07.00
"Lapor pak!, Kami dari team penyelidikan A01 izin melaporkan hasil penyelidikan kami" Tampak sorang petugas sedang dalam posisi hormat sembari mengucapkan sebuah kalimat.
Di sisi lain...
"Ahhh, bosan bosan bosan bosan..., Kenapa kali ini juga..., Apa memang mereka seculun itu sampai tak bisa melihatnya?, ayolah..., Aku sudah membuat clue di insiden kali ini tapi kenapa kalian tetap tak bisa melihatnya..."
Layar komputer tampak mulai meredup seakan-akan ketakutan dengan tatapan pria yang menggunakannya. Tampak sebuah rekaman CCTV yang sedang di lihatnya, di dalam rekaman tersebut tampak latarnya adalah di sebuah ruangan dalam gedung PKITS+ (Penyelidik Kasus dan Insiden Tingkat S+)Dari komputer pria tersebut beralih ke hp nya dan mulai mengetik nomor telepon seseorang. Tak butuh waktu lama, teleponnya pun tersambung.
"Udah deh, gak usah nelpon gue kalo hasilnya nihil, Ryo!" Ucap pria dari sambungan telepon geram.
"Aku mundur aja deh, bosan. Aku kira kalau kita buat beberapa insiden terakhir dengan meninggalkan clue, mereka akan sadar dan nangkap kita..., Tapi ternyata segitu jeniusnya kita sampai-sampai mereka tak bisa menyadari penyebab dari insidennya..." Ryo mengucapkan kalimatnya dengan nada lirih dengan napas terengah-engah.
"Dasar masokis lu! Kalo segitunya pengen di tangkap PKITS+ kenapa gak langsung Dateng aja ke kantornya? Tinggal bikin keributan aja langsung di depan petugasnya kan bisa..."
"Kamu bodoh atau gimana sih, Ziek Willion?..., Kalo aku segampang itu nyerahin diri ya gak seru dong. Lagian tugas mereka kan menyelidiki dan menyelesaikan kasus, jangan sampai makan gaji buta dong, hhehe" pria dengan nama lengkap Ryozie Wiven itu pun terkekeh sembari menutup saluran teleponnya. Dan kembali beralih ke komputernya.
"Yare yare..., Apa memang mereka tak sanggup memecahkan kasus ini atau bagaimana sih?, Padahal kan dari clue nya aja udah jelas..." Gerutu Ryo dengan tangan yang sibuk mencari sesuatu, dan di dapatkannya sebuah bingkai foto yang menampilkan gambar 5 orang remaja.
Fiuhhhh
"Lagian kamu kenapa harus lama sih datangnya, Voerz Willion..." Ryo mengawali kalimatnya dengan helaan napas yang cukup berat. Dari foto ia pun kembali beralih ke komputernya yang tampak menerang dengan sendirinya.Dari layar komputernya tampak rekaman CCTV dari lantai bawah gedung keamanan PKITS+. Dari sana tampak seorang wanita berambut panjang dengan warna putih perak itu sedang mencoba untuk melawan petugas di dalamnya yang mencoba untuk menahan si wanita agar tidak dapat memasuki batas pintu yang ke- 2 di lantai satu gedung tersebut. Bak tak ingin di sentuh seekor anjing, wanita itupun mengeluarkan rantai bajanya untuk melawan seluruh petugas yang sedang berkumpul untuk menangkap nya.
Tak ada satu gerakan pun yang sia-sia, wanita itu melawan seluruh petugas terlatih yang berjumlah hampir 20 orang seorang diri. Dengan senyum tipis ia seperti mengatakan suatu kalimat namun tak dapat terdengar oleh Ryo karena suara wanita tersebut terlalu pelan. Tak melupakan tujuan awalnya, wanita berambut panjang dengan warna perak itupun mengibaskan rambutnya yang terlihat sangat bersinar dan mencoba untuk membuka lapisan pintu ke- 2 yang belum sempat ia buka karena di halangi para petugas yang ada di lantai satu.
Dengan langkah perlahan ia mencoba untuk membuka dan mulai memasuki ruangan selanjutnya, bak bertualang untuk menaklukan dungeon yang di penuhi monster, ia memandang sekeliling dengan hati-hati dan mulai melangkah menuju lapisan pintu ke-3 di lantai satu. Netranya kini berhenti melirik ke kanan dan kiri maupun belakang, ia hanya fokus melangkah maju dengan senyum yang berubah menjadi tawa licik seiring langkahnya. Dengan tangan yang mengepal ia meninju pintu lapisan ke-3 yang lebih tebal dan kuat dari pintu sebelumnya yang ia lewati.
Pintu tersebut terpisah dari engselnya, namun tidak terjatuh seperti ada yang menahannya untuk tetap berdiri. Tanpa ampun, seseorang di balik pintu tersebut langsung mendorong pintu baja yang terbilang cukup tebal itu ke arah depan sehingga menghempaskan wanita yang ada di baliknya. Merasa cukup dongkol, pria dengan rambut hitam dengan mata merah
pun langsung berjalan dari arah depan menuju wanita yang sedang mengeluarkan banyak darah karena tertusuk gagang pintu yang sempat patah sehingga memunculkan bagian yang tajam.
Bak di hampiri malaikat maut, wanita berambut perak yang sedang sekarat tersebut hanya bisa menengok ke arah kamera CCTV yang rekamannya sedang di tonton oleh Ryo dan mengucapkan kalimat yang tak bisa di dengar oleh Ryo melalui komputernya. Ryo hanya dapat membaca gerakan mulut wanita tersebut yang mengakhiri kalimatnya dengan gigitan di bibirnya sehingga mengalirkan darah. Seperti menyadari sesuatu, pria yang menodongkan pistol ke arah Wanita yang telah di buat sekarat itu beralih ke CCTV dan menembaknya hingga ke seluruh CCTV yang ada di ruangan tersebut.
Ryo yang kini hanya melihat bintik-bintik putih dan hitam yang muncul di layar komputernya pun tanpa sadar menggigit bibirnya hingga mengeluarkan darah, dan dengan napas terengah-engah yang di dampingi dengan keringat di sekujur tubuhnya, ia meraih handphone nya dan menekan salah satu nomor kontak yang di simpannya. Saat tau telepon nya sudah terhubung, ia pun langsung mengucapkan kalimat dengan iringan suara napas yang menderu.
"Voerz..., Ne..y..Neyzie..."
Bersambung...(☞^o^) ☞
Hallo nainwanwan ada yang baca cerita saya nih, pasti gabut...(●__●)
°
°Sehabis baca jangan lupa vote ma komen bro/sis, kan gratis tinggal klik(・∀・)
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you see that?
Teen FictionDari semua insiden dan kejadian aneh yang Voerz timbulkan ini, tak ada yang dapat melihatnya atau bahkan menyadarinya. saat mencoba untuk menyelidikinya, cobalah untuk berhati-hati dan jangan sampai kau mendengar kalimat ini... "Do you see that?" "...