Prolog

10 4 0
                                    

Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka punya!  Kamu belum tentu punya, begitupun sebaliknya  Kamu punya! Mereka belum tentu punya.

[Unstoppable Tears]
Karya Siti Mahfuzatun Amira

Happy reading🌴

Zaigham, Ashmaan, Zaheen dan Shazad mereka semua nya berada di lapangan yang sangat luas dari kediaman Atharrazka. Ayah dari Zaheen.

"Zaheen," ujar Ashmaan.

"Kenapa?" tanya Zaheen yang menatap ke arah ke tiga sahabat nya itu.

"Lo yang kenapa?" sahut Gham.

"Nggak ada!" pungkas Zaheen.

"Serius! Lo lagi nggak ada masalah kan?" ujar Azad.

"Nggak ada!" ujar Zaheen.

Tiba-tiba Zaheen punya ide yang membuat sahabat nya menatap dengan tatapan kegembiraan tiada tara. "Kita ke Villa yuk, gue mau main kuda sama main panah di sana, kalian mau ikut nggak?" ajak Zaheen.

"Serius? Kalau gue sih oke aja lah, ya walau besok ada ujian dadakan," jelas Azad yang merasa itu hal yang biasa dia dapatkan, guru nya itu suka ngabarin di grup Whatsapp secara dadakan, baru saja dia dapatkan notif dari benda pipih yang dia pegang sedari tadi.

"Lah kok sama siih! Gue juga ada besok ujian B. Inggris," ujar Ashmaan.

"Kalau gue sih nggak ada, sabi lah besok," sahut Gham.

Azad itu kelas XI MIA 3, kalau Ashmaan kelas XI MIA 2 sedangkan Gham dan Zaheen di kelas XI MIA 1.
Sebenarnya mudah bagi mereka jika menginginkan 1 kelas, lahir dari kelurga terpandang membuat mereka sangat di hormati. Tapi kada kala nya mereka menginginkan sama dengan murid lainnya jika kakak beradik saja bisa di pisahkan kenapa mereka tidak dan jika seorang anak kembar juga dapat di pisahkan lantas kenapa mereka tidak.

"Jadi gimana pada mau nggak?" ajak Zaheen yang kedua kali nya.

"Mau nya kapan emang nya?" tanya Azad.

"Ya besok sore sih, sehabis pulang sekolah! Gimana?" ujar Zaheen.

"Setuju," ucap mereka kompak.

Keesokan harinya di mana mereka semua duduk di kantin sembari memakan makanan yang mereka pesan, orang-orang menatap nya dengan penuh kagum terlebih kaum hawa. Tapi tidak dengan satu wanita ini dia adik kelas yang baru saja masuk sekolah, sedang kan mereka baru saja naik ke kelas 12.

Wanita itu selalu mengunakan masker setiap saat, mata tajam nya tepat mengarah ke mata Zaheen sama hal nya dengan wanita itu Zaheen menatap nya.

"Zaheen!" panggil Azad.

"Zaheen!" panggil Azad yang kedua kali nya.

Tatapan Zaheen buyar sedangkan si adik kelas itu sudah lama berhenti menatap Zaheen. "Eh iya kenapa?"

"Lo yang kenapa? Lo lihatin siapa?" tanya Gham.

"Nggak ada, gue pergi ke kelas duluan ya," ujar Zaheen yang sudah berlari sambil melambai kan tangan nya.

Mereka ber tiga tahu siapa yang di tatap nya sahabat nya itu, Zaheen. Lantas mereka menghampiri adik kelas itu.

"Heeii kamu!"

Gadis itu menyadari kalau diri nya lah yang di panggil diri nya sibuk dengan pesanan teman nya itu.

"Wooii! Lo dengar nggak siih," ucap seorang perempuan yang tak lain ialah seorang kakak kelas perempuan yang populer juga di sana.

"Saya kak?" ujar Kashia yang tiba-tiba menoleh dan mencari sumber suara.

"Iya, lo nggak dengar mereka panggil lo!" ujar Zoeya.

"Siapa?" tanya Kashia dengan polos nya.

"Wooii lo tadi ngapain Zaheen heah! kok dia tadi liatin lo terus heah!!" ujar Gham dengan mata nya yang tepat mengarah ke sang adik kelas di depan nya.

Kekehan kecil yang di keluarkan Kashia membuat semua orang yang ada di kantin menatap nya tak percaya dan lihat saja nanti 1 sekolahan akan heboh hanya masalah hal seperti ini. "Mata nya menatap ku lebih dulu dan di saat kontak mata ku bertemu dengan mata elang nya aku sudah langsung pergi meninggalkan kontak mata di antara kami, tapi sayang dia punya masalah dan memutuskan untuk terus menatap padahal tidak ada yang dia tatap dengan perasaan senang," jelas Kashia yang berusaha tetep tenang.

"Apa?"

"Masih kurang paham!" ucap Kashia.

"Maksud lo apa heah!" emosi Azad.

"Baik, kak Zaheen betul nama nya? Saat ini dia sedang mencari jalan hidup nya, saat ini pula langkah nya terhenti oleh waktu dan orang-orang di sekitar nya. Satu hal yang kalian perlu ketahui jika dia marah maka dia mampu menyakiti orang-orang di sekitar bahkan diri nya sendiri," jelas Kashia ini mungkin hal yang aneh tapi seorang Kashia Qaseema Al Hasen dia sudah sering menemui seseorang yang seperti itu dan mudah bagi Kashia untuk mengatakan hal itu.

"Nggak mungkin, mana mungkin Zaheen mampu menyakiti diri nya sendiri yang karena nya hanya marah," sahut Ashmaan.

"Saat ini Alam merindukan permainan kak Zaheen," ujar Kashia dan langsung pergi begitu saja membuat ke tiga sahabat itu tercengang dan terdiam sejenak.

"Fix bakal jadi bahan bully  tuh cewe," ujar ketua osis yang melihat kejadian itu.

"Cari tau tuh cewe! dia kelas berapa!" titah Zoeya terhadap teman nya, Nisa.

"Siap,"

Seorang Kashia Qaseema  hidup di sebuah pingir jalan di rumah yang sederhana, masalah keungan dia atur secara teratur. Masuk dengan beasiswa full di sekolahan SMA 1 Andromeda, sekolahan yang terkenal dengan anak-anak yang cerdas dan keluarga terpandang, mungkin ini sulit bagi Kashia tapi dia yakin dia mampu akan hal itu. Dia sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk memulai awal dengan hal yang sederhana.

Waktu sudah menunjukan saat nya pulang, semua murid berhamburan keluar termasuk 4 bersahabat tersebut.

-

-

-

-

-

Hallo gaeeess gimana kabar nya? Baik? Semoga dalam keadaan baik-baik saja ya🤗

Oh iya udah ninggalin jejak belum? Kalau belum! klik bintang di bagian pojok ya😁

Ambil yang baik nya buang yang buruk nya🥰

Terima kasih banyak yang udah mampir😭😭

See you next part👋👋

Masih penulis pemula jika salah katakan lah dan kritik lah,  jangan menghina apalagi menghakimi.

Amira🌾






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unstoppable TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang