[Chapter 3]

1.5K 274 109
                                    

Semua berawal dari ibunya. Sang ibu sedang 'dengan santai mengunjungi Seoul' dan bertanya (baca: memohon) agar Heeseung makan siang bersama dengannya. Sejujurnya, Heeseung sangat menyayanginya, dan tentu saja sangat senang untuk bertemu dengannya (dan mendapat makanan gratis), jadi ia sama sekali tak mengerti mengapa sang ibu harus mencari-cari alasan untuk bertemu dengannya.

Ia hanya dibesarkan oleh sang ibu. Semenjak kecil, hanya beliaulah sosok yang selalu ada, sosok permanen yang menjadi sandarannya. Ketika pergi meninggalkan rumah pun, Heeseung selalu bertukar pesan dengannya setiap hari agar ia tak kesepian.

Jadi, untuk mempersingkat cerita, mereka akhirnya pergi makan siang.

Ada sebuah tempat makan favorit sang ibu yang juga sering dikunjungi oleh Heeseung. Mereka selalu memesan menu yang sama; sang ibu yang memesan Tenderloin Steak dengan kentang, dan ia yang memesan Fettuccini, serta dua gelas Lemonade untuk mereka berdua.

Percakapan mereka selalu dimulai dengan diskusi tentang ekonomi, politik dan segala hal yang sedang terjadi pada dunia, sebelum mulai bergeser pada hal-hal yang lebih pribadi.

"Oh, Heeseungie!" Ibunya memandangnya dengan mata yang berbinar. "Kamu inget temen eomma, Sash? Yang pindah dari Eropa atau Afrika gitu, eomma lupa. Apa Swiss ya? Atau Finlandia? Finlandia sih kayaknya, iya ngga yah? Ah, pokoknya Sash ini mutusin buat buka toko bunga, dan eomma inget kalau kamu tertarik sama taneman, jadi...eomma bawa sesuatu buat kamu."

Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam totebag yang ia bawa, sebuah tanaman yang memiliki sangat banyak daun. Heeseung menatap tanaman itu dengan bingung hingga kepalanya miring. "Pertama-tama, eomma, aku yakin Sash ahjumma sebenernya dari Roma. Lalu, yang kedua...ini apa?"

"Ini Begonia! Oh, ini sangat cocok untukmu, Seungie-ah. Tanaman ini suka daerah yang minim cahaya jadi tak akan jadi masalah kalau kamu taruh di kamar sempit mu itu. Pokoknya, jangan sampai dia kekurangan air aja. Kalau ngga salah, Sash manggil tanaman ini...U485?" ibunya mengangguk setelah mengatakan semua yang ia ingat.

Heeseung tak begitu yakin. Begonia itu tanaman berbunga...iya kan? Ia tak memiliki rekam jejak yang bagus dalam merawat tanaman berbunga. Dan Begonia ini juga agak sedikit...aneh. Atau mungkin dia sudah terlalu terbiasa dengan penampilan Maranta Tisu dan Kaktus Mawarnya yang lembut dan indah. Tetapi dedaunan Begonia yang bergerigi dengan tonjolan warna-warni yang aneh mengingatkannya pada alien.

Ia memandangi tanaman itu, memutarnya untuk melihat dari segala sisi, dan baru saja akan berpikir bagaimana caranya menolak tanaman itu dengan halus, ketika matanya menangkap sesuatu. Tidak mungkin...

"Heeseungie?" ibunya menatapnya dengan bingung. Heeseung buru-buru menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan pemikirannya dan kembali berbincang dengan sang ibunda, berusaha tak membayangkan apa yang baru saja ia lihat di antara dedaunan Begonia itu.

[]======[]

Lebih tepatnya, ia berusaha melupakan apa yang ia lihat itu hingga akhirnya kembali ke dalam mobil untuk pulang.

Karena kini ia telah sendirian dan sang ibu sudah pulang, serta yakin kaca mobilnya cukup gelap dari luar, ia memutar tubuhnya menghadap kursi penumpang di sebelahnya, menjatuhkan pandangannya pada Begonia itu. "Hey, kamu aman sekarang. Apa kamu masih di sana? Aku liat kamu tadi."

Tangan mungil yang mulus menjangkau keluar dari antara dedaunan, disusul oleh sebuah tubuh dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Harusnya, Heeseung sudah tidak kaget lagi akan fisik dan penampilan peri yang sangat indah, jauh melebihi manusia, namun pendatang baru itu masih tetap membuat nafasnya tercekat. Manik mata gelap terbuka lebar menatapnya, warna kulitnya tidak seputih Sunghoon atau se gelap Jaeyoon, tepat diantara keduanya menurut Heeseung. Rambutnya sedikit kecoklatan dan bibirnya terlukis indah seperti bibir boneka. Di punggungnya, sepasang sayap berwarna biru dongker yang hampir transparan melengkapi keanggunannya.

✔ HEESEUNG DAN CALATHEA [Heeseung Harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang