ㅡ
"Hari ini mau ke ibu-lo ya?"
Jungwon pun mengangguk, ia menunggu Niki untuk mendapat bus terlebih dahulu darinya.
"Hati-hati ya" ucap Niki padanya sebelum ia menaiki bus tersebut.
"Iya. Dah sana" katanya, dan mengangkat lengan kanannya sebentar.
Tak lama, bus yang ia tuju pun juga datang. Ia segera memasukinya dan duduk hingga halte tujuannya tiba.
Yang Jungwon, putra yang lahir dengan dianugerahkan sebuah lesung pipit yang dalam dan sepasang mata yang indah. Keduanya memang menjadi daya tarik bagi seorang Yang Jungwon. Namun, hal yang paling ia syukuri adalah karena ia dilahirkan oleh seorang ibu yang kuat.
Karena ia melahirkan dan merawat Jungwon dengan baik, hingga ibunya tak sadar jika kondisinya melemah dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit.
[the One]
Setelah sampai di rumah sakit, ia segera memberi salam kepada perawat yang telah biasa ia temui disana.
Dan berakhir di depan kamar ibunya dirawat.
Lalu ia masuk dan memberikan salam.
"Ibu gak tidur?"
"Eh, nak. Duduk dulu sini" lalu Ibunya bergerak untuk duduk di bangsalnya lalu tersenyum kearah putranya.
"Ibu mau minum?" tanya Jungwon yang sudah bersiap di hadapan dispenser.
"Gak usah, ambil aja di gelas kamu. Kan baru sampe, kenapa Ibu yang disuruh minum?" ucap Ibunya dengan tawa kecilnya.
Lalu Jungwon hanya tersenyum dan terkekeh kecil kearah ibunya, lalu ia berjalan menuju Ibunya dengan lengan kirinya yang menenteng sepatu sekolahnya.
"Ibu udah makan?" tanyanya seraya duduk disamping ibunya.
"Udah. Kamu gimana udah makan?"
"Udah dong"
"Dihabisin gak?"
"Ibu ih, kayak Jungwon anak SD aja"
Mendengarnya, sentak membuat Ibu Jungwon tertawa melihat anak semata wayangnya yang tengah malu.
Setelahnya Jungwon menyenderkan kepalanya diatas bangsal yang ditempatinya. Lalu tak lama ibunya mengelus kepala anaknya yang gemas ini.
"Kok kesini? Bukannya biasanya besok? Emangnya gak capek langsung kesini?"
"Enggak, enggak capek."
"Niki gimana kabarnya? Tumben gak kesini lagi bareng dia?"
"Dia sibuk. Akhir-akhir ini banyak anak eskul yang lomba" jawabnya.
Sedangkan Ibu Jungwon hanya ber-oh dan mengangguk sebagai balasan.
"Jungwon keluar sebentar, sekalian mintain obat ibu lagi, kayaknya mau habis"
"Yaudah, jangan lama-lama tapi. Nanti kemaleman pulangnya"
Akhrinya Jungwon mengangguk dan beranjak untuk mengganti sendal dengan sepatunya tadi. Ia hanya ingin keluar mencari angin. Bahkan blezzer sekolahnya sudah ia lepas.
Tetapi, hal yang sebenarnya ia suka-tidak suka- berjalan disini karena di belakang rumah sakit ini berhubungan langsung dengan pantai yang juga cocok untuk pasien yang ingin menyegarkan pandangannya dari banyaknya alat-alat medis.
...
"Jangan lompat, jangan ngerepotin rumah sakit"
Sentak, orang yang dimaksud Jungwon menoleh kearahnya.
"A-apaan? Siapa juga yang mau lompat disini?" ucapnya tidak percaya.
"Terus ngapain deket-deket disitu?"
Orang itu menatap Jungwon tidak percaya, apa-apaan anak ini menuduhnya seperti itu.
"Wah, bener-bener. Lo kali yang mau lompat kesana"
"Ngapain? Gue masih mau hidup kali"
Di hadapannya, tampak seorang gadis dengan rambut panjang yang terurai menatap Jungwon dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dan gadis itu merasa orang yang baru ditemuinya ini sangatlah menyebalkan dan membuat mood nya semakin menurun.
Lalu ia berniat pergi dari sini.
"Ck"
"Gak usah ngomong hal kayak gitu, gue sensitif sama hal-hal kayak gini" ucapnya saat berpapasan disebelah Jungwon.
Sedangkan Jungwon, ia hanya menganggapnya angin lalu. Ia hanya ingin menatap ke arah langit tanpa pengganggu.
Lagipula ia juga tak ingin melihat orang yang akan bunuh diri disini.
Setelahnya, ia menatap langit senja dengan tatapan kosong. Deru angin laut menjadi temannya disini. Ia ingin hanya ingin menenangkan pikirannya disini.
Sebenarnya, tadi ia mendapat sedikit masalah di sekolah dan karena itu, ia ingin melepasnya disini sebentar.
"Eh?"
Namun, nampaknya hari tenang ini akan berakhir setelah ia merasakan sesuatu dibaik sepatunya.
Sebuah gelang.
Dan ia rasa, kisahnya disini akan dimulai.
ㅡTheOne
aesthxeckim
KAMU SEDANG MEMBACA
The One, Yang Jungwon.
Teen Fiction❝Sampai kapanpun aku tidak akan bisa menggantikannya❞ ㅡJungwon.