ix.

257 27 1
                                    

Miyeon mendudukkan dirinya disebrang jihyo. Mata perempuan cantik itu sudah terlihat cemas. Jujur jihyo tidak tega pada miyeon jika seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi.

"Putramu-"

"Hera kumohon..."

Jihyo menatap miyeon dengan pandangan bersalah. Tatapan kehilangan yang pernah jihyo lihat sudah hilang. Ia sempat melihat binar kebahagiaan didalam manik miyeon. Namun saat mereka bertemu, tatapan itu berubah menjadi rasa cemas.

"Aphrodite...putramu bukanlah keturunan dewa lagi, lalu bagaimana jika dia mencelakaimu?"

Miyeon menggeleng ribut, tangannya menggenggam erat tangan jihyo yang berada diatas meja. Mata dewi kecantikan itu sudah berkaca kaca. Cukup, jihyo tidak bisa melakukan hal kejam pada aphrodite jika seperti ini.

"Aku juga takut kehilangan putraku aphrodite...dia juga terlibat dalam hal ini. Aku tidak bisa membantah daniel."

"Lalu apa salahnya jika kita melindungi putra kita dari suami mu hera? Poseidon bahkan tak keberatan."

Jihyo nampak berpikir sejenak saat mendengar ucapan miyeon. Benar, poseidon (minhyun) tidak keberatan dengan keputusan sang keponakan karna wu khandra tak sepenuhnya bersalah. Tapi kenapa suami nya sangat menentang itu?

"Kekuasaan zeus akan jatuh ke tangan jenggala jika peperangan terjadi."

Keduanya menoleh ke sumber suara dimana seseorang dengan dress hitam itu muncul dari dekat pintu.

"Lilith?!"

"Aku hanya berkunjung untuk mencari yusangga, tapi sepertinya anak itu sedang berada ditempat poseidon."

Perempuan cantik dengan dress hitam itu mendudukan dirinya lumayan jauh dari hera dan aphrodite. Mengingat dia bukan kalangan dewa yang terkenal dengan ribuan tanda dosa pada tubuhnya.

Pengikut lucifer tak di pernah dibedakan disini namun beberapa pandangan menolak para pengikut lucifer termasuk hera (awalnya) sebelum lilith pernah menyelamatkan jenggala dari kematian yang disebabkan oleh daniel.

. heaven or hell - sanwoo//woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang