Kisah cinta sepasang insan manusia yang dipermainkan oleh semesta.
Manusia tak bisa memilih dengan siapa mereka akan berbagi cinta, hanya takdir yang punya kuasa.
Begitu juga dengan Ohm dan Nanon, dua insan manusia yang terjebak dalam permainan seme...
A/N: Hai hai OhmNon Shipper... jumpa lagi ama Terong 🥰
Akhirnya update lagi chapter 2, maap kalo rada lama 🙏😣
Terong ga bosen2ngucapin tengkyu buat yang udah vote dan baca "Just Friend", makasih banget!! 🙏🙏
Seperti biasa,yang mau Vote, atau Share mah bebas... yang penting kalian enjoy.
Selamat menikmati 😋
TW // slight 🔞
===
CHAPTER 2
Sebuah mobil SUV hitam nampak menembus keramaian kota, melesat melintasi jalanan yang dipenuhi oleh orang orang yang akan memulai harinya. Lalu lintas nampak padat hari ini, mobil dan motor lalu lalang menimbulkan suara bising yang khas. Sungguh berbanding terbalik dengan situasi di dalam mobil, Nanon terlihat duduk diam membisu disamping Pawat yang fokus di belakang kemudi, hanya ada suara musik yang menemani.
Tak ada percakapan diantara mereka sejak berangkat tadi, masing masing sibuk dengan pikiran yang berkecamuk di kepala mereka.
"Kita langsung ke kantor mas?" Tanya Pawat memecah kesunyian. Tak ada respon dari mahkluk manis disampingnya. Si penumpang hanya terdiam seakan tak mendengar.
"Mas?" sebuah panggilan lembut menyadarkan Nanon dari lamunannya.
"Eh iya, apaan?"
"Ini mau langsung ke kantor?" ulang Pawat.
"Emang mau kemana lagi?"
"Ngg... Siapa tau mau mampir makan dulu. Mas kan belum sarapan tadi."
Sontak Nanon merasa wajahnya menghangat, mengingat dirinya dan Pawat tadi terbangun dan mengawali hari dari ranjang yang sama.
"Umm iya, laper..." ucapnya lirih sembari reflek memegang perutnya.
Pawat tersenyum kecil melihat tingkah si manis yang terlihat menggemaskan. Sungguh berbeda dengan sosok Nanon yang tadi malam mendesah bersamanya.
"Mau makan apa mas?"
"Terserah."
"Mas mau makan nasi atau yang ringan aja?"
"Umm..."
"Deket sini ada bubur enak banget, Mas suka bubur?"
"Suka."
"Ada juga nasi ayam langganan anak anak kantor. Atau mas mau itu aja?"
"Boleh"
"Jadi mau yang mana mas?"
"Can you stop calling me Mas?!" seru Nanon tiba tiba, "Lo kaya Bu Jen, tau ga!" sungut pria manis berkemeja biru muda itu dengan sebal.
"Ya abis gimana dong, kan mas atasan saya." jawab Pawat bingung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
