a

20 1 0
                                    

Nangisnya Anak Pertama Perempuan

Dia menyimpan banyak beban, namun tak mudah dia utarakan. Dia menyimpan banyak kepedihan, namun seringkali dia memilih diam.

Tertawa sekeras mungkin untuk menghibur diri. Mengokohkan bahu dan pundak nya di hadapan orang lain.

Yang dia sadari, mengeluh baginya adalah kelemahan. Tak berguna dan masalahnya tak terselesaikan.

Maka dalam sendirinya, dia menangis di kegelapan. Di hadapan Yang Kuasa dia utarakan seluruh kepedihan.

Dalam sendiri dia mencari solusi. Dia tak akan bergantung pada siapapun. Maka dia berjuang keras memecahkan masalahnya sendiri.

Wajahnya yang penuh dengan ketenangan, tak akan mudah menampakkan luka batinnya yang begitu dalam.

Namun dia memanglah anak pertama. Tak akan dengan mudah menyerah begitu saja. Berapa kalipun dia terjatuh, dia akan berjuang keras untuk segera bangun dan berlari.

Dia tau ada banyak yang mengharapkan. Maka tak akan dengan mudah dirinya mengecewakan. Tanggung jawab baginya adalah sebuah kewajiban.

Maka sekalipun batinnya terluka dalam, tangis di hatinya menyayat penuh penderitaan. Dia akan tetap tersenyum, setegar mungkin di hadapan orang lain dan berjuang untuk tak mengecewakan siapapun.

Bukan begitu wahai engkau anak pertama perempuan? 😊

Stay strong for everything ya 💪

.
Repost Riri Abdillah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NANGISNYA ANAK PERTAMA PEREMPUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang