
                                    

Rose berdiri diam dan menunduk sementara Jimin dari tadi terus berdiri membelakanginya.

"Apa kamu tahu kesalahanmu hari ini park Chaeyoung?"Tanya Jimin yang masih membelakanginya.

"Iya tuan aku sadar atas kesalahan aku tuan,aku juga minta maaf atas kejadian tadi,aku tidak sengaja menumpahkannya tuan,maafkan aku tuan" Jawab Rose dengan rasa sangat bersalah.

"Hanya tidak sengaja?" Jimin membalikkan posisinya dan kini ia tengah menatap wajah Rose yang sedang menunduk itu.

"Kamu memang benar-benar ceroboh Park Chaeyoung,perilaku kamu tadi itu sudah mencelakai orang lain"Bentak Jimin.

"Aku minta maaf tuan,tolong maafkan aku"

Jimin tidak menjawab apapun lalu pandangannya kini malah terfokus kepada tangan kiri Rose.

"Kenapa dengan tanganmu?"Tanya Jimin penasaran.

"Ah ini tadi.."

Belum selesai Rose menjawab,Jimin langsung mendekat ke hadapan Rose.

"Ugh" Rose meringis kesakitan ketika Jimin memgang tangannya yang terluka itu.Karena melihat Rose yang kesakitan pun Jimin langsung melepaskan tangan Rose.

Kini Jimin beralih ke sebuah lemari yang ada di ruangannya lalu mengeluarkan kotak p3k, Jimin duduk di sofa.

"Kemarilah" Jimin menyuruh Rose untuk segera duduk disebelahnya.

Rose pun langsung menurut dan segera duduk di sebelah Jimin dengan posisi yang berjarak.Dua-duanya berada di ujung sofa.

Jimin mengambil sebuah salep yang ada di dalam kotak p3k itu.Karena merasa tidak bisa mengobati luka tangan Rose dengan posisi yang berjarak seperti ini,Jimin pun langsung menghapus jarak diantara keduanya,ia bergeser lebih dekat pada Rose.

"Tadi saat saya pergi ke dokter,dokter bilang jika luka ini bisa di sembuhkan dengan salep" Ucap Jimin sambil mengoleskan salepnya ketangan Rose yang luka.

Rose sedikit meringis kesakitan karena ini terasa sangat perih di lukanya.

"Maaf jika ini terasa sakit tetapi ini pasti akan membantu untuk lebih cepat sembuh kok" Jelas Jimin yang melanjutkan mengoles salep itu ditangan Rose dengan perlahan.

Rose pun hanya mengangguk menurut.
Ia juga tidak menyangka jika Jimin, Pria yang setiap harinya selalu memarahinya itu kini malah sedang mengobati lukanya.Ternyata Jimin tidak seburuk yang Rose pikirkan.

Setelah selesai mengoleskan salep kesemua tangan Rose yang terluka,Jimin kembali memasukkan salepnya kedalam kotak p3k tadi.

"Terimakasih tuan"

Jimin tidak menjawab dengan perkataan Rose,ia hanya mengangguk setelah itu bangkit dari sofa dan meletakkan kotak p3k tadi ketempat asalnya,lalu Jimin balik ke kursi kerjanya karena ia akan melanjutka pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.

Rose yang merasa sangat canggung diruangan ini pun langsung berdiri dan meminta izin kepada Jimin terlebih dahulu untuk keluar.

"Tuan sekali lagi terimakasih atas bantuan anda,aku keluar ya karena aku akan melanjutkan pekerjaanku"

"Jika tidak sanggup bekerja tidak usah,kamu boleh pulang lebih cepat untuk hari ini" Ucap Jimin yang matanya juga tetap fokus kepada layar komputernya.

"Ah tidak apa tuan aku bisa mengerjakan tugasku kok"

Jimin tidak menjawab lagi.
Rose tersenyum lalu melangkah kepintu ruangan dan langsung membuka pintunya untuk keluar dari dalam ruangan Jimin,agar kerja pria itu juga tidak terganggu.

***

Rose dan Jisoo sedang duduk di halte yang letaknya tidak jauh dari kantor.
Hari ini Rose memutuskan untuk naik bis saja karena jika Jaehyun menjemputnya Jimin pasti akan marah lagi terhadapnya.

"Apa lukamu itu masih terasa sakit?"

"Tidak terlalu kak tadi sudah diobati"

"Bagus deh kalau begitu"

Sambil menunggu bis,mereka berbicara tentang banyak hal,sehingga hal itulah yang membuat keduanya menjadi sangat akrab,padahal baru kenal beberapa hari saja.

Beberapa lama kemudian bis pun datang,Jisoo langsung bangkit dan berpamitan terlebih dahulu kepada Rose.

"Aku luan ya" Jisoo melangkah untuk masuk kedalam bis.Selang beberapa lama bis pun berjalan kembali.


Rose tidak menaiki bis itu karena bis yang seperti itu tidak melewati sampai ke rumahnya,jadi ia harus menunggu bis yang lainnya.

"Jika aku menyuruh Jaehyun untuk jemput disini saja pasti tuan jimin tidak akan melihatnya"pikir Rose,ia langsung membuka tasnya dan meraba isi dalamnya untuk mengambil ponselnya. Setalah didapatkan ia kembali menutup kancing tasnya.


Rose menghidupkan layar ponselnya dan mulai mencari nomor Jaehyun untuk segera di telfon.Namun saat Rose ingin memencetkan nomor telfonnya tiba-tiba saja ada suara klakson mobil.

Rose melihat sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya.
Kaca jendela mobil itu pun terbuka.

"Masuklah" ucap seorang yang berada di dalam mobil yang tak lain orang tersebut adalah Park Jimin.Si Macan yang ditakuti Rose itu.

Tanpa basa basi Rose langsung menurut saja dengan perintah Jimin,jika tidak mungkin saja ia akan dimarahi lagi disini.

Setelah Rose masuk kedalam mobil Jimin pun langsung menancap gasnya untuk melanjutkan perjalanan.

Di dalam perjalanan sangatlah senyap,tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut keduanya, Suasananya juga terasa sangat canggung bagi Rose, tidak tahu dengan Jimin gimana,apakah Jimin juga merasakan hal yang sama seperti Rose?tapi sepertinya tidak.

"Dimana rumahmu?"

Akhirnya Jimin membuka suara untuk memecahkan keheningan ini,lagipula jika ia tidak bertanya kepada Rose ia juga tidak tahu dimana alamat rumah wanita itu.

Rose pun menjelaskan dengan detail alamat rumahnya,Jimin juga paham dengan jawaban Rose,setalah itu suasana menjadi hening kembali.
Rose hanya duduk diam dan melihat kearah samping.Sementara Jimin,matanya hanya terus fokus pada jalanan yang di telusurinya.

Setelah menempuh beberapa waktu perjalanan akhirnya mobil mewah ini berhenti di depan sebuah rumah minimalis.

"Tuan terimakasih karena anda sudah mengantarkanku pulang"Ucap Rose sambil tersenyum.

"Apa lukamu masih terasa sakit?" Bukannya menjawab ucapan terimakasih dari Rose,Jimin malah bertanya hal lain kepada wanita itu.

"Sudah tidak terlalu tuan"Jawab Rose.Jimin pun mengangguk dengan jawaban Rose itu.


"Sekali lagi terimakasih tuan"Rose pun membuka pintu mobil Jimin lalu segera turun tidak lupa pula Rose menutup kembali pintu mobilnya.

Setelah Rose keluar Jimin pun langsung saja baranjak pergi dari kawasan rumah Rose.

Rose tersenyum melihat sikap boss nya yang kini sudah lebih baik dari sebelumnya,tapi mungkin itu juga hanya perasaannya saja.bisa jadi Jimin melakukan itu karena ada hal lain nantinya.

***

Tiktok:@hmm_ww
Link di bio😁

 𝙿𝚘𝚜𝚎𝚜𝚒𝚏 𝙱𝚘𝚜𝚜 || 𝙹𝚒𝚛𝚘𝚜é  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang