Bab 27

12 5 2
                                    

Shan sedang sibuk mempelajari file yang akan dibahas saat pertemuannya dengan klien nanti. Matanya fokus mempelajari file itu.

Tok tok tok

Shan mendecap kesal saat mendengar suara ketukan pintu.

“Masuk!” perintah Shan membuat orang yang berada di depan pintu Shan masuk kedalam ruangan Shan.

“Ngapain kesini?” tanya Shan santai saat melihat siapa yang datang.

Wanita itu menarik kursi dihadapan Shan dengan wajah sumringah.

“Cepetan, saya tidak punya banyak waktu!”

Wanita itu membuka tas selempang miliknya lalu mengeluarkan kertas bernuansa kuning dan hitam nan cantik dan mewah.

“Sesuai dengan perjanjian kemarin, setelah Kanaya berhasil operasi plastik, kita akan menikah dan sekarang undangannya sudah jadi, bagus gak?” tanya Elsa tersenyum.

“Terserah!”

“Coba liat ini sebentar saja, aku ingin minta pendapat kamu,” ucap Elsa sendu.

“Kamu denger gak sih! Terserah kamu!” bentak Shan membuat Elsa menangis didepannya.

“Bentar saja Shan,” ucap Elsa memohon.

“Saya bilang terserah ya terserah!!” Shan memukul meja kerjanya keras membuat Elsa ketakutan.

“ Saya tak punya banyak waktu!” ucap Shan lalu bangkit.

“Tak guna! Membuang waktu saya saja!” ucap Shan lalu berjalan meninggalkan ruangan.

Elsa hanya menatap nanar kertas undangan yang terletak di atas meja kerja Shan. Tangannya terulur untuk mengambilnya. Dia merasa hatinya sangat sakit ketika Shan membentak dirinya, belum saja menikah dengan Shan dia sudah mendapatkan perlakuan kasar dari calon suaminya.

Elsa mengambil kertas undangannya lalu pergi meninggalkan ruangan Shan.

Elsa menatap nanar kertas undangannya, ia tak mampu menahan air matanya. Air matanya jatuh membasahi kertas undangan yang mewah itu. Ia sangat menyayangi Shan, tapi tidak dengan Shan. Shan sangat membenci Elsa, calon istrinya. Pernikahan ini terjadi bukan karena cinta melainkan karena perjanjian.

15.00 WIB

Shan sudah selesai meeting. Sekarang, dia akan pergi menemui Kanaya. Dia akan mengajak Kanaya berbicara empat mata saja, ia ingin menjelaskan tentang kejadian malam itu. Meskipun Shan belum juga menemukan buktinya, tetapi Shan yakin lambat laun bukti itu akan terkumpul.

Shan mengambil kunci mobil dari saku celananya lalu berjalan menuju parkiran mobil.

Shan mengendarai mobil dengan kecepatan penuh namun masih mematuhi peraturan berkendara. Hatinya sangat takut jika Elsa memberi tahu ke Kanaya bahwa dia dan Elsa akan menikah. Sudah cukup Kanaya merasakan kehancuran kemarin, dia tak mau lagi menyakiti perasaannya.

15 menit kemudian.

Shan memarkirkan mobilnya didepan kantor Kanaya, ia membawa sebuket bunga mawar untuk diberikan ke Kanaya.

Tok tok tok!!

“Masuk!”

Shan melangkahkan kakinya mendekati Kanaya yang masih sibuk menatap laptopnya. Shan meletakkan buket bunga itu di meja Kanaya membuat Kanaya menatapnya.

Kanaya tersenyum tipis lalu kembali menatap laptop kerjanya.

“Nay aku bawa bunga buat kamu,” ucap Shan sambil menyodorkan buket bunga itu ke hadapan Kanaya.

Kanaya Andhira (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang