Matahari pagi mulai mengintip di balik jendela kamar kecil sebuah apartement sederhana, meski tidak mewah tapi banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan didalamnya salah satunya adalah TIDUR.
Di dalam kamar tersebut hiduplah seorang wanita yang selalu saja gagal baik dalam pekerjaan maupun dalam dunia percintaannya, dia membenci kenyataan bahwa tidak satupun dari hari harinya berlangsung indah seperti milik orang lain.
Ya wanita itu adalah GUE.
My name is Jenni Park
and this is my StoryKRINGGGG KRINGGGG
Dengan mata yang sangat berat gw berusaha mencari sumber bunyi berisik yang tidak bukan dan tidak lain adalah alarm kuno yang diberikan nenek saat gw memutuskan untuk hidup mandiri.
Hari ini adalah hari yang paling penting buat gue. Karena hari ini gue akan memenuhi panggilan interview ke 12 kalinya setelah 11 perusahaan besar menolak memperkerjakan orang berkompeten seperti gue.
Gue adalah Jenni Park lulusan universitas administrasi penerbangan di salah satu universitas bergengsi di Indonesia, aneh kan ? Karna bokap gw adalah orang Indonesia.
"JENNI BANGUN WOIII UDAH JAM BERAPA NIH"-
Jangan kaget, dia adalah anak sahabat nyokap gw yang mau dijodohkan sama gw. Gue sih ogah ya, ga tau lagi kalau dia ngarep.
SUSAHNYA JADI ORANG CANTIK
Namanya Kentakun, orang tuanya pemilik pabrik seprei Kintakun.
Bukan guys gue cuma bercanda, namanya Kai, lebih panjangnya Kavins Jaden Kim. Panggil Kai aja lah ya ga usah keren keren, for your information dia ini sahabat gw dari kecil. Orang tua kita deket bahkan selekat nadi, mereka udah kaya saudara.
Berkebalikan dengan orang tua gue, nyokap kai adalah orang Indonesia. Bokap kai dulu pernah naksir sama nyokap gue, tapi ditolak karna sikapnya 11 12 kaya anaknya, si Kentakun ini.
"Lo ga bangun 5 menit lagi, gw bawa lo pulang ke Kapadakian"-kai
"Apaan coba kapadakian lu kira bolotan, yang bener Kapadokia Ogeb. Makanya klo nonton sinetron yang serius"-jenni
"Iya itu maksud gue, udh buruan mau dianter kaga sih. Lu kan tau jakarta macet Shay"-kai
Gw memutuskan untuk tidak menjawab omelan Kai dan bergegas untuk mandi karna gue juga ga tahan sama macetnya Jakarta.
Wait....wait...... sebelum terjadi kesalahpahaman, gue sama Kai ga tinggal bareng. Kita memang satu gedung apartemen tapi beda lantai, jadi gw ga mau kalian overthinking mikir yang aneh aneh tentang gue dan Kai.