"Mara, gue cape deh," ucap Harsa pada teman se popok an nya yang sedang sibuk mengetik tugas.
Mara menoleh kearah temannya itu, "Cape kenapa Sa?" tanyanya memperhatikan wajah lelah Harsa.
Harsa menggeleng, "Gatau Mar, gue akhir-akhir ini kayak capek gitu. Mana duit gue dah tinggal buntut nya doang, belom lagi utang bokap nyokap. Capek banget Mar gue idup begini terus, " keluh Harsa membaringkan tubuhnya di atas ranjang berderit Mara.
Temannya itu mengangguk, "Kali ini udah yang keberapa kali Sa? " tanya nya lagi. "Tiga kayak nya Mar, " Jawab Harsa lelah.
"Kalau gitu lu harus bertahan lagi buat rasa lelah yang ke tiga ini. Inget, indomie gue masih ada se box, mana itu gue beliin rasa favorit lu lagi, abisin dulu indomie gue. "
Ucapan Mara membuat anak itu tertawa, sahabat senyawa nya ini memang selalu memberi alasan agar ia tak pergi duluan.
"Iya dah, sayang nanti di akhirat kali aja gak ada yang jualan indomie. Gue abisin tapi nanti lu beliin lagi ya? " Goda Harsa lalu memeluk teman nya dari belakang.
Mara mendengus, "Kayaknya lu stress nya boongan deh, lu cuma mau nguras stok mie gue doang kan? Ngaku lu kere! " Maki Mara lalu menoyor kepala Harsa.
Entah sampai kapan mereka akan hidup hari demi hari seperti ini, tanya jawab perihal kematian seperti hal biasa untuk kedua sahabat yang sama-sama lelah tentang dunia.
Bergantung satu sama lain adalah jawaban untuk tetap kuat, tapi bagaimana bila sudah tak ada tempat bergantung?
✦
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〔Saksara Harsa〕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
